Usai drama ngilang tanpa kejelasan dan kembali lagi, kini hubunganku dengan Rafa berjalan seperti biasa lagi seperti sebelum-sebelumnya, dan masih sama sama kayak dulu, masih ada Rafa yang suka datang dan ganggu-ganggu aku ke store, masih ada Rafa yang suka gombal-gombal dan bikin pipiku panas kalau dengarnya lalu ada satu lagi kebiasaan Rafa selama dua bulan ini yang suka bikin aku salah tingkah, kebiasaan Rafa yang suka nangkring didepan sofa ruanganku dari pagi hingga sore demi perhatiin aku yang lagi kerja, tapi gak tiap hari sih, tiap ia kalau days off aja.
Gila kan dia!
Dan aku dibuat gila olehnya!
"Raf, pulang aja deh, manfaatin waktu libur kamu sebaik mungkin buat diri sendiri misalnya rebahan gitu atau yang lainnya"
Tahu kan, sekarang Rafa ada dimana?
Ya, dia lagi nangkring di ruanganku.
Rafa menggelengkan kepalanya "gak sayang, aku mau lihatin kamu kerja"
"Gak bosan apa kalau libur kerjaannya gitu mulu?" Tanyaku sambil keluar buat cek kerjaanku yang lain. Biasalah, kontrol ruang pengemasan yang saat ini lagi sibuk-sibuknya mengemas pesanan para pembeli juga cek ke lantai satu buat lihatin pengunjung yang datang.
Aku belum dengar jawaban Rafa karena aku keluar dulu dari ruangan dan meninggalkan Rafa sendirian disana.
"Aman kan, gak perlu bantuan?" Tanyaku kepada Cantika dan Ana, si bagian tukang ngemas, eh ditambah Ara karena kalau hanya berdua akan kewalahan.
"Aman"
"Oke, aku ke bawah deh kalau gitu" kataku sambil turun ke lantai satu.
"Mit, masih bisa handle kan?" Kini giliran Mita yang aku tanya, si tukang asal ngomong yang setia jadi kasir store selama dua tahun ini.
"Bisa, mbak Nov. Ada mbak Agnes juga yang kadang bantuin kalau gak sibuk" katanya.
"Oke, makin sayang deh sama kalian berdua" kataku sambil menunjukan tanda hati kepada Agnes dan Mita.
Agnes mendengus "kalau mau apel mah apel aja, jangan sok sok an nanya dulu anak buah, sibuk atau gak" hmm, si Agnes selalu aja asal jeplak.
"Gak kok, ngapain apel di jam kerja" kataku sewot.
"Bilangin cepet halalin supaya ngapelnya tenang kalau udah sah jadi pasangan" katanya lagi.
Maunya gitu nes, tapi gimana, doinya belum ngajak ke tahap yang serius, maunya jalani mulu dari dulu.
Aku hanya berdeham pelan lantas pergi dari hadapan Agnes juga Mita.
"Udah ah mau naik lagi ke atas" pamitku kepada mereka berdua.
"Monggo"
Dih, dasar si Agnes kalau ngomong suka ada benernya juga.
Emang bener sih, sebenernya aku dan Rafa gak boleh kalau terus-terusan berduaan gini diruanganku atau ditempat lain yang kadang bikin ketar-ketir, takut dinilai buruk sama orang lain meskipun kita gak ngapa-ngapain tapi tetap dimata para mereka kita akan jadi cerita buruk buat mereka.
Contohnya Agnes, saat ia pernah lihat Rafa sama teman perempuannya waktu itu di bandara, ia jadi mulai agak kurang godain aku dan Rafa, bahkan jika ketemu Rafa, Agnes hanya nyapa sewajarnya gak kayak anak lainnya yang recoki dulu dia dengan pertanyaan-pertantanyaan juga godaan yang mereka lemparkan kepada aku dan Rafa.
Sesekali aku juga kadang merasa gak percaya seratus persen kepada Rafa apalagi kalau lagi berada di luar, aku gak tahu kebiasaan Rafa ngapain aja kalau lagi jauh dari aku apalagi setelah mengetahui kalau dalam pekerjaan Rafa kebanyakan banyak wanita dibandingkan pria.

KAMU SEDANG MEMBACA
AWAL (TAMAT)
RomanceIni adalah Awal. Awal perjalanan kisah cinta dari aku dan kamu yang entah akan berakhir seperti apa nantinya. ____ Novi Khairunissa ____