Part 16- is it dream?

309 28 5
                                    

Assalamualaikum  warahmatullahi wabarakatuh,

Hai semuanya..

maaf yaa lama banget uploadnya. nih ada part baru dijamin seru. yang dari kemarin penasaran ceritanya selamat membaca yaa...

************************************************************************************

Hari ini begitu cerah. Tapi tidak dengan suasana hati Rayyan. Dia masih terpaku di kamarnya. Terdiam membisu ditengah riuhnya suasana rumah pagi ini. Semua orang sedang sibuk mempersiapkan pernikahan yang benar-benar tidak ia inginkan. Pasrah. Mungkin itulah yang sedang Rayyan lakukan. Kabur? Oh sepertinya itu hal yang sangat memalukan bagi lelaki berumur 27 tahun.

Yang ia bisa lakukan sekarang hanyalah menjalani apa yang telah ia ucapkan dan mempertanggungjawabkannya. Ayahnya sudah memberitahunya tetapi inilah jalan yang ia pilih sendiri.

"Ray, sudah siap?" Tanya Zayn pada adiknya dari balik pintu kamar Rayyan yang terbuka sedikit.

Rayyan hanya mengangguk pelan. Ia menghela napas sejenak lalu berdiri dan berjalan lunglai keluar. Menemuai semua orang yang sudah siap berangkat ke rumah Zhafira untuk melangsungkan pernikahan.

"Ray, are you okay?" Tanya abangnya yang tampak cemas dengan keadaan Rayyan yang termenung sejak tadi. Rayyan hanya mengangguk kecil saja sebagai jawaban.

"Ray pasti grogi karena sebentar lagi akan melangsungkan akad. Iya kan Ray?" Tanya Abinya yang lagi-lagi dijawab anggukan singkat oleh Ray.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di tempat pernikahan dilangsungkan. Disana juga sudah penuh dengan tamu undangan yang duduk rapi menyambut kedatangan mereka. Wakil dari keluarga Zhafira pun meyambut mereka dan mempersilahakan mereka masuk.

Rayyan duduk di meja pelaminan yang telah disediakan untuk dirinya. tatapannya kosong, wajahnya pun lesu tanpa semangat. Zayn yang sedari tadi duduk disamping Rayyan pun hanya menghela napasnya pelan.

Akad pun akan segera dimulai. Penghulu sudah mulai memberi wejangan-wejangan pernikahan sebelum akan dilaksakan. Rayyan pun tak begitu memperhatikan.  ia masih terdiam tanpa kata. 

"Mempelai Pria siap?" tanya penghulu sembari mengulurkan tangannya kearah mempelai pria. 

ketika Rayyan hendak menerima uluran tangan itu, sebuah tangan sudah lebih dulu menjabat tangan sang penghulu. Rayyan yang masih tak sadar pun hanya termenung dan menyaksikan akad dimulai. ia hanya menatap lelaki disampingnya dengan seribu tanya di otaknya.

"semua saksi sah?" tanya penghulu itu kepada para saksi. hal itu masih belum bisa Rayyan cerna dengan jernih. ia masih kebingungan sampai doa pun selesai diucapkan. 

"Bang,kenapa yang nikah abang?" Tanya Rayyan dengan kebingungan. Zayn tersenyum tipis pada adiknya. 

"emang kenapa Ray? bukannya kamu tidak cinta dengan Zhafira?" ucap Zayn pada adiknya. 

" iya tapi kan, gimana dengan Zhafira? dia kan tau nya dia akan menikah denganku." ucap Rayyan lagi dengan masih tidak percaya dengan semua ini. Zayn hanya tersenyum tipis  lalu meminta Rayyan untuk berpindah tempat duduk karena mempelai wanita sudah datang dan menghampirinya.

Rayyan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Zhafira datang ke meja pelaminan dengan senyum yang merekah di bibirnya. lalu dia menghampiri Zayn dan mencium tangan abangnya itu dengan khidmat. hal itu membuat Rayyan semakin tak percaya. ia pun berkali-kali menepuk pipinya keras seakan ingin meyakinkan bahwa semua ini bukanlah mimpi. 

"Ray, kamu ngapain sih?" tanya Zayn pada adiknya yang seperti orang linglung itu. 

"Ini sebenarnya gimana sih bang? aku masih belum paham. Dan kenapa Zhafira tak terlihat terkejut sama sekali." tanya Rayyan pada akhirnya.

Keduanya pun saling menatap dan tersenyum sebelum akhirnya menjawab semua pertanyaan yang berputar di kepala Rayyan.

"Biar aku yang jelaskan ya Mas?" pinta Zhafira pada Zayn yang dijawab anggukan tanda setuju.

"jadi sebenarnya Mas Zayn sudah menjelaskan semuanya padaku  mengenai kamu dan juga Bira. tentang kamu yang ternyata adalah lelaki di masalalu yang ditunggu Bira selama ini. dan juga tentang Bira yang mengorbankan perasaannya demi aku. awalnya aku tak bisa menerimanya dan pada saat itu memang aku sudah sangat menginginkan pernikahan ini denganmu. tetapi Mas Zayn terus meyakinkanku dan akupun sadar bahwa kebahagian Bira juga penting. walaupun ia tak sedarah denganku tapi aku tetap menyayanginya. Dan mungkin inilah jalan yang terbaik untukku. menikah dengan lelaki yang telah Ia pilihkan untukku." ucap Zhafira dengan mata yang berkaca-kaca. semuanya pun turut hening seperti dibius dengan ucapan Zhafira. 

"sejak kapan hal ini terjadi?" tanya Rayyan masih dengan nada penasarannya.

"sejak aku mengantarkan Bira ke bandara. disana aku bertemu Zhafira dan menceritakan semuanya. lalu tanpa sepengetahuanmu tiga hari setelah itu Abi datang kesana untuk membatalkan khitbahanmu agar aku bisa meminang Zhafira. dan Alhamdulillah merekapun menerimanya." tambah Zayn semakin membuat Rayyan tak percaya.

"kenapa aku bisa tidak tahu tentang semua ini?" tanya Rayyan lagi

"karena hari-harimu hanya kamu sibukkan dengan galau memikirkan Shabira, Adiku sayang." ucap Zayn dengan nada mengejek berhasil mengundang gelak tawa semua orang. Rayyan memberengut kesal mendapat ejekan dari Abangnya itu.

"Nah, sekarang tinggal kamu yang tentukan Ray. kamu kejar cintamu. kamu temu Bira dan khitbah dia. Allah telah memberi jalan padamu. tinggal kamu yang harus lebih giat berikhtiar lagi." ucap Zayn memberi semangat pada adiknya itu. Rayyan tersenyum senang. sekarang wajah lesunya tadi berubah menjadi senyum penuh semangat. 

"terimakasih bang, Zhaf. kalian penyelamatku.aku tak akan pernah melupakan kalian." ucap Rayyan dengan nada bahagia. 

"jaga adikku ya Kak Ray, jangan pernah sakiti dia." ucap Zhafira pada Rayyan. walaupun sekarang statusnya Rayyan sebagai adik iparnya tetapi aneh jika ia langsung memanggil nama saja. 

"tenang Zhaf, aku orang pertama yang akan menghajarnya bila berani menyakiti adik kita itu." ucap Zayn dengan bersemangat.

"mana mungkin aku menyakiti wanita yang sudah lama kutunggu kehadirannya. aku berjanji akan menjaganya dan tak akan membiarkan air mata itu keluar dari mata indahnya kecuali kalau itu air mata bahagia. kalian tenang saja." ucap Rayyan dengan penuh kesungguhan. 

"Lalu apa  rencanamu setelah ini?" tanya Zayn penasaran. Rayyan hanya tersenyum simpul dan menatap mereka penuh arti.

***

terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote dan komentarnya yaa.

Shabira ( Cinta, Asa dan Luka) - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang