-25- {perasaan}

201 20 130
                                    

Happy reading!!!

***

"shh aw"

Ringisan itu reflek keluar dari bibir ranum hana kala leon memberikan obat merah pada lututnya yang berdarah.

"sorry, tahan bentar" suara lembut itu bagai menghipnotis hana untuk menatap lekat-lekat wajah leon dari atas brankar.

Ada perasaan aneh dalam hati hana, seperti.. Ah, buru-buru ia menggelengkan kepalanya berharap apa yang dipikirkannya itu hilang.

Merasa ada yang memperhatikan, leon pun mendongak.

Hening.

5 detik

30 detik

1 menit

Tik tok tik tok

Dentingan jam mengalun merdu memecah ruangan hening yang hanya di isi oleh dua insan yang saling memandang.

Tak ada niatan di hati mereka untuk mengalihkan pandangan satu sama lain, keduanya bagai di jerat di satu titik supaya tak dapat melihat ke lain tempat.

Begitu pula dengan jantung mereka jedag jedug tak karuan. Apakah mereka berdua punya penyakit jantung? Oh tentu saja tidak, sampai..

"WOI ANJIR OMAYGOTT!!!"

Dengan cepat hana dan leon memutuskan kontak mata itu dan bergerak gelisan.. Salting.

Leon memandang dua manusia di depannya itu tajam sambil berkacak pinggang.

"Ajg! Bst! Bbi! Mnyt! Setan! Titisan dajjal lo berdua!! Gue bersumpah akan bikin kalian ga terlihat lagi di bumi!!"

Makian leon tak bersuara tapi hanya bibirnya yang bergerak, namun tentu saja alex dan staven mengerti betul kalau leon tengah menyumpah serapahi mereka. Mereka berdua hanya nyengir dan menampakkan watedos nya membuat leon semakin yakin akan memusnahkan mereka berdua di bumi ini!.

Sedangkan hana? Ia hanya mengalihkan pandangannya dari mereka. Sungguh, perasaan ini.. perasaan apa ini?!! Ia memegang dadanya kuat untuk menghentikan jantungnya yang berdetak kencang.

Sebuah tangan terulur memberikan sesuatu kepada hana.

Ia mendongak dan menangkap sosok leon di depannya. Lagi dan lagi, jantungnya!!

"lo mau liatin gue aja? Ga mau ambil kacamatanya? Tadi jatuh pas lo juga jatuh" leon menggoyang goyangkan tangannya yang menggenggam kacamata milik hana.

Hana baru sadar kalau ia tak memakai kacamatanya sedari tadi. Apakah leon telah mengenalinya? Oh astaga, kecerobohan yang bodoh hana!!

"ah i-iya makasih" hana menunduk tak mau memandang wajah leon untuk saat ini demi kesehatan jantungnya.

"woi yon! Masih mau ngapel lo? Cepetan elah keburu bu endah dateng, kita kan mau nongki-nongki dulu. Ya ga?" ucap alex menyenggol tangan staven.

Sedangkan staven hanya berdesis tak suka "nongki-nongki, pantat lo nongki!"

"lo berdua duluan aja, nanti gue nyusul" alex dan staven mengangguk mengerti dan meninggalkan ruangan uks menuju kantin yang sepi karna jam pelajaran masih berlangsung.

"ehem, lo.. Ga papa disini sendiri?"

"ga papa kok, kamu pergi aja" jawab hana masih menundukkan kepalanya.
Leon masih setia menatap wajah hana dari samping "lo kalo ga pake kacamata mirip seseorang, tapi siapa?!"

Ia menghembuskan nafasnya kasar "gue pergi, lo istirahat aja" setelah berucap seperti itu, leon berjalan keluar uks menyusul kawan kmretnya.

Hana yang melihat leon meninggalkan ruangan ini kemudian bernafas lega. Ia tak bisa berlama lama berdua dengan leon, sungguh tak bisa.

***

Byur.

Seisi kantin mendadak terdiam mendengar suara siraman air tepat berada di tengah-tengah keramaian.

"kenapa hm? Dingin?"

Tangan hana mengepal kuat, dadanya kembang kempis menahan emosi.

Plak.

Clara menampar pipi kiri hana hingga wanita itu terhuyung kesamping.

"lo. Inget. Baik. Baik!! Leon punya gue! Leon milik gue! Dan ga ada satu orang pun yang boleh deket sama dia selain gue! Termasuk lo wanita murahan!!" tegasnya seraya mencengkram kuat dagu hana.

Hana yang mendengar itu menunjukkan smirk andalannya lalu menatap tajam clara.

"ke-kenapa hah? Ga ada yang lucu!!" teriaknya seraya bangkit dari posisinya.

Semua orang masih setia menonton drama gratis ini, ada yang tegang, ada yang memvidio, dan aja juga yang menonton sambil makan.

Entah dimana abel dan jessy berada, tadi sebelum kejadian ini abel meminta mereka untuk menemaninya ke toilet. Tapi karena hana malas untuk berjalan jauh lagi, jadilah jessy seorang yang menemani abel.

"mau gue colok mata lu hah?! Ga usah lo natap gue kaya gitu! Najis"

Yap, hana masih menatap clara dengan tajam, tak lupa smirk mematikannya.

Hana pun bangkit dari posisinya dan menepuk nepuk rok belakangnya yang kotor.

Lalu ia pun berbalik lagi menatap clara dan maju selangkah untuk menipiskan jarak.

Saat jarah mereka hanya tinggal beberapa centi meter, hana memajukan wajahnya.

Tubuh clara sudah bergetar takut, ya takut. Ia sungguh takut dengan tatapan gadis itu, cara dia menunjukkan senyumnya bagai seorang psikopat!.

Hana kemudian berbisik tepat di telinga clara "kamu tadi bilang saya murahan hm? kamu juga bilang kalau saya tidak boleh ini-itu? kamu pikir.. kamu siapa mau ngatur-ngatur saya?" tangan hana terangkat mengusap pelan rambut clara.

"kamu tidak perlu cape-cape mencari tahu siapa saya. karna saat sudah waktunya, saya sendiri yang akan memberi tahu siapa jati diri saya. jadi kamu tidak perlu khawatir okey. bay bay, semoga hari-hari mu menyenangkan"

Pelan, tapi sangat berpengaruh pada pikiran clara.

Memang cuman hanya clara yang dapat mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut seorang hana. Tapi sensasinya dapat dirasakan oleh seluruh orang yang melihatnya.

Bagai tak berpenghuni, seluruh area kantin senyap. Tak ada satupun yang berani berucap maupun bergeser dari posisi tempat.

Satu orang, hanya satu orang yang sangat mengerti dengan situasi ini.

Orang itu pun menyeringai misterius di balik kerumunan, "bodoh!"



















•••

Huaa author kangen sama kalian huhu😭
Maaf banget yang udah nungguin lamaa.

Intinya author saya kalian❤

Next!!!

Hana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang