Night talk.
Dengan posisi cuddle yang super nyaman, pasutri ini menatap mata satu sama lain.
Seperti biasa, Jisung mengusap perut Aileen yang bisa dibilang masih rata.
"Jadi?" tanya Jisung.
"Jadi apa?"
"Jadii kenapaaa aku didiemin kemarinnn.."
"Oh.. hm.."
"Aku-"
"-cemburu?" tebak Jisung.
"Eh? Kok kamu tau?"
"Aku tau kok kamu baca chat si Jana."
"M-maaf sung.."
"Ehhh enggak-enggakk.. gapapa kok. Punya aku yaa punya kamu juga. Lagian aku gak ada rahasia apa-apa juga sama kamu."
Aileen mengangguk. Ia menenggelamkan mukanya pada dada Jisung.
"Kamu.. mau aku berhentiin si Jana?"
Aileen sontak menggeleng.
"Gara-gara aku cemburu, seseorang jadi kehilangan pekerjaannya, gak masuk akal. Selama dia belum keterlaluan menurut aku, gapapa."
Jisung mengangguk, "Gimana si dede hari ini? Rewel gak?"
"Enggak, tadi dia anteng-anteng aja waktu aku-oh iya.. tadi aku ada pake uang sung. Buat beli baju sih.."
"Kamu beli mobil juga gapapa."
"Aku gak boros kayak kamu."
"Loh kok aku?!"
Brian berjalan di lorong kelasnya. Saat pelajaran ekonomi tadi, ia merasa bosan. Akhirnyaa ia pamit ke toilet. Hayo ngaku siapa yang di sekolah begini juga..
Tiba-tiba.. di tengah keheningan lorong.. terdengar suara isakan. Hal tersebut berhasil membuat Brian merinding. Lagi sepi euyy terus tiba-tiba ada suara perempuan nangis.
Semakin Brian berjalan maju, suara itu semakin terdengar jelas.
Ternyata, suara itu berasal dari toilet perempuan.
Brian mendekati kupingnya-
"hiks..tolong.."
"siapapun..tolong.."
Suara tersebut terdengar sangat lemah. Brian ragu, haruskah ia masuk ke dalam sana? Bagaimana jika nanti ada jumpscare?
Namun, jiwa pejantan Brian memberontak. Brian terdorong untuk masuk ke dalam toilet perempuan dan mengeceknya. Ia membuka satu persatu bilik toiletnya.
"T-tolong! T-tolong bukain pintunya.."
"Bilik terakhir!" Brian segera mendatangi bilik toilet terakhir dan membuka pintunya, namun-
Terkunci.
"Siapapun yang ada di dalem, mundur. Gue mau dobrak pintunya!"
"I-iya.."
"Satu..dua..tiga!"
BRAKKKKK
"eh?" Brian menatap perempuan di depannya kaget.
Grepp..
Perempuan itu memeluk Brian erat. Dapat Brian rasakan betapa besar rasa takut yang dirasakan perempuan ini. Gak heran. Lampu toilet dimatikan, pintu dikunci. Kondisinya sangat kacau saat ini. Baju basah, rambut acak-acakan, pipi merah karena bekas tampar (?) Pokoknya kacau.
"Alana.."
Dengan tubuh yang bergetar hebat, Alana memeluk Brian erat. Sangat erat. Menandakan Alana kini sangat membutuhkan seseorang untuk menemaninya.
Brian memeluk Alana, ia mengusap punggung perempuan itu, "Alana..lo kenapa anjir.."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG ENOUGH
Romance𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵, 𝘪𝘵 𝘸𝘢𝘴 𝘛𝘰𝘰 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨. 𝘉𝘶𝘵 𝘯𝘰𝘸, 𝘪𝘵 𝘪𝘴 𝘠𝘰𝘶𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘰𝘶𝘨𝘩. Cover by @grapicvii