Shintaro mengurut pelipisnya, ia membaca buku yang tampak serius. Aku mendekat, membawakan secangkir kopi hangat kupikir akan memberikan sedikit tenaga padanya.
“Shin, bukankah itu buku tentang psikologi?” tanyaku saat membaca sampul bukunya sekilas.
“Iya, sejenis itu” jawabnya.
“Kenapa Kau membacanya?”
Suamiku menghela napas,
“Ada salah satu pasienku yang takut jarum, bahkan dia kabur saat aku mencoba mengambil darahnya. Sulit jika dia perlu diinfus. Aku hanya mencari cara agar dia tidak takut”
“Anak-anak?” tanyaku.
“Bukan. Orang seumuran aku”
“Siapa?” aku mengerutkan kening.
“Iblis merah!”
“Ha?”
Lalu Shintaro hanya menghela napas berat dan diam tanpa ekspresi.
.
.Nice to know :
Jarum infus atau tenaga kesehatan bilangnya abocath (baca:aboket) ini ada ukuran dari lubang yang besar sampai ke yang kecil. Semakin besar angka ukuran, maka lubangnya makin kecil (misal : ukuran 22G memiliki lubang lebih kecil daripada 20G).
Buat kalian yang ga pernah kena tusuk jarum kek gini, ane kasih tau rasanya.
Rasanya itu sakit-sakit-sedap-ena-nyeri-mantep.
Kalau pasang infus, jarum fungsinya cuma buat nyoblos. Habis itu si jarum bakal diambil dan yang terpasang itu kek selang yang elastis, jadi kalau buat bergerak tidak sakit, harusnya sih.
Kalo di sinetron pas ngelepas infus secara paksa kok darahnya nggak ada ngalir, jelas itu aneh.
Rata-rata pasien yang ada insiden infus lepas (misalnya karena ga sengaja tertarik) itu darahnya ‘bocor’ kemana-mana karena yang dilubangi itu namanya ‘vena’ tempat darah ngalir.
Makanya kalo diinfus jangan pecicilan biar ga lepas 😕
Manut sama perawatnya.
Oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah? (Midorima Shintarō x Reader) [END]
FanfictionMidorima Shintarō adalah suamiku. Catatan : 1. Di sini, ceritanya Shintaro sudah dewasa. Jadi aku (mungkin) tidak menambahkan kata "-nodayo" ataupun "-nanodayo" pada kalimat yang ia ucapkan karena kupikir akan lucu jika ia menggunakan hal tersebut k...