"Lo.. Brian ya?" tanya Alana.
Bian hanya menggeleng.
"O-oh.. Bian berarti. Sorry, gue masih susah bedain kalian."
Bian seperti tidak ada niatan merespon Alana. Ia masih berkutat dengan angka-angka yang tertera di bukunya.
"Bian, lo kan otak Einstein ya.. gue mau nanya dong.. kira-kira lo tau gak sih kenapa gue udah belajar mati-matian.. tapi nilai gue tetep aja jelek?"
"Gue gak buka sesi tanya jawab."
Itu jelas bukan jawaban yang Alana harapkan. Alana hanya bisa menghela nafasnya. Susah memang berbicara dengan Bian.
"Pulang sekolah sempet?"
Alana sempat bingung. Dengan siapa Bian berbicara? Karena Bian tampak seperti bertanya pada bukunya.
"G-gue?"
"O-oh.. sempet kok."
"Pulang sama gue nanti. Bawa buku yang lo mau pelajarin."
"Aileen!" seseorang memanggil Aileen begitu Aileen memasuki kafe tempat mereka janjian.
Orang itu tak lain adalah—Haeri.
"Hai kak! Sorry, udah nunggu lama ya?" ucap Aileen begitu ia sudah duduk depan Haeri.
"Enggak kok! Baru aja sampe gue."
Aileen mengangguk, "Makasih ya kak udah dipesenin."
"Santaii"
Sorot mata Haeri tampak memperhatikan Aileen dari atas sampai bawah.
"Aileen.. lo—hamil lagi?!"
"Ahahahahahaa.. emang keliatan kak?"
Haeri menutup mulutnya, ia terkejut.
"Serius lo hamil?! Woaahhh... Gue kira Brian sama Bian cukup!"
"Astagaaa kak.. mereka cukup kok. Lebih dari cukup malah. Tapi yaa.. Tuhan kasih lebih. Rezeki jangan ditolak kan?"
"Wagilaaasihh... Semoga anaknya cewek ya.."
"Iyaaa amin.."
"Oh, gimana-gimana si Jisung? Kata lo dia—"
"—iya kak.. itu sekretarisnya ternyata. Jana namanya."
"Mau gue suruh orang gak buat nyari tau latar belakang si Jana?"
Aileen menggeleng, "Jangan kak. Gak usah. Kayaknya—ini bukan masalah besar sih. Akunya aja yang lagi sensitif."
"ATAS NAMA KAK JANA!"
"Eh?"
Haeri dan Aileen sontak melihat ke pick up.
"Itu si Jana bukan?!" pekik Haeri.
"Aduh.. aku gak tau kak.. gak pernah liat mukanya!"
Mereka berdua terus memperhatikan gerak gerik si Jana. Sampai akhirnya Jana menghampiri seseorang dan orang itu—
—Jisung. Jisung tersenyum lebar saat mengambil kopinya dari tangan Jana.
"A-aileen.. i-itu J-Jisung.."
Ada yang retak tapi bukan antigores.
Aileen melihatnya tersenyum kecut.
"Wahh wahh.. gak bisa ini. Gak bisa dibiarin! Harus gue labrak ini!" Ucap Haeri dengan penuh emosi.
Aileen menahan tangan Haeri yang hendak berdiri, "Kak Haeri, udah kak."
"Gapapa kak biarin aja.. nanti aku selesaiin sama Jisung."
"Aileen lo tuh! Aduhh bego banget kesel gue. Itu jelas laki lo jalan sama cewek lain, labraklah! Gila, Hyunjin kalo begitu udah gue jewer dari kantor sampe pulang!"
"Kak.."
"Hhh.. tenang tenang Ai. Coba mikir gi—OH! GUE TAU!"
"Apa kak?"
"Ikut gue, kita belanja. Tunjukkin ke si Jana kalo lo bukan saingan dia. Dia gak pantes saingan sama bidadari surga kayak lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG ENOUGH
Romance𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵, 𝘪𝘵 𝘸𝘢𝘴 𝘛𝘰𝘰 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨. 𝘉𝘶𝘵 𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵 𝘪𝘴 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘰𝘶𝘨𝘩. Cover by @grapicvii