35. Hiraeth

322 61 19
                                    

3 hari kemudian

Oh haneul duduk dengan setia disamping ranjang sehun yang masih tertidur dengan lelap. Seolah cucunya itu sedang bermimpi sangat indah sampai-sampai dirinya enggan untuk bangun dan membuka mata sekedar menatap oh haneul.

Oh haneul menggenggam tangan sehun yang terasa dingin itu.

"Sehun-ah.. " oh haneul membelai punggung tangan sehun.

"Apa yang kau mimpikan hingga tidak ingin bangun dan menyapa kakek?" Gumam oh haneul menatap wajah sehun yang tentram dalam tidurnya.

"Apa dunia terlalu kejam untukmu, hingga kau tidak ingin lagi membuka matamu dan menemani kakek?"

Oh haneul menggeleng dengan cepat. "Annia sehun-ah. Sekeras apapun dunia. Sekejam apapun kehidupan padamu, kau masih punya kakek. Kakek masih membutuhkanmu, sehun-ah. " satu bulir air mata terjatuh dari pelupuk mata oh haneul.

"Kakek... tidak mau sendirian didunia ini."

"Bangun nak. Dan kakek janji, kakek tidak akan membiarkan kau menghadapinya seorang diri. Kakek janji, sehun.." getaran yang bercampur isakan tidak bisa dibendung oh haneul lebih lama lagi. Hingga oh haneul menjatuhkan kepalanya diatas punggung tangan sehun dan menunpahkan semua tangis kepedihannya disana.

"Bangun sehun... jaebal..." dengan bahu bergetar, oh haneul memohon diatas pundak tangan sehun.

*________*

Setelah 3 jam melakukan operasi pembedahan pada kepala sehun, akhirnya tim dokter keluar dari ruang operasi.

Oh haneul segera menghampiri salah satu dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana keadaan sehun?"

Dokter ber-name tag kim yong chul itu terlihat menghela nafas panjang.

"pendarahan dikepala sehun sempat memburuk. Kondisi pasien yang sempat drop juga memperparah keadaan kondisi fitalnya."

"Lalu apa yang terjadi? Apa cucuku baik-baik saja?" Tanya oh haneul dengan cemas.

"Berkat doa dan kesabaran keluarga dan orang-orang yang mencintai sehun, dia bisa melewati masa kritisnya."

"Tapi.. kita tetap harus menunggu sehun sampai dia siuman dan bisa memastikan apakah syarafnya baik-baik saja atau..."

"Atau apa?" Tanya oh haneul dengan cemas.

"Oh sehun bisa menderita gegar otak permanen."

Seketika itu juga nyawa oh haneul bak dicabut saat itu juga. Entah apa dia harus senang karna sehun berhasil melewati masa kritisnya, ataukah justru dia harus terpukul dengan kenyataan yang baru saja ia terima.

Sungguh, kenapa dunia harus sekejam ini pada sehun?

*_________________*

Dan ditengah isakan oh haneul, tiba-tiba ia merasakan pergerakan dari jari-jari sehun. Lantas, detik itu juga oh haneul bangkit dan memandang wajah sehun.

Dimana nafas oh haneul seakan tercekat ditenggorokan ketika ia melihat kedua mata sehun yang bergerak seolah mencoba untuk bisa terbuka sepenuhnya.

Tanpa fikir panjanga, oh haneul menekan tombol disamping ranjang sehun.

Kebahagiaan itu langsung membuncah dihati oh haneul.

———————————————

———————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONE DAY SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang