Bagian 15 : Patrisyia

34 6 0
                                    


Everyia dan teman-temannya terbang mengikuti Patrisyia. Mereka sampai di depan sebuah sungai yang sangat besar.

"Katakan apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan bahwa aku adalah Natller pelengkap?" tanya Patrisyia.

"Kudengar seorang Natller bisa mengendalikan hewan dan tumbuhan. Jadi aku mau kau memanggil beberapa kuda untuk datang ke sini," ucap Jefri.

"Hanya itu?"

"Ya."

"Baiklah."

Patrisyia tersenyum kemudian ia menggerakan jarinya ke atas, kemudian memutarnya. Butiran cahaya berwarna hijau terang tiba-tiba muncul dan mengelilingi jari Patrisyia. Kemudian Patrisyia menempelkan jarinya ke tanah, sedetik kemudian tanah langsung bergetar. Beberapa kuda langsung berlari menghampiri Patrisyia.

"Kuda yang pintar," ujar Patrisyia sambil mengelus kepala seekor kuda berwarna putih yang kini berdiri di depannya.

"Butuh bukti lagi?" tanya Patrisyia tanpa menatap Everyia dan teman-temannya.

"Tidak. Kami sudah puas dengan bukti yang kau berikan, maaf karena kami meragukanmu," ucap Samuel sambil menundukkan kepalanya. Daniel dan Jefri yang juga merasa bersalah ikut menundukan kepalanya.

Patrisyia berhenti mengelus kepala kuda itu saat seekor burung hinggap di pundaknya cukup lama kemudian pergi, ia kemudian berjalan mendekati Everyia. Dia tersenyum pada gadis itu kemudian merangkulnya.

"Aku akan mengajarimu semuanya, agar kau bisa menjadi Nermentgest yang sempurna dan bisa mengalahkan Penyihir Kerya. Kemudian kau bisa bertemu dengan sahabat-sahabatmu lagi," ucap Patrisyia sambil tersenyum pada Everyia.

"D-dari mana kau tahu?" tanya Everyia.

Patrisyia melepaskan rangkulannya, ia berdiri di depan Everyia. "Seekor burung memberi tahuku," jawab Patrisyia saat seekor burung hinggap di jarinya.

"Apa kau mau langsung belajar hari ini?" tanya Patrisyia.

"Tentu saja," jawab Everyia dengan semangat.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita mulai latihanmu. Latihanmu hari ini akan di mulai dengan elemen air, apa kau setuju?"

"Ya, aku setuju. Aku sudah cukup bisa mengendalikan elemen air, jadi aku tinggal menyempurnakannya saja."

"Bagus. Berdirilah ke tengah sungai."

Everyia mengangguk kemudian dia segera terbang kemudian berdiri di sebuah batu yang berada di tengah sungai. Sementara Samuel, Daniel, Jefri dan Tice mereka berdiri di pinggir sungai mengamati Everyia.

"Ingatlah, ketenangan yang utama," ucap Patrisyia.

"Tutup matamu, dengarkan baik-baik arus air. Rasakan ketenangan air, gunakan hatimu bukan pikiranmu," tambah Patrisyia lagi.

Everyia menutup matanya, dia mendengarkan air yang mengalir. Dia merasakan ketenangan yang amat dalam, suara arus air memenuhi telinganya. Dia bahkan bisa merasakan seberapa tenang air mengalir di sungai itu.

'Pusaran air,' lirih Everyia di dalam hati.

Semua membulatkan matanya saat melihat sebuah pusaran air yang sangat besar tiba-tiba berada tepat di depan Everyia. Aliran air dari sungai terangkat dan menutupi tubuh Everyia kemudian membawanya masuk ke dalam pusaran air yang sangat besar, tapi tiba-tiba pusaran itu menghilang bersamaan dengan tubuh Everyia yang sudah tidak terlihat lagi. Samuel hendak melangkah mendekati sungai. Ia merasa khawatir, tapi Patrisyia menahannya.

"Ini tidak akan berbahaya, dia yang menginginkannya," ucap Patrisyia.

"Em, baiklah."

Beberapa saat kemudian pusaran air kembali muncul, tapi tiba-tiba ada air mancur keluar dari dalam pusaran air itu dengan Everyia yang berdiri di atas air mancur itu. Samuel menatap Everyia dengan kagum.

EVERYIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang