BrukkJungkook terduduk disamping tubuh Jieun yang terkulai, kakinya terasa lemas dan wajahnya mencetak jelas gurat keterkejutan yang luar biasa. Kondisi Jieun terlihat sangat miris dengan memar di sana sini. Terlebih lagi darah yang begitu banyak yang berada di sekitar kepala Jieun membuat Jungkook merasa roh di dalam tubuhnya ditarik paksa saat itu juga, menyakitkan.
Setelah menata hati beberapa saat, Jungkook meraih tubuh mungil Jieun dengan kedua tangan yang gemetar hebat.
"Tidak apa-apa, kamu tidak apa-apa" lirih Jungkook
Bulir air mata yang tadi sempat berhenti kini kembali mengucur dengan deras dari kedua ujung matanya, Jungkook merengkuh tubuh lemas Jieun mendekapnya dengan perasaan campur aduk.
Jantungnya berdegup tak menentu, perasaan takut menyergapnya terlebih lagi tubuh Jieun terasa sangat dingin.
"Bertahanlah, ok"
Ia bermonolog seolah Jieun membalasnya, Jungkook hanya berusaha untuk kuat di situasi seperti ini. Berteriak histeris tak akan ada gunanya bukan? Ia berusaha setenang mungkin walau raga dan jiwanya serasa dipukul sampai hancur saat itu juga.
Lelaki Jeon menarik napas kuat-kuat lalu membuangnya perlahan, kemudian ia berusaha memposisikan tubuh Jieun di punggungnya.
Setelah itu ia pun bergegas keluar dari rumah Euna dengan menggendong Jieun. Kala ia ingin melangkah keluar dari pintu gerbang Euna tiba-tiba menghentikannya.
"Aku tidak berniat membunuhnya, sungguh"
Jantung Jungkook terasa sakit saat perempuan itu mengatakan hal yang tak masuk akal, tak berniat membunuh? Lalu kenapa kondisi Jieun seperti ini? Pembelaan diri yang bodoh.
"Jika kau memang merasa bersalah, serahkan dirimu ke polisi. Dan ingat jangan muncul lagi di depanku, kalau sampai itu terjadi aku tidak segan untuk membunuhmu"
Terdengar kejam dan menusuk namun itu pantas di ucapkan untuk perempuan gila seperti Euna. Sebenarnya Jungkook juga tak ingin pergi begitu saja dan membiarkan Euna yang mungkin akan kabur, namun yang penting sekarang adalah menyelamatkan Jieun lebih dulu.
Jungkook hanya berharap perempuan itu masih punya hati dan mau menyerahkan dirinya kepolisi. Tak mau mengulur waktu lagi, Jungkook membelah rintik hujan yang lebat dengan berlari menuju rumah sakit. Ia tak memikirkan hal lain saat itu karena yang Jungkook tau, ia harus segera sampai dirumah sakit dengan cara apapun.
Sudah hampir satu jam Yoongi, Jimin dan Tzuyu mencari Jungkook. Mereka bertiga kalang kabut mencari ke sana dan ke mari. Sampai kesetiap sudut rumah sakit pun mereka jelajahi.
Dan kali ini ketiganya berkumpul kembali di depan kamar rawat Jungkook yang ditinggal penghuninya, di luar hujannya sangat lebat dan mereka berasumsi tak mungkin Jungkook keluar.
Akan tetapi pikiran tentang Jungkook mencari Jieun di luar sana juga tak dapat di hindari. Yoongi merasa sangat frustasi, selama ini banyak yang menyebutnya sempurna dalam segala hal namun tidak kali ini. Ia mengklaim dirinya tak berguna mulai sekarang.
"Hyung, aku akan cari sekali lagi"
Jimin membuka suara memecah keheningan selama beberapa lama itu. Yoongi hanya menatap lesu ke arah Jimin, bibirnya terkatup rapat. Ia tak mampu lagi mengatakan apa pun.
Kalau memang Jungkook disini pasti sudah ketemu dari tadi bukan? Entahlah, Yoongi mulai di hinggapi rasa bersalah dan keputus asaan. Apa-apaan, Yoongi yang sempurna? Omong kosong.
Drrtt.. Drrttt...
