Dua bulan kemudian..
Hari ini, sekolah mereka mengadakan acara refreshing. Mereka pergi ke gunung untuk mencari udara segar dan pemandangan baru.
"Bi, gue tidur sama lo ya." ucap Brian. Menanggapi hal itu, Bian hanya mengangguk."Ehm.. Bi." panggil seseorang.
Dua bersaudara itu reflek menengok.
"Alana?"
Alana yang melihat kehadiran Brianpun terkejut, "E-eh.. ada Brian juga.."
"Kenapa?" tanya Bian to the point.
"Hm.. gak jadi deh.. nanti aja-"
"Gue bantu yang lain dulu bangun tenda. Lo berdua ngobrol aja." pamit Brian. Sejujurnya, Brian sadar. Alana tak jadi berbicara dengan Bian.. karena kehadiran Brian disana.
Mendengar hal itu, Alana sontak merasa bersalah.. Brian terlalu peka.
"Kenapa?" tanya Bian begitu Brian sudah menjauh.
"Hm.. ada yang mau dibantuin gak Bi?" tanya Alana.
"Jangan basa-basi. Kenapa?"
Alana berdeham. Bian terlalu dingin dan Alana tak terbiasa disikapi seperti ini.
"Bi—"
"—gue suka sama lo."
Bian sontak menatap Alana. Memastikan kalau Alana tidak sedang bercanda.
Bian menghela nafasnya, "Gue gak mau nikung sodara sendiri. Brian deserve you."
Alana menatap Bian penuh harap, "B-berarti lo juga suka sama gue?"
Bian berdecak, beberapa detik kemudian, ia mendorong kening Alana dengan dua jarinya.
"Ngawur lo."
"Bi.. seriuuussss.."
Bian melipat tangannya di depan dada dan menatap Alana serius, "Sekarang gue tanya, kenapa lo suka sama gue? Lo yakin gak ketuker? Gue sama Brian mirip loh."
"G-gue.."
"Make sure once again Alana. Who owns your heart."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG ENOUGH
Romance𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵, 𝘪𝘵 𝘸𝘢𝘴 𝘛𝘰𝘰 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨. 𝘉𝘶𝘵 𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵 𝘪𝘴 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘰𝘶𝘨𝘩. Cover by @grapicvii