Brian berdecih, "Apa tadi? Alana? Sampah masyarakat? Lo gak ngaca?"
Brian kembali menunjuk-nunjuk Arel, "Lo cowok, Rel. Pengecut banget beraninya sama cewek. Najis!"
Brian mengenggam tangan Alana.
"Lo—yang nontonin aja-sama-sama gak punya otak lo pada. Gak ngerti lagi gue."
Masih dengan muka memerah dan sorot mata tajam, Brian menarik Alana pergi dari sana. Ia tak memperdulikan tatapan ratusan pasang mata yang sedaritadi asik menonton mereka.
📍Rooftop
Brian mengunci pintu rooftop. Ia membuka seragamnya. Menyisakan kaos hitam polosnya. Tanpa permisi ia pakaikan Alana seragamnya.
"B-bri.." susah sekali berucap. Alana terus menangis. Malu, kesal, sedih, semuanya campur aduk.
"Lo juga! Kenapa mau-mauan digituin sama mereka?!"
Brian mengambil selang, ia menyalakan airnya.
"Misi." ucapnya.
Kemudian ia membasahi tubuh Alana perlahan-lahan.
"Lo bau, sumpah. Bau amis gak tahan gue."
"B-bri.. g-gue.. hiks m-malu.."
"Hhh.. masih sempet lo mikir begitu sedangkan lo udah jadi tontonan anak-anak tadi? Walaupun gue begini, gue masih menghargai perempuan, mama gue juga perempuan. Nyakitin perempuan sama aja gue nyakitin mama gue. Lo tenang aja, gue gak bakal ngapa-ngapain."
Dengan lembut, Brian menyiram tubuh Alana yang penuh dengan telur. Setidaknya hingga bau amisnya tidak begitu tajam di hidung.
Grepp
Alana memeluk Brian. Brianpun tak ragu membalasnya. Ia tak memperdulikan kaosnya yang basah karena Alana.
"Kasian banget sih lo."
Jisung sengaja pulang lebih awal hari ini. Ia rindu berat dengan istrinya. Sesampainya di rumah, Jisung memeluk Aileen yang tadi membukakannya pintu.
"Hm? Tumben? Ada apa?? Kok pulang jam segini?"
"Kangen.." lirih Jisung.
Jisung mengeratkan pelukannya sampai badan Aileen sedikit terangkat.
"Kamu kenapasih? Kok tumben banget kangen sampe begini?"
"Tiba-tiba pengen sama kamu ajaaa.."
"Bawaan dede kali nih." tebak Aileen.
Ceklek.
Jisung dan Aileen cepat-cepat melepaskan pelukan mereka.
"Pah, mah." sapa Brian dan Bian.
"Iyaaa.. laper gak? Mau makan?" tawar Aileen sambil mengusap kepala masing-masing anaknya.
Brian dan Bian menggeleng.
"Mau istirahat aja, mah. Capek." ucap Brian.
Jisung menatap Brian heran, "Hah? Tumben kamu bri? Bisa capek juga? Biasa kayak cacing kepanasan kamu."
"Pikiran dia yang capek." ledek Bian.
Aileen kini memusatkan perhatiannya pada Brian, "Pikiran? Mikirin apa emang? Mau cerita sama mama?"
Aneh. Brian itu anaknya cuek, sama kayak Bian. Enggak sih, sama kayak laki-laki diluar sana.
Makanya Aileen bingung, tumben. Kenapa?
"Nanti deh mah.. gak sekarang." jawab Brian.
Aileen mengangguk paham, "Yaudah nanti kalo kamu mau, cerita aja sama mama. Okay?"
Brian mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG ENOUGH
Romance𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵, 𝘪𝘵 𝘸𝘢𝘴 𝘛𝘰𝘰 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨. 𝘉𝘶𝘵 𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵 𝘪𝘴 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘰𝘶𝘨𝘩. Cover by @grapicvii