Malam hari, aku tidak bisa tidur. Shintaro tampaknya begitu damai di dalam mimpinya, ia memunggungiku. Kusadari bahunya ternyata sangat lebar, entah setan apa yang merasukiku, tanganku terulur menyentuh punggungnya.
Tiba-tiba saja, Shintaro tersentak.
“Shin?! Kau belum tidur?” seruku ikut terkejut.
Shintaro berbalik, ia memiringkan tubuhnya menghadapku. Dalam keremangan, aku sadar benar jika wajahnya merona sekali.
“Aku mencoba tidur tapi Kau mengejutkanku” protesnya.
“Ah, maaf. Aku terlalu canggung karena baru pertama kali tidur seranjang dengan orang lain” ujarku.
Tanpa kacamata, Shintaro terlihat sedikit berbeda. Dia diam memandangiku, satu tangannya mulai bergerak menyentuh telingaku, lalu mengelus rambutku.
“Tidurlah, ini sudah lewat tengah malam”
Selanjutnya, Shintaro menarikku kepelukannya. Di dadanya terdengar detak yang sangat kencang.
“Shin?!” seruku panik.
“Diamlah!”
Aku paham, ia berdebar seheboh ini wajahnya pasti sangat merah. Dia hanya malu jika aku melihatnya.
Karena insiden ini, aku benar-benar tidak tidur sampai pagi.
Ohayou, mata panda!
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah? (Midorima Shintarō x Reader) [END]
Fiksi PenggemarMidorima Shintarō adalah suamiku. Catatan : 1. Di sini, ceritanya Shintaro sudah dewasa. Jadi aku (mungkin) tidak menambahkan kata "-nodayo" ataupun "-nanodayo" pada kalimat yang ia ucapkan karena kupikir akan lucu jika ia menggunakan hal tersebut k...