Part 5-suara indah penggetar jiwa

245 24 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Hi guys, diawal bulan ini aku update lagi cerita Shabira nih..

semoga kalian suka yaa sama ceritanya. kalian bisa komentar dibawah ini, boleh kasih saran, kritikan dan lainnya. soalnya aku disini juga baru belajar.

jangan lupa vote yaa...Happy reading Guys.

******************************************

"Bira, tunggu!" panggil Rayyan membuat langkah Bira terhenti.

Bira menoleh dengan tatapan penuh tanya pada lelaki yang sekarang berada disampingnya itu.

"Ada apa kak?" tanya Bira kemudian.

"Karena kamu bosan mendengar kata terimakasih jadi aku ingin mengucapkan Jazakillahu Khayr Shabira. Kamu sudah membuat senyum Umi kembali." Ucap Rayyan dengan senyumnya yang tulus. Bira tak mampu menahan senyum dan rona di pipinya.

"Waa iyyaki Kak. Ih kakak curang,itukan artinya sama saja." Ucap Shabira dengan nada yang menggemaskan membuat Rayyan tersenyum sendiri.

"ok kalau gitu Thankyou Shabira atau Kamsahamida atau Arigatou Gozaimashita? Pilih yang mana?" tanya Rayyan kemudian.

" kakak. Semua itu artinya sama saja." Ucap Shabira dengan nada manjanya. Hal itu membuat Rayyan terkekeh geli melihat sisi manja dari Shabira.

"yasudah, Semangat ya Shabira belajarnya." Ucap Rayyan pada akhirnya.

"iya kak, kakak juga semangat mengajarnya." Ucap Shabira dengan wajah cerianya.

Shabira pamit untuk segera masuk ke kelas karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Entah kenapa hati Shabira berbunga-bunga rasanya. Sekilas ia membayangkan bahwa lelaki dihadapannya adalah Muhammad yang selama ini ia tunggu. Senyuman itu juga mengingatkan dirinya pada lelaki di masalalu yang ia pun tak tau siapa namanya. Ah sudahlah Shabira.

"Wihh semangat banget nih. Ada apa nih Bi? Kamu habis dapat apa dari rumah Pak Kyai?" tanya Maura penasaran.

"Dapat tiket liburan ke paris." Jawab Bira asal.

"Ih Bira, Aku serius nih." Ujar Maura kesal.

Baru Bira hendak menjelaskan suara bu Marfuah menginterupsi mereka. Mereka pun langsung diam dan mulai mempersiapkan buku dan alat tulis.

***

Jam istirahat Bira menuju ke ruang guru karena kata salah satu temannya tadi ia dipanggil oleh Bu Ismi untuk menemui beliau. Ia pun menemui bu Ismi yang berbincang dengan salah satu rekan guru juga.

"assalamualaikum bu, ibu mencari saya?" tanya Shabira yang dijawab anggukan oleh beliau.

"Iya silahkan duduk Bira." Ujar guru yang usianya masih terbilang muda itu pada Bira. Ya, bu ismi ini termasuk guru yang masih muda di sekolah itu. Usianya baru 22 tahun tapi sudah diangkat menjadi guru. Bu Ismi juga salah satu pengurus kegiatan siswa-siswa disana.

"jadi gini Bira, saya memanggilmu kesini untuk memberitahu kalau besok ketika acara wisuda akbar kamu akan membacakan tilawah quran. Nanti ibu akan memberitahu surah apa saja yang akan kamu baca. Nanti kamu juga akan dibimbing langsung oleh Umi Hafsah. Kamu bersedia kan Bira?" tanya bu Ismi pada Santrinya itu.

"InsyaAllah saya bersedia Ustadzah. Suatu kehormatan bagi saya bisa ikut serta dalam kegiatan wisuda ini." Ucap Bira dengan senyumnya yang tulus.

"Alhamdulillah. Terimakasih ya Bira. Nanti malam kamu bisa mulai bimbingan dengan Umi Hafsah. Tadi saya sudah menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau sudah bersedia." Ujar bu Ismi yang dijawab anggukan paham oleh Shabira.

Shabira ( Cinta, Asa dan Luka) - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang