19

3.1K 505 154
                                    

Melihat mamanya yang nangis seperti itu, Brinapun ikut menangis. Bayangkan betapa pusingnya Bian dan Brian.

"Mah.. papa gapapa kok.. tenang dulu ya.." ucap Brian.

Aileen menggelengkan kepalanya. Ia terus menangis sambil menggumamkan nama Jisung.

Tiba-tiba ia mengambil posisi berdoa sambil menatap langit.

"Tuhan.. tolong.. saya mohon.. Tuhan saya mohon jangan ambil s-suami saya.. s-saya dan anak-anak s-saya hiks.. masih membutuhkan sosoknya.." doanya dengan air mata yang terus mengalir.

"Mah.." lirih Bian.

Kini Aileen benar-benar terduduk di rerumputan sambil memegangi dadanya yang sangat sesak.

Jisung adalah malaikat yang Tuhan kirimkan untuknya. Tegakah Tuhan mengambilnya kembali? Secepat ini?

"Brian.. Bian.. antar mama ke papa.. mama mau ketemu papa! Mama.. hiks.. mama mau pastiin sendiri"

"Mah.. tenang dulu. Kita balik ke hotel ya.. nanti kita ketemu papa."

Aileen hanya menangis saat Bian menggendong Aileen di punggungnya. Aileen memeluk leher Bian. Menangis di ceruk leher anaknya itu.

"Bian.. gimana hidup kita.. tanpa papa?" gumam Aileen.

Mendengar hal itu, Brian sampai meneteskan air matanya. Ia tak tega melihat mamanya sehancur ini..

"Bian.. mama gak mau.. mama gak mau, Bian.. mama hiks.. mama gak siap. Papa kalian—"

Lagi-lagi Aileen terisak.

Lagi-lagi Aileen terisak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Bian menggendong Aileen sampai masuk ke dalam kamar hotelnya. Sesampainya di kamar, kondisi kamar sangat gelap. Mungkin karena mereka pergi saat sore, dan pulang saat malam sehingga Aileen tak sempat menyalakan lampu.

Namun—























Namun—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kedatangan keluarganya, Jisung mengangkat kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat kedatangan keluarganya, Jisung mengangkat kepalanya. Betapa terkejutnya ia melihat Aileen yang sudah sangat-kacau.

Aileen terdiam. Tanpa berkedippun, air matanya terus mengalir.

Aileen masih diam sambil menatap Jisung kosong.

"Ai?" panggil Jisung mulai khawatir.

Dengan energi yang tersisa, Aileen berjalan dengan lemas menghampiri Jisung. Aileen benar-benar ambruk di depan Jisung. Untung saja berhasil ditahan Jisung. Jisung langsung memeluk Aileen erat.

"Jangan.. tinggalin aku.. hiks.." gumam Aileen. Ia juga memeluk Jisung seerat mungkin. Seperti benar-benar melarang Jisung pergi dari sisinya.

"S-sampai kapanpun.. jangan tinggalin aku. Hiks.."

Jisung menggeleng, "Enggak. Gak akan."

Jisung memundurkan kepalanya. Ia menatap muka Aileen yang benar-benar kacau. Mata yang terus mengeluarkan air mata-astaga Jisung gak tega.

Jisung mencium kening Aileen.

"Happy Anniversary yang ke-18, Park Aileen." ucap Jisung pelan.

"Maaf.. maaf. Aku gak mikir kamu bakal separah ini ya ampun. Ide Brian ini ngasih kejutan begini."

Masih sambil menangis, Aileen melepas pelukannya. Ia menghampiri Brian dan menjewer kuping anaknya—

"kURANG AJAARRRRR KAMUUU!!!!!! MAMA JANTUNGAN TAU GAK?!!”

YOUNG ENOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang