Akhir

5.1K 464 55
                                    

"Ayo maju.."

Tanpa ragu Katsuku menggerakkan floret miliknya untuk menusuk dan membuat ayahnya mundur, beberapa kali ia terkena serangan Katsuki yang membentuk titik merah di jaket putihnya.

Denting pedang tak berhenti bahkan saat Izuku datang dengan senampan cemilan dan minuman segar. Beberapa saat ia terdiam melihat putranya begitu lincah menggerakkan floret, bahkan ia melihat jelas bercak tinta di jaket sang suami.

"Metode mudah untuk menghitung skor ya?" Gumamnya sambil terkekeh.

Izuku tidak ingin memanggil mereka dan menikmati keseruan diatas matras yang menjadi arena anggar keluarga kecilnya, ruang latihan anggar yang khusus dibuat Katsuki di lantai tiga rumahnya, khusus untuk Katsuku.

Izuku bertepuk tangan setelah Katsuki dan  Katsuku menghentikan latihan mereka sore itu. la melambaikan tangan dan dibalas semangat oleh Katsuku, putra kecilnya itu segera membuka masker pelindung Ialu melempar asal pedangnya sebelum menghampiri Izuku.

"Mama!"

"Alpha kecil kesayangan mama.. Lelah?" Tanya Izuku lembut.

Katsuku mengangguk cepat, tangannya telah memegang dua keping cookies red velvet sebelum mengucap terima kasih pada Izuku karena membawakan camilan.

"Ku rasa Kacchan kalah hari ini." Kata Izuki saat Katsuki berjalan menghampirinya.

Katsuki tertawa pelan. ia meletakkan tangan nya di kepala Katsuku yang sibuk makan.

"Alpha kecil mu ini sudah cukup gesit, tentu aku kalah kan?"

Izuku memutar matanya malas, "ya ya.. Tapi aku harus bersusah payah membersihkan tinta merah dan biru yang mengotori jaket kalian."

Katsuki mencubit pipi Izuku gemas, “kita bawa ke laundry saja. Lagipula aku akan membeIikan pakaian baru untuk Katsuku bertanding nanti."

Izuki mengangguk setuju dengan rencana Katsuki. "Terserah Kacchan saja."

Katsuku pernah bercerita pada Katsuki jika ia ingin menjadi atlet Taekwondo, Katsuki pikir Katsuku hanya bercanda karena esoknya alpha kecil itu mengatakan ingin menjadi atlet panahan dan Katsuki yakin Katsuku akan mengubah cita-citanya seperti kemarin, namun saat Katsuku melihat pedang anggar yang di simpan Katsuki di gudang saat mereka pindah rumah, Katsuku langsung meminta pedang yang sama, ia meminta Katsuki mengajarinya dan mendaftar di klub anggar, semenjak itu Katsuku tidak pernah mengubah cerita tentang cita-citanya.

"Apa Itsuki sedang tidur?" Tanya Katsuki.

Izuku mengangguk, "ya.. Dia baru saja tidur, bibi sedang menjaganya di kamar."

Katsuki mengangguk mengerti, sekarang ia tidak hanya memiliki Katsuku sebagai alpha kecil kebanggaannya, sekarang Tuhan kembali menitipkan alpha kecil untuk keluarganya yang lahir satu tahun lalu.

Nama alpha kecil itu Itsuki, alpha muda yang memiliki rupa Bakugō Katsuki, benar-benar wajah Bakugō Katsuki, seolah Izuku tidak berkontribusi dalam ke|ahiran sang putra kedua.

"Apa kemarin Taiyou menghubungi mu, Katsuku?" Tanya Katsuki.

Katsuku mengangguk setelah menelan cookiesnya, "Taiyou memberitahu kalau dia akan kembali ke Jepang bulan depan. Dia juga menanyakan tentang Itsuku, mungkin Taiyou ingin memiliki adik selucu Itsuku pa.."

"Benarkah?"

"lya! Taiyou ingin bertemu Itsuku saat di Jepang ..0h! lya! Katsuku juga mengajak Taiyou untuk bersekolah di sekolah yang sama dengan Katsuku. Taiyou sangat menyukai basket."

Katsuki mengusap dagunya mengingat salah satu putra temannya yang berstatus alpha. "Dia memang cukup tinggi untuk ukuran anak berusia tujuh tahun, cocok untuk basket."

begin | bakudekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang