Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
wah lama banget nih gak update tulisan lagi. maapin author ya lama gak up cerita :)
kali ini aku bawa cerita baru nih, tokohnya masih berkaitan sama cerita yang Rumaisha, jadi kalau kalian mau lebih nyambung baca cerita ini bisa baca yang Rumaisha dulu yaa, tapi buat yang belom baca pun gak papa, karena gak pengaruh sama alur cerita.
dah lah daripada kebanyakan cingcong nih, langsung aja baca cerita baru aku...
Happy reading guys. :))
************************************
"Biya, jangan lari-lari nak." Peringat seorang ibu pada putrinya yang asyik berlarian di koridor pesantren.
"aku pengen cepet-cepet ketemu kakak Ma." Ujar gadis itu dari kejauhan. Sang Mama hanya bisa menggelengkan kepalanya kesal ketika melihat putrinya yang bandel itu.
Baru saja diingatkan gadis berusia sembilan tahun itu sudah lebih dulu menabrak seorang lelaki yang kalau dilihat dari penampilannya sih seperti santri di pondok itu.
"kamu tidak papa?" tanya lelaki itu sembari berjongkok menyejajarkan tubuhnya pada gadis kecil di depannya.
Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum lebar. Lalu sejurus kemudian pandangannya beralih pada sebuah buku yang sedang didekap oleh lelaki itu. Binar mata gadis itu tak dapat disembunyikan ketika melihat nama tokoh idolanya ada di sampul buku itu. Hal itupun disadari oleh pemuda yang ditabrak oleh gadis kecil itu.
"kamu tau buku ini?" tanya Pemuda itu seakan tau apa yang ada dipikiran gadis kecil dihadapannya.
"Ya,, Sayyidah Aisyah. Aku mengaguminya." Ucap gadis kecil itu dengan senyum lebarnya yang tampak manis.
"kenapa kamu menyukainya?" tanya lelaki itu lagi.
"Karena beliau adalah perempuan yang mulia dan juga cerdas. Aku ingin menjadi seperti bunda Aisyah. Aku ingin menjadi perempuan yang cerdas dan juga memiliki akhlak yang mulia." Jelas gadis itu dengan menggebu-gebu. Tanpa sadar lelaki itu tak melepaskan tatapannya pada gadis kecil yang masih melebarkan senyumnya itu.
"kamu mau buku ini?" tanya lelaki itu menawarkan. Sontak saja Gadis itu mengangguk semangat, membuat lelaki muda itu tersenyum geli melihatnya.
"ini untukmu. Tapi ada syaratnya." Ujar lelaki itu lagi.
"Apa itu?" tanya gadis itu penasaran.
"kalau suatu saat nanti kita bertemu aku akan menjadikanmu Aisyahku. Aku akan menikahimu. Kamu mau menjadi Aisyah kakak?" tanya lelaki itu sembari menatap mata indah Gadis kecil dihadapanya.
"Aku mau." Ucap Shabira cepat lalu tersenyum senang. Entah mengerti atau tidak apa yang dikatakan lelaki itu. Yang penting bagi Shabira adalah mendapatkan buku itu.
"baiklah. Ini untukmu." Lelaki itupun menyerahkan bukunya pada gadis lucu itu. Dengan senang hati gadis menggemaskan itu menerimanya dengan senang hati.
"Yeayyy... terimakasih kak." Ujar Gadis itu senang.
"Sama-sama. Sampai bertemu lagi di waktu yang tepat Aisyahku." Ucap lelaki itu lalu berjalan meninggalkan gadis itu yang kini sedang fokus pada buku di tangannya.
***
jangan lupa vote dan komentarnya yaa. thanks for reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shabira ( Cinta, Asa dan Luka) - Completed
Romancekejadian yang tak disengaja di masa kecilnya membuat Shabira selalu mengimpikan bertemu imam impiannya. lelaki yang tak sengaja menabraknya sewaktu ia menginjak umur sembilan tahun di sebuah pesantren tempat kakaknya dulu bersekolah. lelaki itu memp...