Bagian 2 : Bisa mengendalikan air?

64 9 0
                                    

#BLPwritingmarathon

Gadis bernama Everyia itupun memulai latihannya, dia beberapa kali melayangkan pukulannya ke beberapa arah. Tak lupa dengan beberapa kali tendangan dan sesekali tendangan berputar, dia bergulat dengan angin. Walaupun batu tempat Everyia berdiri tak terlalu besar, tapi itu tidak membatasi gerakannya.

Dia terus mengulang-ngulang gerakannya. Dia mengangkat tangannya tidak terlalu tinggi, ia hendak melakukan gerakan melompat dan berlari di udara, tapi tiba-tiba air yang ada di sungai itu terangkat ke atas dan berada tepat di depan Everyia.
Everyia yang kaget langsung menurunkan tangannya dan menutup mulutnya tak percaya.

Bersamaan dengan itu, air yang tadi terangkat tiba-tiba saja terjatuh, pakaian Everyia menjadi basah karena terkena percikan air yang jatuh itu. Everyia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya. Dia pun langsung mencoba lagi, dia mengangkat tangannya secara tiba-tiba dan cukup tinggi.

Air di sungai itu kembali terangkat dan kali ini lebih tinggi dari pada yang sebelumnya, bahkan sangat tinggi. Mata gadis itu kembali membulat walaupun dia sudah melihat kejadian yang sama beberapa detik yang lalu, tapi tetap saja dia merasa kaget apalagi itu lebih tinggi.

Spontan gadis itu menurunkan tangannya, air itu juga ikut terjatuh. Tubuhnya basah kuyup, bahkan dia ikut terjatuh ke dalam sungai. Dia berusaha berenang dan kembali naik ke atas batu tempatnya berlatih sedari tadi.

"Kenapa air itu bisa terangkat?"

"Apakah aku bisa mengendalikan air? Tapi bukankah hal itu mustahil? Bukankah hanya para penyihir dan keturunan kerajaan yang memiliki kekuatan, tapi kenapa aku memiliki kekuatan dan bisa mengendalikan air?" tanya Everyia pada dirinya sendiri.

"Apa aku harus mencobanya lagi? Kurasa iya, tapi kali ini aku harus berkosentrasi agar aku bisa mengendalikannya dengan sempurna," gumamnya.

Dia kembali mencoba, dia berdiri di atas batu itu. Dia mengangkat tangannya secara perlahan, air yang ada di sungai itu kembali terangkat. Kemudian dia menggerakkan tangannya ke arah kanannya, kemudian dia menggerakan tangannya membentuk lingkaran.
Air yang ada di sungai itu mengalir naik dengan indah mengikuti gerakan tangan gadis itu.

Everyia mengunci gerakannya sejenak, dia menikmati keindahan air sungai yang membentuk lingkaran itu. Tangannya yang mulai kelelahan tiba-tiba turun dengan sendirinya, air itupun terjatuh kembali ke sungai bersamaan dengan tubuh Everyia. Dia berenang ke pinggir sungai dan bertanya-tanya tentang apa yang baru saja dia lakukan.

"Aku harus menanyakannya pada ayah dan ibu, mungkin saja mereka tahu. Atau mungkin kekuatan ini menurun dari mereka? Ayah kan seorang panglima, mungkin saja dia memiliki kekuatan dan itu menurun padaku. Aku harus menanyakannya!"

Gadis itu berlari kemudian segera menaiki kudanya dan kembali ke rumahnya untuk menanyakan tentang apa yang baru saja terjadi.

                                   ***

Seorang gadis dengan tubuh yang basah kuyup berlari memasuki sebuah rumah dengan tergesa-gesa, dia menyebar netranya mencari seseorang yang akan menjawab sebuah pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Seorang wanita paruh baya menghampiri gadis yang basah kuyup itu.

"Kenapa kau terlihat bingung dan kenapa bajumu basah?" tanya wanita paruh baya bernama Niylan itu.

"Saya akan menjelaskannya, tapi ibu harus menjawab pertanyaan saya dulu," ucap Everyia.

"Ibu yang lebih dulu bertanya! Jawablah pertanyaan ibumu ini."

"Baiklah, saya akan menjawab pertanyaan ibu. Saya basah karena saya ...  tidak sengaja mengendalikan air," jelas Everyia.

"Mengendalikan air!?" Everyia mengangguk mantap.

"Jangan bercanda, Ev! Kamu tidak memiliki kekuatan, bagaimana mungkin kamu bisa mengendalikan air," ucap Niylan.

