Seorang gadis sedang terbaring lemah di atas sebuah ranjang, beberapa orang mengelilinginya dan menatapnya dengan sayu, bahkan ada yang meneteskan air mata. Saat mata gadis itu perlahan terbuka semua yang ada di ruangan itu langsung tersenyum bahagia. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya, ia menatap seorang gadis yang berdiri di sampingnya sambil menangis."P-patrisyia," lirih Everyia.
Gadis bernama Patrisyia itu langsung menatap Everyia dengan mata yang berbinar-binar. "Iya, ini aku Ery. Kau tidak apa-apakan?" tanya Patrisyia khawatir.
"Aku tidak apa-apa," jawab Everyia setelah dirinya mengubah posisinya menjadi duduk. "Entah kenapa rasanya energiku dan tubuhku kembali pulih, padahal tadi energiku sudah habis dan tubuhku sudah benar-benar lemah," ucap Everyia bingung.
"Aku mengobatimu dan memberimu air dari sungai pelangi, jadi energi dan tubuhmu cepat pulih." Ucapan Patrisyia menjawab pertanyaan yang ada di pikiran Everyia.
"Jadi kau datang ke sini untuk mengobatiku?" Patrisyia mengangguk. "Kau sangat baik," lirih Everyia sambil mendekap tubuh Patrisyia.
"Aku adalah sahabatmu, jadi aku pasti akan mengobatimu walaupun kau berada di tempat yang sangat jauh," ucap Patrisyia membalas pelukan Everyia.
Everyia melepaskan pelukannya ia menatap Patrisyia sendu kemudian menunduk. "Syia," panggil Everyia lirih.
"Ya."
"Aku sudah menyelesaikan misiku, tapi aku belum bertemu orang tua kandungku. Aku juga belum bertemu orang tua angkatku, aku merindukan mereka," lirih Everyia.
"Kami di sini sayang." Sepasang suami istri berjalan menghampiri Everyia, gadis itu mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ia langsung memeluk sepasang suami istri itu dengan erat.
"Ibu, ayah. Aku sangat merindukan kalian," ucap Everyia kemudian melepaskan pelukannya. "Bagaimana kalian bisa berada di sini?" tanya Everyia.
"Coba tebak," ucap Patrisyia.
"Kau yang membawa mereka ke sini?" Patrisyia mengangguk. Everyia langsung memeluk Patrisyia erat. "Kau sangat baik."
"Kau tidak perlu memujiku. Kau sudah menyelesaikan misi yang besar dengan hebat, jadi kau juga harus mendapatkan sebuah hadiah yang tak kalah hebatnya," ucap Patrisyia.
Everyia melepaskan pelukannya ia menatap sahabat barunya yang kini sedang cengengesan, membuatnya mengernyit. "Kenapa?"
"Aku hanya bisa membawa orang tuamu, sedangkan sahabat-sahabatmu aku tidak bisa menemukan mereka. Kata orang tuamu mereka sedang pergi ke negeri tetangga, tapi aku tidak pergi ke negeri itu karena aku tidak tahu letaknya," ucap Patrisyia cengengesan.
"Tak apa, Syia. Kau membawa orang tuaku ke sini itu saja sudah cukup, tapi bolehkah aku meminta satu permintaan lagi?" tanya Everyia.
"Permintaan apa?"
"Maukah kau membawaku ke negeri awan? Aku sangat ingin melihat kedua orang tua kandungku," ucap Everyia memasang puppy eyesnya.
"Ten--" ucapan Patrisyia terhenti karena melihat sebuah simbol indah di punggung tangan Everyia. "Simbol apa di tanganmu? Seingatku kemarin aku tidak melihat ada simbol itu di tanganmu," ucap Patrisyia.
"Simbol?" Everyia mengernyit kemudian menatap punggung tangan kanannya yang kini di isi sebuah simbol awan dengan bintang di tengahnya.
Saat ia menatap simbol itu, tiba-tiba tubuhnya kembali bereaksi. Tubuhnya bergetar hebat dan melayang tidak tentu arah, semua yang ada di ruangan itu langsung panik. Patrisyia mengarahkan tangannya ke arah tubuh Everyia yang melayang. Sebuah gelembung langsung menutupi tubuh Everyia dan membawa tubuh Everyia kembali ke ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYIA [END]
FantasyPernahkah terbayang dalam pikiran kalian, kalau kalian akan tersesat didunia antah berantah? Tempat yang dipenuhi oleh manusia yang berbeda dengan tempat kita berasal. Tempat yang dipenuhi sihir dan membuat kita memikul tanggung jawab besar hanya da...