25. Restart

441 74 60
                                    

Saat ini sehun menyesali keputusannya untuk mengikuti keinginan jiwon. Harusnya dia tidak menuruti keinginan jiwon yang memaksanya untuk bertemu dicafe.

Tapi, apa daya? Penyesalan tinggallah penyesalan. Sehun hanya bisa pasrah ketika dia harus duduk berdua dengan jiwon disebuah meja didalam cafe yang suasananya sebenarnya terasa cozy dan nyaman. Tapi, karna jiwon yang ada dihadapannya, sehun jadi tidak betah berada didalam sana.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan? Aku tidak punya waktu untuk meladenimu dan membuang waktu seperti ini" Ucap sehun dingin

Jiwon membalas kedinginan sehun itu dengan senyuman hangat diwajahnya. "Iya, jiwon juga senang menghabiskan waktu bersama oppa seperti ini"

Sehun mendengus berat atas respon jiwon yang benar-benar tidak nyambung itu.

"Kim jiwon, aku tidak sedang bercan—"

"Eum, oppa. Kemarin jiwon lihat-lihat cincin pertunangan diinternet. Sepertinya jiwon sudah menemukan desain cincin pertunangan yang bagus untuk kita. Oppa mau lihat? Sebentar, jiwon—"

"Pertunangan itu tidak akan terjadi"

"Nah, ini dia fotonya. Bagaimana? Bagus tidak?"jiwon memperlihatkan sebuah foto dilayar ponselnya.

"Kim jiwon, dengarkan aku."

"Ah, ini juga contoh dekorasi untuk gedung pertunangan kita nanti. Meskipun baru bertunangan, setidaknya dekorasi pertunangan kita bisa menjadi tolak ukur untuk dekorasi gedung pernikahan kita nan—"

"Kim jiwon hentikan semua ini sebelum kesabaranku benar-benar habis!" Ucap sehun dengan penekanan dan ketegasan didalam nada bicaranya.

"Oppa bersedia menghadiri pertemuan waktu itu. Artinya oppa setuju kan tentang pertunangan kita?"

Sehun tertawa meremehkan kearah jiwon. "Aku fikir kau gadis yang cerdas kim jiwon. Tapi ternyata kau tidak lebih dari gadis naif yang bodoh." Kim jiwon hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi apapun atas ucapan sehun padanya.

"Aku setuju untuk menghadiri pertemuan malam itu, karna ayahmu. Bukan karna dirimu."

"Lagipula, kalaupun suatu saat nanti aku harus TERPAKSA melakukan pertunangan menjijikan ini bersamamu, maka kau harus tau satu hal." Ucap sehun dengan penekanan dan tatapan mematikan kepada jiwon.

"Jangan pernah berfikir bahwa aku akan membuka perasaanku untukmu. Jika aku harus melakukan hal menyebalkan ini bersamamu, maka hal itu kulakukan karna keuntungan yang bisa kudapatkan dari keluargamu. Bukan karna dirimu, kim jiwon!"

Sehun benar-benar mengucapkan semua itu dengan ringan tanpa beban. Semua itu mengalir begitu saja dari mulutnya. Bahkan, tidak ada rasa kasihan sama sekali dalam diri sehun jika perkataan itu mungkin akan menyakiti perasaan jiwon atau tidak.

"Tap—tapi— jiwon, benar-benar tulus mencintai oppa" lirih jiwon dengan cairan yang sudah menggenang dipelupuk matanya.

"Persetan dengan perasaan menggelikan itu!" Sama sekali tidak ada rasa luluh atau belas kasihan pada sehun kali ini. Pria itu benar-benar dikuasai emosinya

"Dengarkan aku jika kau tidak ingin merasakan sakit yang lebih dari ini."

"Lupakan perasaan bodoh seperti itu! Kau hanya akan merasakan sakit yang luar biasa jika kau mempertahankan perasaan murahan seperti itu! Kau hanya akan tersiksa jika kau tetap mengutamakan perasaan cinta itu! Jadi, sebaiknya lupakan itu dan lanjutkan saja hidupmu seperti biasa."

"Oppa tidak berhak menyuruhku seperti itu. Lagipula tahu apa oppa tentang perasaan seperti itu disaat oppa sendiri tidak pernah mencintaiku. Oppa bahkan tidak pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta, buk—"

ONE DAY SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang