Bagian 3 : Pelantikan

53 7 0
                                    

#BLPwritingmarathon

Hari ini adalah pelantikan Everyia sebagai ksatria, tadinya dia di ajak oleh kedua orang tuanya untuk menghadiri acara pelantikan itu. Dia menolaknya karena dia tidak mau kedua orang tuanya tahu bahwa yang akan di lantik itu adalah dirinya.

Setelah kedua orang tuanya meninggalkan rumah, gadis itu langsung bersiap. Dia memakai baju khas ksatria dan tidak lupa memakai topeng peraknya. Gadis itu menaiki kudanya dan langsung menuju istana.

                                ***

"Hari ini adalah hari yang penting, hari ini adalah pelantikan calon ksatria hebat negeri ini. Ksatria muda ini telah berhasil mengalahkan Panglima Adara," ujar sang raja, para tamu yang hadir di acara pelantikan itu bertepuk tangan riuh.

"Ksatria Artha berdirilah di depanku," ucap Raja Michael, raja kerajaan Everton.

Everyia mengangguk, dia berdiri di depan Raja Michael, dia memberi hormat kemudian berlutut. Raja Michael mengambil sebuah pedang yang di bawa oleh salah satu pelayan dan dia letakkan di pundak Everyia.

"Mulai hari ini, kamu saya angkat menjadi ksatria Kerajaan Everton. Bersumpahlah padaku dan seluruh rakyat kerajaan ini, bahwa kamu akan mengabdi pada kerajaan ini seumur hidupmu dan selalu melindungi kerajaan ini," ucap Raja Michael.

"Saya bersumpah, bahwa saya akan mengabdi pada kerajaan ini dan melindungi kerajaan ini," ucap Everyia.

Semua orang kembali bertepuk tangan riuh, raja kembali meletakan pedang itu. Di balik topeng perak itu, seorang gadis sedang tersenyum bahagia. Dia berdiri, kemudian menatap kedua orang tuanya dengan sendu.

"Andai saja, aku bisa memeluk mereka di saat seperti ini, pasti kebahagiaanku akan lebih sempurna," ucap Everyia sambil tersenyum kecut di balik topeng peraknya. Raja Michael mendekatinya.

"Ksatria Artha, sedari tadi saya ingin bertanya. Kenapa anda selalu memakai topeng, jujur saja saya penasaran dengan wajah anda. Apakah anda bisa membuka topeng anda?" tanya Raja Michael.

"Mohon ampun yang mulia, bukannya saya menolak, tapi saya tidak ingin membuka identitas saya sekarang. Maafkan saya yang mulia," jawab Everyia sambil menunduk hormat.

"Saya tidak memaksa, itu terserah anda," ucap Raja Michael sambil tersenyum kemudian melangkah menjauhi Everyia.

Everyia membalas senyuman sang raja di balik topengnya, dia kembali menatap kedua orang tuanya. Saat dia menatap kedua orang tuanya, dia tidak sengaja melihat Putri Mira tersenyum bahagia sambil menatapnya.

'Kenapa dia menatapku seperti itu?' tanya Everyia di dalam hatinya.

Putri Mira berjalan menghampirinya, dia berdiri di samping Everyia. Dia menatap Everyia sambil tersenyum kemudian dia menyenggol bahu Everyia.

"Hey, walau kau menyamar pun, aku akan tetap mengenalmu. Aku ini kan sahabatmu sejak kecil," bisik Putri Mira.

"Apa maksud tuan putri, saya baru kali ini bertemu dengan tuan putri," balas Everyia sambil berbisik.

"Kamu tidak bisa berbohong padaku, Ev. Aku tahu ini kamu, mengakulah," ucap Putri Mira lagi.

'Bagaimana dia tahu kalau ini aku?' ucap Everyia dalam hati.

"Bagaimana aku tahu? Itu sangat mudah," ucap Putri Mira sambil meraih rambut panjang milik Everyia. "Rambutmu berwarna pirang, tapi kenapa bisa ada warna hitam di sini? Kau masih ingatkan siapa yang mewarnai rambutmu ini, itu aku. Aku yang membuat simbol bulan di rambutmu, sejak kamu datang ke istana dan berdiri di sampingku aku sudah mengenalmu," ucap Putri Mira.

"Kamu memang hebat Putri Mira," puji Everyia.

"Iyah dong, tapi kenapa kamu menyamar?" tanya Putri Mira.

"Akan kuceritakan, tapi bukan sekarang," jawab Everyia.

"Baiklah, tapi kau harus berjanji setelah acara ini selesai kau harus menemuiku di taman istana dan menceritakan semuanya." Everyia mengangguk, Putri Mira melangkah menjauhinya.

                                 ***

Gadis cantik bersurai pirang dengan tiara indah menghiasi kepalanya, sedang gelisah sambil menunggu seseorang di taman istananya.

"Dimana Ev? Bukankah tadi aku sudah memberitahunya untuk menemuiku, tapi kenapa dia tidak kunjung datang," gerutu Putri Mira.

"Aku sudah datang, putri," ucap seorang gadis cantik dengan rambut yang di kepang indah dengan sebuah mahkota bunga di kepalanya.

"Kenapa kau sangat lama! Eh, kau memakai mahkota bunga, siapa yang membuatkannya?" tanya Putri Mira.

"Coba tebak siapa yang membuatnya,"  ucap Everyia.

Putri Mira menepuk-nepuk wajahnya dengan jari, dia sedang berpikir siapa yang membuatkan sahabatnya mahkota bunga.

"Tentu saja aku," seru seorang pemuda dengan pakaian khas seorang pangeran menyelimuti tubuhnya.

"Pangeran Rixel!" Putri Mira menatap pemuda bernama Pangeran Rixel itu dengan mata yang berbinar-binar, kemudian dia menatap Everyia dan mahkota bunganya. Seketika wajahnya langsung berubah lesu, Pangeran Rixel menghampiri Putri Mira yang terlihat lesu.

"Kenapa wajahmu seperti itu Putri Mira? Apa kau tidak Senang dengan kedatanganku?" tanya Pangeran Rixel.

"Aku sangat senang kau datang Pangeran Rixel, tapi kenapa kau hanya membuatkan mahkota bunga untuk Ev. Kenapa tidak membuatkan untukku juga!" protes Putri Mira.

"Hhh, kau ini tidak pernah berubah. Sifat manjamu masih saja ada. Kau kan sudah memiliki mahkota putri manja," ejek Pangeran Rixel sambil terkekeh pelan.

"Apa salahnya jika aku manja, semua perempuan kan memang seharusnya manja, apalagi seorang putri seperti aku. Iya kan, Ev." Putri Mira menatap Everyia.

"Kurasa tidak, akan lebih baik jika seorang perempuan mandiri," ucap Everyia sambil tersenyum kepada sang sahabat.

"Huh! Kau tidak mendukungku!" ucap Putri Mira sambil mendengus kesal.

"Sudahlah. Aku ingin pergi ke Air Terjun Cermin, ayo temani aku," ajak Pangeran Rixel.

"Aku sudah lama tidak pergi ke sana, aku pasti akan menemanimu," ucap Everyia dengan antusias.

"Apa! Air Terjun Cermin! Kenapa tidak pergi ke Air Terjun Glesy saja. Air terjun Glesy kan dekat dan indah, kenapa harus ke Air Terjun Cermin. Itu jaraknya jauh dan berada di dekat hutan perbatasan kerajaan," protes Putri Mira.

"Putri Mira yang cantik, Air Terjun Cermin jauh lebih indah di bandingkan Air Terjun Glesy. Dan di sana kita bisa bebas, melakukan apapun yang kita mau karena air terjun itu jauh dari istana jadi tidak ada yang mengawasi kita," ucap Pangeran Rixel meyakinkan Putri Mira.

"Air Terjun Cermin memang lebih indah, tapi bagaimana jika ayahanda tidak mengizinkanku untuk pergi," ucap Putri Mira lesu.

"Tenang saja Putri Mira, kita hanya akan pergi sebentar. Raja Michael, ayahku dan raja-raja yang lain sedang berbincang, aku yakin mereka berbincang sangat lama. Jadi kau kau mau ikut?" tanya Pangeran Rixel.

"Benarkah? Aku akan ikut, tapi bagaimana cara kita pergi ke sana?" tanya Putri Mira.

"Tentu saja dengan menaiki kuda tuan putri," ucap Everyia sambil berjalan mendahului keduanya menuju kandang kuda kerajaan.

"Aku tidak bisa menaiki kuda," keluh Putri Mira.

"Tenang saja kau naik kuda bersamaku," ucap Pangeran Rixel.

"Emm, baiklah."

Mereka sampai di kandang kuda kerajaan, mereka langsung memilih kuda yang menurut mereka bagus. Everyia memilih seekor kuda berwarna putih, sedangkan Pangeran Rixel dan Putri Mira memilih kuda berwarna coklat terang. Setelah ketiganya naik, kedua kuda itu berlari kencang keluar dari istana.

Bersambung....

Jangan lupa vote dan komen :)

EVERYIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang