Satu Kebahagiaan

5.8K 669 150
                                    

Katsuki menyerit saat ia berada di tempat yang rasanya tidak asing. lni mirip dengan halaman belakang rumahnya saat ia masih kanak-kanak.

"Kacchan!!"

Katsuki menoleh saat ada yang meneriakkan namanya. Ia melihat sosok laki-laki dewasa.

"Ayah!!" Teriaknya.

Ayah Katsuki tersenyum hangat membuat Katsuki ikut tersenyum, namun senyum itu berubah menjadi raut kebingungan saat ada anak Iaki-Iaki berlari ke arah ayahnya.

"Ayah!!"

Hup!

Anak Iaki-Iaki itu melompat kedalam pelukan ayahnya.

Ouhh!! Wolfie kecil ayah sudah pandai berlari tanpa terpeleset di rintangan.”

Katsuki terdiam saat kenangan masa lalu terbayang di benaknya. Ia ingat, tujuh belas tahun yang lalu ia berlatih fisik bersama ayahnya di halaman belakang rumah.

”Papa."

Deg.

Katsuki menoleh ke arah sebaliknya. la menatap anak laki-laki kecil seumuran dengan sosok dirinya sedang menatapnya dengan tatapan polos.

"K-kau?"

Katsuki terbata. Melihat manik hijau itu begitu persis dengan milik Izuku namun tatapannya jelas setajam dirinya. Wajahnya tampan dan ia membuat Katsuki merasa terharu.

"Aku takut pada papa!"

"Papa ingin membunuh ku hiks!" Tatapan anak itu menajam. Katsuki seperti melihat dirinya.

Jadi inikah rasanya ditatap begitu tajam?

"Maaf.." Katsuki tak tahu kenapa kata ’maaf keluar dari mulutnya begitu saja.

"Tapi aku mencintai papa!" Anak itu tersenyum.

Ia melompat kesenangan dan berlari cepat untuk memeluk kaki Katsuki. "Aku mencintai papa! Papa!"

Katsuki menatap anak itu takjub. Hatinya berdesir hangat. Ia melihat sosok ayahnya dan sosok kecil dirinya yang tertawa bahagia dan saling mendekap.

"Yeah! Papa juga mencintai mu!" BaIas Katsuki lalu memeluk anak itu erat. Erat sekali hingga Katsuki ingin menangis karena tidak dapat memeluknya Iebih dari erat.

••••••••••

Katsuki terbangun dari tidurnya saat mimpi indahnya berakhir. la terdiam saat rasa hangat dari dekapan mungil itu masih terasa di tubuhnya.

"Kacchan?"

Katsuki menatap Izuku yang baru saja memasuki kamarnya. Omega tercintanya itu telah pulih dengan baik secara cepat.

"Izuku. Kau baik-baik saja? Syukurlah kau pulih dengan cepat!"

Izuku terkekeh pelan. "Cepat ya? Tiga hari itu cepat sekali."

"Tiga hari?"

"Kacchan tidur tiga hari!"

Katsuki terdiam. Berpikir secara logis kenapa ia tertidur hingga tiga hari.

Izuku tersenyum dan membuka tas berisik makanan yang ia bawa.

"Kata dokter, Kacchan kehilangan begitu banyak darah dan energi mu berada di titik nol. Regenerasi tubuh mu juga gagal jadi, yaa seperti ini."

begin | bakudekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang