20. Panik

3.3K 578 41
                                    

Pagi ini aku kalang kabut, semalam aku begadang mengerjakan proyekku dan berakhir bangun kesiangan.

Shintaro sempat memarahiku karena aku tidak mendengar alarm berbunyi. Dia bergegas mengantarku dengan kecepatan yang tidak kira-kira.

Bosku akan membunuhku jika begini!

Sang pimpinan perusahaan langsung memanggilku ke ruangannya, jelas kali ini aku mendapat peringatan karena terlambat.

Aku menunduk takut.

“Bukan salahmu” ucap bosku.

He?”

“Shintaro sengaja mematikan alarmmu pagi ini, dia meneleponku jika Kau terlambat”

Aku hanya berkedip-kedip bodoh mendengar penjelasan atasanku yang disampaikan dengan santuy.

“Aku mengizinkanmu terlambat hari ini”

“Tapi Akashi—”

“Nanti aku akan memberimu libur, pergilah berkencan dengan Shintaro”

Aku hanya melongo.

“Sebenarnya dia yang memintaku untuk memberimu hari libur, jangan bilang-bilang pada orang itu”

Aku hampir terkena serangan jantung karena saking kaget dan senangnya. Walaupun tampak cuek tapi Shintaro sangat peduli padaku.

“Baiklah, terimakasih banyak.” ucapku tersenyum.

.
.
.
.

A : Beliin iniM : Duit lu kan banyakA : Tapi duitku gaada yang recehM : Yodah, ini recehanA : Ok, thanks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A : Beliin ini
M : Duit lu kan banyak
A : Tapi duitku gaada yang receh
M : Yodah, ini recehan
A : Ok, thanks

Nikah? (Midorima Shintarō x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang