CHAPTER 20. keputusan berat yang ku ambil

466 14 1
                                    

Tik tik tik hanya suara hujan yang menemani hari hari suram sarada. Tidak ada lagi senyuman manis yang biasa dia pakai hanya wajah datar dan suram yang dia pakai. Hatinya telah membeku menjadi kristal es dingin, adakah api yang dapat mencairkan kristal itu? Adakah sebuah kehangatan yang bisa mencairkan kristal itu?. Detik demi detik berlalu menit demi menit berlalu jam demi jam berlalu dia hanya menjadi putri es yang sedang berjalan saja untuk mencari pangeran yang dapat menyelamatkannya. Apakah putri itu bisa menemukan pangeran yang tepat? Atau hanya menemukan pangerang palsu saja?. 3 hari berlalu hati putri es itu masih saja membeku aura gelap menyelimuti hati dinginnya karena tak kuat menahan kesedihan yang mendalam putri itu pun menangis sejadi jadinya. Putus asa karena tak sempat mengcapkan selamat tinggal, putri itu pun memutuskan untuk duduk di ayunan yang sering dia mainkan dulu dengan memakai jaket hitam dan sepatu serba hitam. Tersenyum kecil mengingat kenangan manis yang dia buat. Hanya ada keheningan yang menemaninya sampai pangeran hatinya pun datang dengan polosnya tak lain dia adalah....

"sarada! Apa kabar?" tanya boruto.

"hn" jawab sarada. Boruto heran dengan sikap sarada hanya duduk diayunan itu sambil mematung.

"sarada katanya ada yang meninggal siapa memangnya?" kata boruto polos.

DEG DEG

"tapi...."sarada.

"hiks...hiks..." tangis sarada sedih.

"hey sarada ada apa? Jangan menangis sarada" kata boruto polos.

"tapi...hiks...dia...."isak sarada.

"sarada berjanjilah padaku kau tidak akan pernah menangis kecuali menangis bahagia" kata boruto.

"tapi kamu juga harus berjanji tidak akan menangis mendengar ini..." balas sarada.

"aku janji!" seru boruto yang dibalas seruan sarada

"aku janji..."

"jadi ceritakan ttebasa"

"konohamaru sensei yang tewas!... hiks.." kata sarada cepat sambil berusaha menahan air matanya dan mencoba tersenyum paksa.

"eh? kamu bercanda kan?" tanya boruto yang dibalas gelengan sarada.

"tidak lagipula pemakamannya hari ini" kata sarada. Tes.. tes... air mata boruto mulai jatuh.

"ayo kita ke pemakamannya ya boruto?" tanya sarada sambil menarik tangan boruto ke pemakaman.

DI PEMAKAMAN.

Terlihat banyak warga desa konoha datang kepemakaman konohamaru dengan raut wajah sedih jangan lupakan sang hokage matanya mulai berkaca kaca. Pemakaman pun dimulai Boruto hanya menatap makam gurunya dengan penuh rasa hampa.

"konohamaru sensei maafkan aku jika aku memunyai kesalahan... aku pasti akan melanjutkan cita citamu... konohamaru sansei semoga tenang disana ya" kata sarada sendu sambil tersenyum kecil seraya menaruh buket bunga warna putih sambil menangis tersedu sedu.

30 menit berlalu pemakaman pun selesai.

"dimana boruto?" gumam sarada mencarinya. Ternyata Boruto ada di gedung tua bekas pembakaran dia hanya duduk termenung hampa.

"boruto...." sarada.

"ada apa sarada?..." boruto

"apa kau baik baik saja?" tanya sarada.

"aku merasa bersalah ttebasa..." boruto.

"kenapa?" sarada.

"karena aku tak sempat mengucapkan selmat tinggal..." boruto.

BORUSARA: just you and me and our destiny....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang