Sepekan lamanya, warga sekolah di sibukkan dengan banyaknya lembaran soal yang membuat darah meninggi. Terdapat pula siswa yang sampai stres karenanya. Soalnya memang hanya pilihan ganda. Namun, jika jumlah soal pada selembar kertas ujian ada seratus buah dan harus selesai dalam dua jam. Bagaimana otak tak meleleh.
Tetapi, kini semua sudah selesai waktunya untuk happy. Kantin mendadak penuh, disesaki warga sekolah yang hendak mengisi bahan bakar sekalian melepas segala tekanan.
Tak terkecuali Jieun, ia sekarang sedang berjalan seorang diri menuju kantin. Sesekali ia meregangkan otot-otot leher yang kaku dengan cara menggerakkan pelan kepalanya ke kiri dan kanan. Rasanya seperti baru saja terlepas dari beban berat.
Sesampainya ia di kantin. Langkah Jieun mendadak berhenti karena melihat pemandangan yang tak biasa, Tzuyu dan Jimin sedang bersuapan ria makan sepiring berdua pula. Keajaiban.
Perlahan Jieun duduk di depan mereka, menopang dagu dengan tangan kanannya seraya tersenyum geli. Saking asiknya bermesraan Tzuyu dan Jimin sampai tak sadar akan kehadiran Jieun.
"Ah,aku sangat cemburu" celetuk Jieun.
Keduanya terperangah, seperti sedang ketangkap basah berkencan oleh sang ayah. Tzuyu dan Jimin terlihat gelagapan, meracau tak jelas bermaksud memberi penjelasan pada Jieun.
"Haha, kalian kenapa sih? Aku senang kalau kalian akur begini"
Seketika itu Jimin dan Tzuyu menggaruk belakang kepala mereka berbarengan. Dan mengembangkan senyum malu-malu.
"Jieun, kok kamu sendirian? Mana jungkook?" Tanya Jimin bermaksud mengalihkan topik pembicaraan.
"Di lab kimia. Disuruh kumpul katanya, tadi ada yang mengiriminya pesan" jawab Jieun santai sembari menyambar minuman Tzuyu, haus melandanya.
"Ha,buat apa?"
Menyedot minuman hingga tandas, Jieun menggedikkan bahunya sebagai jawaban.
"Tapi, kalau memang disuruh kumpul. Bukankah seharusnya aku juga menerima pesan? Kan aku sekelas sama Jungkook"
Deg. Jieun terkesiap, benar juga kata Jimin. Tapi, apa mungkin Jungkook berbohong? Jieun menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikiran buruk tentang kekasihnya.
"Lebih baik kita lihat kesana yuk, mana tau Jungkook terlibat masalah kan?" Celetukan Tzuyu membuat Jieun makin cemas. Ia pun bersegera mengayunkan tungkai kakinya menuju lab kimia di ikuti Jimin dan Tzuyu di belakang.
Sementara itu di lab kimia, Jungkook tengah menghadapi situasi yang rumit. Beberapa saat yang lalu saat ia memasuki lab, tempat itu sangat sepi tak ada tanda-tanda seorang siswa pun disana.
"Sial, aku di kerjain" umpat Jungkook
Saat ia berniat melangkah keluar ada seseorang yang memeluknya dari belakang, membuat Jungkook dengan reflek menepis kasar tangan yang memeluknya.
"Arghh"
Terdengar lenguhan kesakitan dari seorang perempuan yang terjatuh karena tepisan kasar Jungkook.
"Kenapa kamu jahat sekali"
"Euna. Kamu?"
"Iya, aku. Kamu berharap siapa? Min Jieun?" Kesal Euna sambil bangkit berdiri.
Mengerutkan dahi dalam, Jungkook mencoba mencerna situasi. "Jadi kamu, yang mengirim pesan itu?"
"Pesan apa? Kamu kesini memang mau bertemu dengan ku kan?"
Tanpa terduga Euna bergelayut manja di tangan Jungkook, sembari mengusap dada bidang lelaki yang membuatnya tergila-gila itu.
"Lepaskan!! Jangan sembarangan menyentuhku"
Di tepisnya tangan Euna dan Jungkook berjalan menjauh.
Dan lagi, Euna memeluknya dari belakang. Jungkook benar-benar risih di buatnya.
"Kenapa kamu begitu jahat padaku? Padahal kamu dulu sangat baik padaku. Aku tulus mencintaimu! Tak bisakah kamu memberiku kesempatan? Tinggalkan jieun, aku lebih baik dari dia"
Seperti sebelumnya, Jungkook melepas pelukan Euna dan menepisnya terlampau kasar.
"Apa yang membuatmu begitu percaya diri?"
Nada bicara lelaki Jeon terdengar begitu dingin, mendengar kekasihnya dihina secara tidak langsung menjadi tamparan keras untuk harga dirinya.
"Kau siapa? Berani-beraninya mengatakan kalau kau lebih baik dari pacarku?" Tambahnya sinis.
Jungkook menatap tajam perempuan yang nampak ketakutan itu. Salah besar, sudah menganggapnya teman. Jungkook merutuki kebodohannya. Tapi kenapa sikap Euna jadi menjemukan begini.
"Ka__kau tau!! Jieun hanya mempermainkan mu, sebentar lagi dia akan meninggalkan mu. Jadi, terima cintaku aku akan memberikan apapun untukmu"
Mendadak tangan perempuan itu bergerak melepas satu persatu kancing seragamnya. Berusaha dengan keras membuat lelaki di depannya tergoda.
Sontak saja Jungkook terperangah, perempuan ini benar-benar sudah tidak waras, kemudian dengan cepat Jungkook memegang tangan Euna menghentikan hal gila yang ingin perempuan itu perbuat.
"Apa kau sudah gila!! Hentikan!!"
"Jungkook ah aku akan memberikan diriku untukmu, tinggalkan Jieun dan miliki aku sepenuhnya"
Brakkk
Suara pintu yang di tutup paksa terdengar sangat kencang, membuat Jungkook terjingkat dan buru-buru melepas genggaman tangannya pada lengan Euna.
"Jieun" gumamnya lirih, entah kenapa terbesit di pikirannya yang baru saja membanting pintu itu adalah pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Of Me; Season 1 [KookU♥️] ✓
FanfictionTakdir akan membawamu pada sesuatu yang mungkin membuatmu bahagia Atau bisa juga membuatmu merasakan luka Apakah kau bisa memilih akan bagaimana takdirmu kelak??