Aku tiba rumah abang pukul sembilan malam, pelan-pelan aku ketuk pintu depan dengan alasan takut mengganggu anggota rumah juga tetangga yang mungkin aja sebagian sudah beristirahat.
"Assalamualaikum" salamku begitu pintu rumah dibuka dan menampilkan sosok bang Putra.
"Tumben pulang malem?" tanyanya dengan dingin.
Waw! siap perang saudara ini mah.
"Iya, tadi ketemu mas Abi dulu" Lebih baik aku berkata jujur daripada diintrogasi ini itu.
"Oh, tumben dia gak mampir dulu buat temuin abang?" tanyanya.
"Katanya gak enak kalau bertamu malam-malam" Aku teruskan ucapan mas Abi, saat aku ajak dia untuk masuk dulu ke dalam rumah.
"Terus nganterin anak perawan malam-malam gini biasa aja gitu? tanpa ada basa-basi pula kepada anggota keluarganya" tanya bang Putra kepadaku.
Tumben bang Putra jadi galak sama mas Abi, biasanya dibaik-baikin aja tuh dia!
Bang Putra ini kenapa sih? kebiasaan deh kalau ada sesuatu yang dia gak suka pasti marah-marah gak jelas.
"Gak tau lah, bang. abang tanyain aja sama mas Abi, lagian abang temannya kan?" tanyaku lempeng lantas aku melangkahkan kaki menuju kamar.
"Kalian ada hubungan apa sih?" tanya Bang Putra penasaran.
"Gak mungkin hanya saling menganggap kakak adek ketemu gede doang, kan?" tanyanya lagi.
"Maksudnya?"
"Coba abang mau tanya, ada gak hubungan kakak adek yang peluk-pelukan juga genggaman tangan?" tanyanya dengan halus membuat tubuhku menegang.
Fix, Abang liatin aku dan mas Abi lagi pelukan di depan tadi.
Harus ngomong apa ini?
Lagian kenapa sih mas Abi hobi banget peluk-peluk aku? dan kenapa aku mau aja dipeluk sama dia?
Tapi aku suka, aku selalu nyaman saat dipeluknya dan berasa dilindungin aja.
Dodol, kamu, Vi!
"Kamu ingat pesan abang kan, neng?" tanyanya mengingatkan aku soal ucapan abang.
"Harus jaga jarak sama mas Abi dan gak boleh jatuh hati sama dia karena dia udah punya kekasih, itu kan?" tanyaku dan bang Putra mengangguk.
"Lantas kalau kamu tahu, kenapa kamu harus abaikan pesan abang?" tanyanya.
"Terus kalau nyatanya mas Abi udah putus sama pacarnya dan sekarang gak lagi menjalin hubungan sama siapa-siapa, gimana?" tanyaku balik membuat bang Putra tertegun mendengarnya.
"Lalu kamu mau sama dia? laki-laki seusia abang yang beda tujuh tahun dengan kamu?"
Aku diam sesaat lantas aku anggukan kepalaku dengan lemah "Tidak ada salahnya kan, kalau Novi mencoba buka hati buat mas Abi? lagian mas Abi baik sama Novi dan buat Novi nyaman"
"Benar-benar harus di klarifikasi ini mah" katanya bang Putra dengan tegas.
"Beritahu Abi, abang tunggu dia di rumah, secepatnya!" suruh dia kepadaku.
Aku menggelengkan kepalaku "Sayangnya mas Abi harus pergi besok, bang" jawabku dengan cepat.
"Kemana?" tanyanya.
"Satgas ke Papua"
"Berapa lama?" tanyanya.
"Enam bulan"
"Lalu kamu?" tanyanya sambil menatapku.
"Kata mas Abi, Novi harus tunggu dia pulang" jawabku dengan sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
AWAL (TAMAT)
RomanceIni adalah Awal. Awal perjalanan kisah cinta dari aku dan kamu yang entah akan berakhir seperti apa nantinya. ____ Novi Khairunissa ____