Chapter 15

12.7K 401 0
                                    

Hii, aku balik lagii..

Jangan lupa untuk Vote dan komen ya

Happy reading :)

---

Vio POV.

Aku mempercepat langkah ku untuk mencari keberadaan Skyla, yang ternyata gadis itu kini berada di dekat danau tepat di belakang restoran ini.

Aku pun segera menghampirinya tapi sebelumnya, ku ambil ponsel ku dan ku deal nomor orang kepercayaan ku.

"Jangan biarkan berita sialan itu menyebar, tutup mulut semua media yang ada di kota ini,"

Dan setelah itu aku pun berlari untuk menghampiri Skyla, aku berhenti tepat di belakang gadis itu yang kini sudah mulai terisak dan terduduk lemas di atas kursi memanjang yang ada di tepi danau.

Hati ku sangat sedih melihat nya, rasanya seperti aku telah gagal untuk membahagiakan nya. Aku sangat tidak menyukai ini semua, aku tidak suka ketika Skyla menangis seperti ini.

Dengan gerakan perlahan aku pun memeluk leher nya dari belakang, sempat aku rasakan tubuh wanita itu yang tersentak.

Skyla menoleh ke arah ku sekilas, ia lalu menghapus air mata nya dan tersenyum tipis kearah ku.

"Kau," seru nya dengan senyuman yang ia perlebar, dari pancaran matanya wanita ini tidak mau menampakkan raut kesedihan nya.

Aku pun tersenyum membalasnya, ku kecup singkat pipi Skyla lalu baralih ke bibirnya, kemudian kembali menempelkan pipi ku ke pipinya.

"kau tau kenapa cinderella dapat bertemu lagi dengan sang pangerang?" ucap ku dengan tatapan lurus kedepan.

Secara perlahan Skyla menggeleng, ia melirik sekilas wajah ku.

"Karena cinderella adalah wanita kuat yang tidak pernah menangis sekalipun takdir begitu kasar kepadanya," sambung ku dengan satu kecupan yang kembali ku berikan ke pipi gembil Skyla.

Seketika Skyla menoleh dan sontak kecupan ku langsung beralih ke bibir nya, wanita itu pun kemudian dengan cepat menjauhkan bibirnya dan kembali menatap ke depan dengan tatapan sendu nya.

"Kau tau," ucap nya dengan suara yang sangat mengiris hati ku, 'sial aku benci tatapan itu!'

"menangis adalah hal mutlak yang diberikan oleh tubuh atas semua penderitaan yang kau rasakan," lanjut nya masih dengan suara lesunya.

Mendengar itu aku menghela nafas pelan, aku pun kemudian memutari kursi dan duduk di samping Skyla. Kemudian ku miringkan tubuhku agar lebih leluasan menatap wajahnya.

"Aku tau," ujar ku lembut, ku tangkup pipinya dengan kedua tangan ku, lalu kemudian ku deketkan wajah ku hingga hidung ku dan hidung Skyla bersentuhan.

"Tapi bisakah untuk tidak menangis di dekat ku, kau membuat--" aku mengambil pergelangan tangan nya lalu ku arahkan ke dada bidang ku, "ini menjadi sangat sakit ketika kau menangis," lanjut ku.

Skyla merengut tak mengerti mendengar ucapan ku barusan, "maksud mu?"

"Aku tidak bisa membuat mu menangis karena itu sangatlah menyakiti hati ku," jawab ku cepat.

"Maaf aku tidak bermak--"

"Jangan menangis lagi," potong ku cepat, "atau kau ingin melihat orang-orang yang sudah membuat mu menangis mati ditangan ku," lanjut ku dengan tatapan yang berubah tajam ke arah Skyla.

Ingat lah!!! Aku tidak sedang merayu nya, semua ini adalah kenyataan. Jika aku lihat Skyla menangis lagi. Aku tidak akan segan-segan membunuh orang yang sudah membuat nya menangis.

14 days With Stranger [Jafery Series #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang