Rasa Hangat

5.5K 624 89
                                    

Katsuki melangkah tergesa saat matahari telah menyentuh horizon barat. Penghujung musim panas membuatnya terlihat jelas. la ingin segera sampai di rumah dan memeluk omeganya, memastikan Izuku dan calon anaknya baik-baik saja.

"Shachou!" Panggil sekretarisnya. la menoleh dengan wajah kesal.

"Apa?"

Omega cantik bernama Tsunotori itu mundur selangkah, takut.

"Tadi siang Nyonya Izuku menelepon."

Katsuki menyerit, seketika ingat bahwa ia mematikan ponselnya seharian ini. "Apa katanya?"

"Nyonya Izuku ingin makan texas chicken dengan saus yang menggenang. Dengan bentuk daging ayam yang simetris, dan memiliki warna keemasan."

"Huh?"

"Dan satu gelas Iimun yang asam ditambah wipe krim, serutan coklat dan sirup maple. Gelas ukuran jumbo berwana hijau polkadot dan sedotan merah."

Katsuki terdiam. Memikirkan kemungkinan rasa yang buruk dari minuman Izuku.

"Baiklah."

Tsunotori menyerahkan notenya pada Katsuki dan membungkuk hormat sebelum pergi.

Katsuki menghela napas, minuman macam apa ini? Batinnya geli.

Tak lama Katsuki segera keluar dan melajukan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan besar di dekat kantornya. Saat ia keluar, ia melihat beberapa teman sekelasnya sedang berkerumun dan menenteng banyak belanjaan.

"Dasar! Pandai sekali mereka menghabiskan uang." Gumam Katsuki.

la berdecak tak peduli dan melanjutkan perjalanannya mencari pesanan Izuku. Texas chicken mudah dibeli dan ia tak perlu antre terlalu lama tapi saat ia memesan limun aneh itu sang waitress menyerit aneh.

"Tuan? Anda yakin dengan pesanan anda?"

Katsuki menyerit tak suka. "Tentu saja. Omega ku mengidam dan ingin minuman aneh itu!"

Sang waitress mengangguk. "Baiklah."

Katsuki hanya diam dan menunggu di meja. Cafe tempatnya memesan limun berseberangan dengan salah satu toko perlengkapan bayi ternama, ia ingat disana ia membeli kado untuk anak-anak Iida.

Entah ada rasa tertarik saat melihat aura ceria

di toko itu, jadi Katsuki putuskan untuk singgah setelah minuman aneh itu datang.

Dan disinilah Katsuki, di depan jajaran pakaian dan sepatu mungil nan manis. Saat para pramuniaga melihatnya Katsuki mengusap tengkuknya gugup.

"Tuan? Ada yang bisa saya bantu?“

"Aku.. Sebenarnya aku tidak tahu harus membeli apa." Kata Katsuki lirih.

Pramuniaga itu tersenyum. "Anak pertama ya?"

"Ya."

"Apa yang istri anda pesan?“

"Sebenarnya ini keputusan ku untuk singgah." Kata Katsuki, matanya sibuk menjelajahi rak-rak sepatu.

"Mungkin anda-"

"Aku mau sepatu itu!"

Katsuki menunjuk sepasang sepatu coklat tua polos dengan less putih dan bagian dalam dengan warna krem. Katsuki suka dengan desainnya yang sederhana dan coklat adalah warna yang elegan.

"Baiklah."

Pramuniaga itu segera mengambilkan pesanan Katsuki dan membungkusnya. Katsuki menatap kotak transparan itu dengan mata berbinar, ah! Jika anaknya lahir nanti pasti dia akan sangat cocok dengan sepatu ini.

begin | bakudekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang