Hujan Yang Menyejukkan

5.7K 680 132
                                    

Katsuki menggeram berbahaya, memberi banyak ancaman dan memaksa supirnya untuk melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi. Rasa panik menjalari hatinya.

"Izuku! Sayang ku hei!! Kau dengar aku?" Ucapnya panik.

Dengan kasar ia memecahkan kaca mobil miliknya dengan tangan, sang supir berteriak panik. Selama ia bekerja dengan Katsuki ia tak pernah melihat Katsuki sepanik ini. la melirik sekilas tuan mudanya yang tak sadarkan diri, ia merasa kasihan. Beberapa jam yang lalu ia masih bisa bercanda dengan sang tuan muda tapi sekarang suasana benar-benar menyesakkan.

"Hei! Maafkan aku.. Izuku!"

Katsuki meneteskan darahnya ke luka-Iuka yang ada di tubuh Izuku. Jika darah itu tak menetes lagi ia akan kembali menggores tubuhnya dengan kaca jendela yang pecah dan itu terus berulang hingga Katsuki merasa tubuhnya mulai tak seimbang.

"Tuan besar! Kita sampai!"

Katsuki segera mengangkat tubuh Izuku dan sang supir segera memanggil dokter siaga.

Brankar rumah sakit melaju cepat menuju UGD. Katsuki tak dapat mengendalikan dirinya. Selama perjalanan ia terus meracau memohon ampun pada Tuhan agar memberi keselamatan pada omeganya.

"Izuku!"

"Tuan!"

"Selamatkan istri dan anakku!! Atau kalian mati di tangan kul!" Bentak Katsuki frustasi.

Beberapa dokter jaga dan perawat segera menangani Izuku. Mereka bekerja di bawah tekanan yang kuat, Katsuki adalah orang berpengaruh dan nyawa mereka benar-benar di pertaruhkan saat menangani Izuku.

Katsuki terduduk Iemas menanti kepastian dokter. la mengusap wajahnya berkaIi-kali dan merapal begitu banyak doa untuk sang tercinta.

"Tuhan ampuni aku.. Selamatkan Izuku dan anak ku!"

"Izuku.. Maafkan aku."

"Maaf."

••••••••••

Katsuki menatap kosong dokter yang menangani Izuku. Dokter itu bersidekap dengan wajah penuh keheranan.

"Jadi? Siapa penyebab ini semua?"

"Aku." Katsuki menjawab singkat.

Dokter berstatus beta itu menghela napas dan membenarkan kaca matanya.

"Kau alpha yang beruntung."

Katsuki hanya diam tak merespon apapun.

"Omega mu tak mati kawan! Begitu juga wolfie kalian." Kata dokter itu sarkas.

"Kenapa anak itu tak mati?!"

Sang beta terkejut. "Hei?! Apa aku tak salah dengar? Seharusnya kau tersenyum dan berkata 'syukurlah' bukan-"

"Tidak juga!" Potong Katsuki cepat.

"Maaf sebelumnya. Tapi menurut ku kau pantas mendapat satu gigitan alpha biru."

Katsuki tersenyum miris. "Aku mendapat banyak gigitan. Tapi, dia terlalu baik hingga membiarkan alpha sebrengsek aku hidup."

Beta itu mengangguk. “Oh begitu! Aku pikir wolfie mu hidup karena ingin memeluk ayahnya."

Jantung Katsuki serasa diremas kuat. Pikiran jahatnya benar-benar menjijikan. Ayah macam apa dirinya, alpha macam apa dirinya.

"Aku tidak tahu apa masalah kalian. Tapi, berusahalah untuk selalu disisinya, kali ini kau beruntung. Omega dan wolfie mu masih cukup kuat untuk bertahan. Dan jangan lupa-"

begin | bakudekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang