Hari berikutnya...
"Mah, ayo dong! Nanti keburu malem. Mama nunggu apa?" tanya Brian sambil menggendong Brina.
"Ini loh.. papa kalian daritadi mama telponin gak di angkat. Dari pagi malah."
Bian membantu Aileen membawa perlengkapan Brina, "Lagi meeting kali mah. Atau batrenya habis?"
"Masa sih sampai seharian gini?"
Penasaran. Bian mencoba menelpon papanya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Silahkan-"
"Hm.."
"Firasat mama kok gak enak ya.."
"Ah udah yuk nanti keburu malem!"
Jadwal mereka malam ini pergi ke Eiffel Tower.
Indah.
Kringgg kringgg
"Nomor gak dikenal.." ucap Aileen sambil menatap layar hp-nya.
Bian mengambil hp Aileen, "Sini Bian aja yang ngomong."
"Halo?"
"Selamat malam. Sebelumnya kalau boleh tau, ini dengan siapanya Park Jisung?"
Suasana seketika tegang..
"Saya anaknya. Ada apa ya pak?"
"Kami mau menginformasikan. Pesawat yang ditumpangi bapak Park Jisung terjatuh di—"
Aileen menutup mulutnya tak percaya. Seketika tubuhnya lemas. Untung saja Bian segera menangkap tubuh mamanya sebelum tubuh mamanya itu benar-benar ambruk.
"Kami meminta pihak keluarga untuk tetap tenang dan menunggu info berikutnya dengan sabar. Tim kami sedang melakukan pencarian. Harap tenang."
Bip.
Tangisan Aileen pecah.
Bian langsung memeluk mamanya erat sambil mengusap punggung mamanya.
"Papa pasti gapapa kok mah.."
Brian sebenarnya ingin ikut memeluk mamanya. Namun apa daya, ia sedang menggendong Brina.
Aileen hanya bisa menatap kosong pada rumput-rumput dibawahnya sambil terisak.
"Gak mungkin kan.. hehehehe.. p-papa gak mungkin ninggalin k-kita kan?" lirihnya dengan suara yang bergetar.
Aileen memeluk Bian erat dengan tubuh yang bergetar hebat. Tak butuh waku lama, kaos Bianpun basah karena air mata Aileen.
Ya, rasa takutnya bukan main. Pikirannya bahkan sampai memikirkan-bagaimana hidupnya nanti tanpa sosok Park Jisung..
Teman seperjuangan, teman hidup, teman berbagi keluh kesah, teman dalam keadaan susah maupun senangnya itu.. gak akan tega meninggalkan Aileen mengurus keluarganya sendiri bukan?
Park Jisung adalah orang yang bertanggungjawab. Ia tak mungkin melakukan itu.. bukan?
Seharusnya tidak.
Namun-apa daya bila Tuhan berkehendak lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG ENOUGH
Romance𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵, 𝘪𝘵 𝘸𝘢𝘴 𝘛𝘰𝘰 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨. 𝘉𝘶𝘵 𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵 𝘪𝘴 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘰𝘶𝘨𝘩. Cover by @grapicvii