Getaran ponsel yang kuat membuat Yoongi sedikit terkejut, setelah ia melihat siapa peneleponnya entah kenapa Yoongi terlihat buru-buru mengangkatnya.
"........"
"Iya, saya sendiri"
".............."
Prak..
Posisi Yoongi yang awalnya berdiri bersandar di tembok kini merosot ke lantai, ponsel yang terlihat masih tersambung dengan panggilan itu ia jatuhkan begitu saja.
Yoongi memegangi dadanya yang terasa sangat sakit seperti belati tajam baru saja menghujamnya berkali-kali. Derai air mata kembali lolos dari kedua ujung matanya. Jimin dan Tzuyu sempat saling menatap karena bingung dengan keadaan Yoongi sekarang.
Perlahan Jimin mendekati Yoongi, berjongkok di depannya dan menepuk pundak lelaki Min itu dengan pelan.
"Ada apa Hyung?" Tanya Jimin hati-hati
"Kau tau? Mereka bilang adikku hanyut di sungai, dan katanya pasti sudah tiada. Memangnya kalau menemukan sepatunya di pinggiran sungai sudah pasti Jieun hanyut begitu? Mereka hanya malas mencari lalu mengambil kesimpulan seperti itu, kan?" Yoongi tersenyum pahit
Jimin terperangah seketika, begitu pula dengan Tzuyu. Apa katanya? Kenyataan buruk apa lagi ini, Jimin ikut terduduk lesu di depan Yoongi. Entahlah, dalam sekejap semuanya seperti malapetaka yang tiada henti. Semakin miris kala melihat Yoongi yang sedang berusaha untuk kuat membuatnya tampak sangat menyedihkan.
Yoongi meraup wajahnya dengan satu tangan, memantapkan hati untuk kuat dan tak mau menyerah sekarang. Meski harus menyelam ke dalam laut dia akan mencari Jieun sampai ketemu. Yoongi bangkit dari duduknya, ia tak ingin semakin terpuruk.
"Hyung, mau kemana?"
Jimin menahan Yoongi yang tengah melangkahkan kakinya. Namun Yoongi enggan menjawab dan tetap berjalan.
"Hyung"
Tak menyerah, Jimin berdiri di depan Yoongi membuat lelaki itu berhenti seketika. Mendadak dari arah yang berlawanan terdengar beberapa derap langkah yang terburu, menuju ke arah mereka. Saat keduanya menoleh kesumber suara, mereka tak bisa menyembunyikan gurat keterkejutan yang tercetak jelas di wajah dua lelaki berbeda usia itu.
Terlihat di penglihatan mereka beberapa perawat sedang mendorong brankar beroda dengan Jungkook yang ikut berlarian di belakang para perawat itu. Lebih mengejutkan lagi saat meraka melihat siapa yang terkapar di atas brankar itu, Jieun.
Para perawat itu melewati Yoongi, Jimin dan Tzuyu yang mematung di tempatnya dan membawa Jieun ke Unit Gawat Darurat. Sedangkan Jungkook berhenti tepat di depan Yoongi dengan napas yang tersengal-sengal.
"Aku menemukannya Hyung"
Lelaki Jeon itu tersenyum senang ke Yoongi yang masih diam membeku. Jungkook mencoba menenangkan dirinya yang masih gemetar, namun mendadak dadanya kembali seperti terhimpit, rasa sakit yang ia abaikan sejak tadi kini menyerangnya bersamaan. Perlahan pandangannya mulai kabur dan menggelap.
Dengan sigap Yoongi menangkap tubuh Jungkook yang limbung, lelaki itu tak sadarkan diri. Tangisan dari seorang Yoongi kembali pecah, kedua tangannya memeluk tubuh Jungkook yang basah karena hujan dengan eratnya.
Bibirnya tiada henti menggumamkan ucapan terimakasih pada Jungkook. Walau Yoongi tau Jungkook tak mendengar tapi ia tetap ingin mengucapkan kalimat itu sebanyak mungkin, untuk menunjukkan rasa bersyukurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Of Me; Season 1 [KookU♥️] ✓
FanficTakdir akan membawamu pada sesuatu yang mungkin membuatmu bahagia Atau bisa juga membuatmu merasakan luka Apakah kau bisa memilih akan bagaimana takdirmu kelak??