17. Pagi (2)

3.3K 549 45
                                    

Pagi menyapa, mentari bersinar dengan terang di balik tirai putih. Aku bangun lebih dulu lalu duduk di pinggir ranjang.

Aku dan suami sama-sama libur.

Telingaku mendengar derit ranjang bergerak lalu menoleh ke belakang. Shintaro mendudukan tubuhnya lantas mengucek matanya.

“Selamat pagi” ucapku

Shintaro menatapku, cukup lama, lalu ia miringkan kepalanya.

“Ciuman selamat pagiku?” tanyanya.

“Ciuman selamat pagimu?” ulangku.

“Di sini” ia menunjuk pipinya dengan satu jari.

Aku hampir terkekeh. Kuhadapkan tubuhku padanya dan tersenyum.

“Baiklah, Shintaro~”

Kumajukan tubuhku, jemariku refleks menyentuh telinganya untuk mendapatkan sudut yang lebih nyaman.

Belum sempat aku memberikan kecupan, ia mendorong tanganku.

Perubahan ekspresi wajahnya sangat kentara, kedua alisnya menukik nyaris bersentuhan.

Aku terkejut lantas diam seolah membatu.

Just kiss, no touch!” ucapnya.

Lah!

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nikah? (Midorima Shintarō x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang