23. Diakah orangnya?

298 24 7
                                    

Mohon maaf sebelumnya, aku mau mgasih tahu kalau nama Satria aku ganti jadi Abimanyu ya 😊

Itu aja infonya, aku takut kalian bingung nanti hihi

Selamat membaca 🤗

____________________________

"Lain kali mas yang traktir kamu ya neng" katanya mas Abimanyu kepadaku saat kami berjalan berdampingan menuju rumah kembali.

"Kalau mas Abi main ke rumah abang itu juga, karena kalau tidak, kita tidak akan bertemu" kataku sembari tertawa.

"Bisa saja takdir berpihak pada kita, misalnya ketemuan di jalan atau dimana saja" jawabnya.

"Mungkin itu juga mas" kataku tidak begitu mengharapkan lagian aku tidak tahu kehidupan mas Abimanyu seperti apa karena dia belum banyak bicara kepadaku, yang aku tahu hanya mas Abimanyu adalah temannya abang waktu di akademi militer namun mereka berpisah saat abang milih angkatan udara sedangkan mas Abimanyu pilih angkatan darat.

"Bagaimana rasanya jadi seorang prajurit mas?" tanyaku kepada mas Abimanyu.

"Yang pasti campur aduk rasanya" jawab mas Abimanyu sambil tersenyum kepadaku.

"Kalau kamu, bagaimana rasanya menjadi anak sekaligus adik seorang prajurit?" tanya mas Abimanyu balik, mas Abi lumayan mengetahui keluargaku mungkin dulu bang Putra pernah bercerita.

"Pastinya harus banyak sabar buat ditinggal" kataku sambil tersenyum sedih apalagi mengingat beberapa tahun ke belakang saat ayah maupun abang sering meninggalkan aku dan ibu.

"Begitulah kami, kami harus selalu menomor satukan negara meskipun kami harus meninggalkan orang-orang tercinta dan terkasih kami demi tugas" katanya membuat aku mengangguk, aku sering dengan ucapan itu dari ayah.

"Terus keluarga mas Abi bagaimana?" tanyaku kepada mas Abimanyu.

Raut wajah mas Abimanyu terlihat sedih namun dia masih bisa menyunggingkan seulas senyum tipis kepadaku "Orang tua saya sudah tidak ada"

"Maaf mas, Novi tidak tahu kalau..." aku merasa bersalah telah bertanya hal itu.

"Tidak apa-apa, wajar kalau kamu bertanya" katanya sembari berusaha tersenyum tipis kepadaku.

"Lantas keluarga mas Abi yang lainnya, adik atau kakak bahkan istri mas?" tanyaku lagi.

Abimanyu menggelengkan kepalanya lagi "Saya anak tunggal, neng" katanya membuatku merasa sedih jika berada diposisi mas Abimanyu.

"Dan saya belum berkeluarga"

Hah?

Seketika aku berhenti melangkah lantas melihat ke arah mas Abimanyu selama beberapa saat lalu detik berikutnya aku tertawa.

"Kok tertawa neng?" tanyanya ikut tertawa bersamaku.

"Tidak mungkin!" sanggahku.

"Beneran neng" katanya sambil melanjutkan kembali langkahnya membuatku berhenti tertawa lantas kembali lanjutkan langkahku.

"Aneh ya?" tanyanya kepadaku.

Aku anggukan kepalaku pelan-pelan "Aneh sih, disaat abang udah punya dua anak, masa iya mas Abi masih betah melajang" kataku.

"Pasti bohong ya? atau...." aku gantungkan ucapanku.

"Atau gak suka perempuan alias homo gitu?" tanyanya sambil tertawa.

Ih dia kok tahu apa isi pikiranku.

Aku hanya nyengir "Yang benar saja, neng" katanya.

"Saya masih normal dan saya masih tertarik sama lawan jenis" tegasnya kepadaku membuatku malu sendiri dengarnya karena main asal nyimpulin tanpa bertanya terlebih dahulu.

AWAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang