Izuku terdiam menatap kedua orang tuanya yang tertidur di sofa, ia telah membuka mata sejak tiga jam yang |alu dan sekarang jam menunjukkan pukul empat pagi. Pandangan mata Izuku beralih ke arah keranjang bayi yang tertutup kelambu, disana putranya sedang tertidur pulas dengan wajah damai, dia alpha kecil yang kuat.
"Kau akan tumbuh menjadi alpha yang luar biasa sayang, karena kau berhasil melewati batas mu sebagai putra sang alpha pengkhianat." Kata Izuku Iembut, senyum manis tersungging di wajahnya namun air mata ikutjatuh seiring senyum itu terangkat.
"Tolong beri kekuatan juga pada papa mu ya sayang." Gumamnya sambil menghapus air mata.
Tangan Izuku terulur untuk mengusap pipi bulat bayinya, bayinya dan Katsuki. Tak lama suara pintu bergeser membuat Izuku mendongak dan ia mendapati Sero masuk dengan wajah kusut dan lelah.
"Sero.."
"A-ah! Oniisan." Sapanya gugup, ekspresi kaku penuh kebingungan terlihat jelas di wajah Sero.
"Kau-"
"Oniisan, lebih baik kau istirahat." Potong Sero cepat.
Izuku menyerit sekilas |alu wajahnya menampilkan senyum penuh ketegaran. "Katakan saja apa yang terjadi Sero, aku tidak apa-apa."
Sero hanya diam dan berjalan mendekati Izuku, ia berdiri disisi kanan Katsuku lalu mengusap pipi bulat keponakannya yang bahkan baru berumur empat jam.
"Dia sangat tampan." Kata Sero. Izuku tersenyum, "Ya, seperti papanya."
Gerakkan tangan Sero berhenti, helaan napas berat terdengar jelas. "Kacchan-"
"Ya, katakan bagaimana keadaan alpha ku!" Izuku kembali tersenyum tipis berusaha menguatkan hatinya.
"Sebenarnya aku tidak tahu pasti, hanya saja belasan kali perawat dan asisten keluar masuk ruang operasi dengan panik."
"Awalnya hanya Kirishima-san dan dokter Mezo yang menangani Kacchan, tapi saat ini telah ada tiga dokter lain yang bergabung dalam operasi."
Izuku mengangguk pelan lalu mengusap air matanya yang semakin banyak menetes, namun semakin ia menghapusnya semakin banyak air mata yang keluar.
"Hiks! Kacchan hiks!"
Sero tidak dapat menenangkan Izuku, ia pun kebingungan menyusun hatinya melihat sang kakak yang ia sayang berada diambang batas kehidupan.
"Kenapa hiks! Begitu banyak dokter yang ikut dalam operasi?"
"Katanya masalah semakin rumit dan butuh dokter spesialis yang berbeda. Awalnya hanya ligamen lutut, lalu merembet ke tulang paha dan rusuk, tapi sekarang paru dan tulang belakangnya ikut terganggu dan itulah yang membuat lima dokter masuk kedalam satu operasi."
Izuku menangis dalam diam karena suara pun tak akan mampu mengurangi rasa sakit di hatinya, Katsuki harus berada disisinya, ia tidak dapat hidup tanpa sang alpha bahkan dalam khayalan sekalipun.
"Aku ingin ke ruang operasi!!"
Sero terkejut dan seketika menggeleng kuat. "Aku tidak mengizinkan!"
"Sero-"
Gigi Sero bergemeletuk, ia menatap Izuku tajam. "Berhenti seperti ini Oniisan! Aku tahu kau khawatir tapi jangan buat kami bersedih lebih dari ini! Cukup satu orang yang berkorban dan tidak boleh ada lagi korban!!"
Izuku tersentak saat mendengar suara dingin Sero, seolah kehangatan pemuda tampan itu lenyap tak berbekas.
"Sero, aku mohon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
begin | bakudeku
FanfictionR E M A K E Izuku menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Bakugō Katsuki. remake dari [ begin x taeten vers ] © rissa_wong rissa_wong x bajiedeku #1 bakudeku 200908 #6 bak...