Tangan kecil itu menengadah, berusaha menampung tetes air hujan yang turun dari langit, ia tertawa saat dinginnya air membasahi lengannya. Dia Katsuku, jagoan kesayangan Bakugō Katsuki yang mewarisi seluruh kekuatan Bakugō Katsuki bahkan melampauinya.
"Papa!!" Teriaknya saat melihat seorang Iaki-laki dewasa berjalan mendekati ruang kelas kindergarten tempatnya bersekolah, ayahnya terlihat keren dengan payung biru tua di tangan.
Mata Katsuku berbinar saat ayahnya berjalan tegas dan cepat tanpa peduli setelah kantornya kotor. la merentangkan tangannya saat Katsuki kian dekat.
"Hei!" Sapa Katsuki sambil mencubit hidung mancung sang putra.
"Kenapa menunggu di luar? Katsuku kan tidak pakai mantel." Tanya Katsuki sambil melepas jasnya dan memakaikanya pada tubuh Katsuku.
"Pakai jas milik papa saja, hehehe.."
Katsuki tersenyum lalu mengusap lembut kepala sang anak, "sebelum pulang Katsuku harus memberitahu miss Jane kalau papa sudah menjemput."
"Aye aye captain!" Katsuku segera berlari memasuki sekolahnya dan memberitahu sang guru yang berjaga di meja resepsionis.
Katsuki tersenyum saat melihat Katsuku berlari menghampirinya lalu menggenggam jemari Katsuki.
"Ayo pulang papa! Katsuku lapar."
"Tidak ingin papa gendong?"
Katsuku mendongak melihat ayahnya yang menunduk dengan senyum hangat, ia berpikir apakah ia harus naik ke punggung hangat dan nyaman sang ayah atau berjalan dengan kakinya sendiri karena ia adalah alpha?
Ayahnya selalu berkata tentang tumbuh menjadi mandiri dan dewasa, dan Katsuku pikir meminta gendong bukan hal mandiri walau usianya masih sangat pantas untuk meminta gendong.
Katsuki terkekeh pelan melihat wajah dilema sang anak, "tidak masalah, Katsuku."
"Tapi kata papa, Katsuku alpha yang harus mandiri."
Senyum Katsuki berubah hangat, ia mengusap kepala sang putra lalu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Katsuku.
"Katsuku memang alpha, tapi Katsuku masihlah anak-anak, anak papa dan mama.. Suatu saat, saat Katsuku tumbuh besar, Katsuku akan tahu kapan harus menjadi mandiri dan dewasa.."
"Tapi.."
"Mandiri bukan berarti melakukan semua hal sendirian dan dewasa bukan hal yang hanya bisa di dapat dari kata-kata, sayang.. Kau akan mengerti seiring berjalannya waktu."
Katsuki benar-benar ingin anaknya menjadi pribadi yang kuat dan hebat, tapi ia rasa ini belum saatnya, Katsuku masih anak-anak yang ingin di manjakan dan Katsuki pikir tidak masalah asal tidak berlebihan. Katsuki tidak ingin Katsuku tumbuh menjadi anak nakal sepertinya dulu, ia benar-benar harus mendidik Katsuku dengan kasih sayang bukan kekerasan.
"Jadi Katsuku masih ingin berjalan sendiri?"
Katsuku tak menjawab apapun namun ia segera melingkarkan tangannya ke Ieher Katsuki dan itu berhasil membuat Katsuku tertawa.
"Astaga.. Bayi kecil ini minta di gendong.."
"Tidak apa-apa.. Karena Katsuku masih kecil." Balas Katsuku sambil menyembunyikan wajahnya di bahu sang ayah.
"Katsuku boleh minta gendong sampai kapanpun.. Selama papa mampu, papa akan melakukannya, karena apa?"
"Karena Katsuku adalah putra papa.." Cicit Katsuku."
"Benar!"
"Apa Katsuku juga bisa meminta cium dan peluk pada mama sampai kapanpun?"
"Tentu sayang.. Karena Katsuku putra mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
begin | bakudeku
FanfictionR E M A K E Izuku menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Bakugō Katsuki. remake dari [ begin x taeten vers ] © rissa_wong rissa_wong x bajiedeku #1 bakudeku 200908 #6 bak...