"Saya tidak bercanda, ibu. Saya bisa mengendalikan air," bantah Everyia.

"Bukankah ayah juga memiliki kekuatan? Dia juga anggota kerajaankan, jadi pasti kekuatan ayah menurun pada saya," ucap Everyia lagi.

"Ayahmu hanya seorang panglima, dia bukan anggota kerajaan, jadi dia tidak memiliki kekuatan. Dia hanya memiliki tenaga dalam bukan kekuatan, jadi sangat mustahil bagimu untuk memiliki kekuatan!"

"Saya benar-benar bisa mengendalikan air, bu."

"Bukankah tadi ibu sudah mengatakan padamu, ibu tidak suka kamu berbohong!" ucap Niylan kemudian melangkah menjauhi putri tunggalnya itu.

Gadis itu mendadak lesu, dengan langkah gontai gadis itu berjalan memasuki kamarnya. Dia langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di atas kasur empuknya, bayangan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu masih terputar di dalam pikirannya.

"Kenapa aku bisa mengendalikan air, yah? Padahal ayah ataupun ibu tidak memiliki kekuatan sedikitpun, jadi dari mana aku bisa mendapatkan kekuatan seperti ini?" tanya Everyia pada dirinya sendiri.

                                 ***

Seorang wanita paruh baya sedang mondar-mandir di depan pintu kamarnya, wajahnya terlihat bingung bercampur panik. Dia sedang menunggu sang suami pulang. Sebuah ketukan pintu mengagetkannya, dia langsung membuka pintu itu, ternyata orang yang di tunggunya telah datang.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Panglima Sky pada sang istri.

"Cepat ikuti aku," ucap Niylan sambil berjalan mendahului sang suami.

Panglima Sky mengikuti sang istri ke sebuah ruangan, saat sampai di ruangan itu. Niylan langsung menutup pintu dan mengunci pintu ruangan itu, dia menatap tajam sang suami.

"Jawab pertanyaanku dengan jujur! Di mana kau menemukan Ev?" tanya Niylan.

"Kenapa kau bertanya seperti itu, bukankah sejak awal aku membawa Ev ke rumah ini aku sudah mengatakan padamu bahwa Ev aku dapatkan dari seorang petani. Dia  memberikan bayinya kepadaku," jawab Panglima Sky.

"Sudahku bilang, jawablah dengan jujur! Jika benar Ev hanya anak seorang petani, bagaimana mungkin dia memiliki kekuatan!" ucap Niylan.

"Maksudmu?"

"Ev mengatakan padaku kalau dia bisa mengendalikan air."

"Tidak mungkin hal itu terjadi. Everyia tidak mungkin memiliki kekuatan, dia pasti hanya bercanda atau mungkin dia berbohong."

"Aku merawatnya sejak dia kecil. Jadi aku sangat mengenalnya, Sky. Aku tahu kapan dia sedang jujur dan kapan dia sedang berbohong, dan tadi saat dia mengatakan itu. Wajahnya memperlihatkan bahwa dia sedang jujur, jadi katakan padaku dimana sebenarnya kau menemukan Ev."

"Jika kau benar-benar ingin tahu, aku akan mengatakannya. Sebenarnya ... bukanlah seorang petani yang memberikan Everyia kepadaku. Aku menemukan Everyia saat perang selesai. Aku menemukannya di pinggir jurang di perbatasan kerajaan kita," jelas Panglima Sky.

"Di pinggir jurang?" Panglima Sky mengangguk.

"Jadi ... ada kemungkinan kalau Everyia benar-benar memiliki kekuatan dan bisa saja dia putri dari sebuah kerajaan," ucap Niylan.

"Aku tidak tahu."

"Sky, aku tidak mau kehilangan, Ev. Aku mohon jagalah dia, jangan biarkan dia diambil oleh orang lain walaupun orang itu adalah orang tua aslinya," ucap Niylan sambil menatap sang suami sendu.

"Aku akan mengusahakannya istriku."

                                ***

"Besok adalah hari pelantikanku, aku berharap semuanya berjalan lancar, tapi ... ibu dan ayah akan menghadiri pelantikan itu atau tidak? Ayah kan seorang panglima, tidak mungkin dia tidak menghadiri pelantikanku. Jika ayah dan ibu benar menghadiri pelantikanku, berarti penyamaranku harus benar-benar sempurna," gumam Everyia.

Bersambung.....

EVERYIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang