20.The truth

423 67 31
                                    

Aku ngga tahu kalian masih berminat ngga baca cerita ini.
Aku takut alurnya semakin ngga jelas dan ngebosenin.

tapi, aku sayang sama kalian. Aku mau menyelesaikan tanggung jawabku sampe akhir. #eyaaaakkkkk....

Haha, anyway maaf kalau typo dan kalau jalan ceritanya kurang ngefell.

Aku cuma berharap kalian mau sabar sampe nanti tiba disebuah chapter yang...

Eum.. udah ah itu aja.

Enjoy yorobun..


Setelah kelas Mr Yunho usai, seulgi dan wendy langsung menghampiri bangku joohyun.

"Joohyun-ah, tugas essay Ms Yoora sudah selesai belum?" Tanya seulgi

"Mm.. sudah hampir selesai sih. Untungnya kemarin eonni tidak begitu sibuk, jadi dia mau membantu. Kenapa? Kau belum selesai?"

"Eoh. Aku tidak mengerti dengan pembahasannya."

"Kenapa tidak minta tolong wendy? Kau kan tahu kapasitas otakku tidak sebagus itu"

"Topik essay ku dan seulgi kan beda. Jadi aku tidak tahu harus membantunya bagaimana."

Joohyun menghela nafas sejenak.

"Yasudah, ayo ke perpustakaan. Aku juga sekalian mau melengkapi bahan yang masih kurang. Kau boleh baca punyaku. Siapa tau kau bisa dapat inspirasi dari bahan essayku."

"Jjinja? Woah, gomawo joohyun-ah"

"Tapi jangan menjiplak ya. Aku tidak mau ms yoora mengomel padaku lagi."

"Arraseo.!"

Lantas ketiga gadis cantik itu menuju perpustakaan. Dan setelah tiba diperpustakaan, ketiga gadi itu langsung berpencar mencari buku yang mereka perlukan.

Joohyun sedang melihat-lihat deretan buku dirak-rak itu ketika tiba-tiba 2 gadis menghampiri dirinya.

"Permisi. Aku boleh minta bantuanmu tidak?"

"Ah, nde. Apa itu?" Jawab joohyun dengan ramahnya pada ketiga gadis asing itu.

"Aku mau mengambil buku itu. Tapi, sepertinya kami tidak ada yang bisa meraih buku itu. Kau boleh tolong ambilkan buku itu untuk kami?"

Lucu sekali bukan jika seseorang meminta bantuan seperti itu kepada gadis pendek dan juga bertubuh mungil seperti joohyun?

Jika kalian jadi joohyun, apa yang akan kalian lakukan.

Menolak, bukan? Harusnya kalian menolak dengan halus,kan?

Sayangnya seorang bae joohyun tidak akan pernah menolak permintaan tolong dari siapapun. Bahkan saat ini juga, bae joohyun dengan nekat memanjat menggunakan sebuah tangga pijakan yang memang disediakan untuk berjaga-jaga jika ada orang-orang bertubuh mungil seperti joohyun yang ingin mengambil buku yang berada dirak tinggi.

Hanya tingal Sedikit lagi, tangan joohyun bisa meraih bukunya, ketika..

Bugh

"Aww..."

Ketika tiba-tiba pijakan kaki joohyun goyah dan joohyun tidak bisa menjaga keseimbangannya yang akhirnya membuat tubuhnya jatuh menghantam lantai.

"Ommo! Neo gwenchana?" Ketiga gadis itu terkejut dan menghampiri joohyun yang sudah menghantam lantai dengan memegang sikunya yang sepertinya tidak sengaja tergores pinggiran rak sehingga mengeluarkan darah.

"Aduh, siku-ku berdarah. Kau punya plester obat tidak?" Tanya joohyun dengan menahan ringisannya. Sebenarnya joohyun itu orang yang punya toleransi rendah dengan rasa sakit.

ONE DAY SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang