15

3.1K 501 50
                                    

Hari demi hari berlalu. Hari yang ditunggu-tunggu keluarga Park ini akhirnya tiba.

Kelahiran Park Brina.

Beberapa bulan yang lalu, jenis kelamin bayi kecil mereka akhirnya ketauan. Dan seperti doa mereka, bayinya perempuan.

Berhubung kali ini Aileen mengambil jalur operasi caesar, jadi semuanya harus menunggu di luar.

Brian, Bian, dan Jisung. Muka mereka bertiga pucat pasi. Khawatir dan senang campur aduk rasanya.

Bian yang biasanya tenangpun kini mondar-mandir di depan ruangan operasi. Ia terus berdoa agar mamanya itu baik-baik saja di dalam dan calon adiknya datang ke dunia ini dengan selamat.

"Please please please.. aisshhh!!" Bian kesal sendiri karena dokter tak kunjung keluar memberi kabar.

"Tenang gais.. tenang.. mama pasti bisa." ucap Brian coba menenangkan adik dan papanya itu. Walaupun dirinya sendiri juga sudah mules daritadi karena terlalh deg-degan.

Sreeettt

Akhirnya. Dokter keluar dari ruangan operasi.

"Selamat ya, anak dan adiknya lahir dengan selamat. Cantik seperti ibunya."

Sontak mereka bertiga menghela nafas lega.

Sontak mereka bertiga menghela nafas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucu bangeeeeeeeettttttt!!" pekik Jisung begitu melihat anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucu bangeeeeeeeettttttt!!" pekik Jisung begitu melihat anaknya.

Brian dan Bian tak henti tersenyum. Bahkan Brian sampai memeluk-meluk Bian karena terlalu senang.

"Mau minum dong.. haus.." ucap Aileen dengan suara seraknya.

Dengan segera Brian berinisiatif mengambilkan mamanya minum.

"Pah, Bian mau gendong dong.."

"Emang bisa kamu?" tanya Jisung.

"Bisa pah. Di sekolah sering praktek."

Jisung mengangguk, ia kemudian menyerahkan Brina dari gendongannya kepada Bian.

"Hamil Brina penuh perjuangan tau." ucap Aileen tiba-tiba.

"Iyalaahhh namanya juga hamil."

Aileen menggeleng, "Beda. Hamil kali ini banyak gangguannya."

"Gangguan? Sekretaris papa yang waktu itu?" tanya Brian.

Mendengar hal itu, Jisung menepuk pundak Brian, "Nanti perang nih.."

"Setiap kalian pergi ke sekolah, terus papa juga ke kantor, mama sering banget digangguin."

"Hah?? Kok gak bilang mah?" tanya Jisung heran.

"Yaa.. nanti kalian overprotective. Mama males."

"Lanjut mah."

Mereka bertiga sambil duduk di sofa menyimak dengan baik.

"Pertama kali mama diganggu waktu hamil bulan ke-berapa ya mama lupa. Bulan kelima kalo gak salah. Kalian waktu itu gak ada di rumah sampai malem. Mama masak dong di dapur kan.. tiba-tiba tuh kayak ada yang jalan di sekitar mama. Berasa banget! Terus tiba-tiba perut mama panaaaassss banget. Mama cepet-cepet berdoa tuh. Mama juga bilang jangan ganggu ya, dunia masing-masing."

"Terus kedua kalinya, waktu mama lagi rebahan di ruang tamu, tiba-tiba tv mati sendiri. Dan nampilin bayangan tinggi gede gitu. Mama takut waktu itu karena posisinya dia deket banget sama mama. Mama buru-buru telpon tante Haeri. Katanya wajar, ibu hamil emang wangi. Dia suruh mama ambil peniti, gunting kecil tuh kalian tau kan gunting yang kecilll banget yang buat benang, sama bawang putih. Dia suruh jadiin satu itu semua terus jepit dibaju. Sama taro sapu lidi di kamar. Percaya gak percaya itu berguna sih. Mama jadi gak diganggu lagi sejak mama ikutin kata tante Haeri."





"Wahh.. macem-macem tuh setan sama emak gua."










YOUNG ENOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang