Setelah mencari keberadaan Rafa dua hari yang lalu ke rumahnya, semenjak itu pula pikiranku masih tertuju kepada Rafa, kemana dia sebenarnya? Kenapa ngilangnya lama sekali, mau satu minggu Rafa gak ada kabar.
Berlebihan banget sih sebenarnya aku ini, mikirin Rafa sampai segitunya. Biasanya juga ditinggal Rafa terbang ke luar kota atau ke luar negeri berhari-hari masih baik-baik aja, malahan senang karena gak diganggu-ganggu laki-laki itu tapi kali ini beda, dia pergi tanpa ada berkabar dulu kepadaku juga tidak ada kontak-kontak denganku membuatku semakin gundah gulana saja mikirnya.
Tok.. tok..
"Masuk aja" jawabku malas.
Udah jalan satu munggu aja aku lewati hari tanpa bersemangat.
Aku nunggu pintu ruanganku yang sebelumnya diketuk-ketuk belum ada yang buka juga.
Ceklek.
Aku membelalakan kedua mata saat mengetahui siapa yang ketuk pintu ruanganku.
"Kamu?"
Seseorang yang kini tengah berdiri didepan pintu hanya melemparkan senyuman manis kepadaku.
"Ada yang kangen aku?" Tanyanya sambil masuk ke dalam ruanganku.
Dengan cepat aku beranjak dari kursiku lantas segera menghampiri Rafa. Si laki-laki yang sering bikin aku galau gak jelas menanti setiap kabarnya.
"Menurut kamu?" Tanyaku, sumpah kedua mataku langsung panas saat lihat Rafa lagi dihadapanku.
"Kok nangis?" Rafa buru-buru melangkahkan kakinya menujuku yang sedari tadi terasa berat untuk melangkah menuju Rafa.
Aku mengusap air mataku dengan kasar "Kemana aja sih kamu?" Tanyaku dengan pelan.
Rafa tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya mendekatiku lalu memelukku tiba-tiba.
Kaget deh beneran. Pertama kalinya aku dipeluk gini oleh orang lain.
"Maaf" gumam Rafa kepadaku.
"Maaf untuk apa?" Tanyaku tanpa membalas pelukan Rafa.
"Maaf udah main ngilang tanpa ada kabar" jelasnya membuatku menghembuskan nafas kasarku.
"Jahat kamu, Raf. Kamu berhasil bikin anak orang galau mulu kerjaannya" kataku.
Rafa melepaskan pelukannya dariku lantas ia menatapku dengan tatapan dalam.
Ya ampun, takut banget ditatap dalem gini oleh Rafa.
Lebih tepatnya takut terpesona.
Entar kalau ketahuan aku terpesona tatapan Rafa, tengsin dong aku!
"Maaf ya" daritadi maaf mulu yang aku dengar dari Rafa.
"Kenapa sih, Raf?" Tanyaku.
"Ngomong maaf mulu dari tadi" lanjutku.
Tuh kamu mah vi, gak ada lembut-lembutnya sama pacar. Katanya kangen, masa iya baru bentaran doang mellow-mellowan udah naik pitam lagi.
"Maaf karena udah bikin anak orang galau mikirin aku" katanya.
"Makasih ya, udah mikirin aku" lanjut Rafa menatap aku lagi.
Aku mengangguk "iya sama-sama"
"Yaudah, duduk yuk" ajakku kepada Rafa dan Rafa mengangguk.
"Kamu mau minum apa? Udah makan belum? Kalau belum aku pesenin" tanyaku kepada Rafa.
Rafa menggelengkan kepalanya sembari tersenyum "gak usah, aku udah makan tadi" katanya lagi.
"Oh gitu, yaudah kalau gitu kamu istirahat aja di lantai tiga, takut kamu masih cape atau apa, daripada disini nunggu aku kerja, entar kesel lho" kataku lagi. Tumben aku jadi cerewet gini.
![](https://img.wattpad.com/cover/231505834-288-k137134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAL (TAMAT)
Roman d'amourIni adalah Awal. Awal perjalanan kisah cinta dari aku dan kamu yang entah akan berakhir seperti apa nantinya. ____ Novi Khairunissa ____