part 20-Mengejar jodoh

411 27 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman...part 20 is comming.

maaf ya lama update nyaa..semoga kalian selalu setia membaca ceritaku ini.

enjoy reading guys. jika kamu suka bisa vote dan beri komentar yang mendukung kasih saran juga boleh banget lohh.

Thanks guys.

***********************************************************************************************

"Yang, ini udah siap semua?" tanya Zayn pada istrinya. Zhafira pun mengecek kembali koper-kopernya dan melihat apakah ada yang kurang disana.

"Mm...semua udah lengkap kok Mas. titipan Mama sama Umi juga udah rapi." ucap Zhafira pada suaminya. 

Zayn pun menangguk mengerti lalu tersenyum pada istrinya yang begitu cekatan mempersiapkan segala keperluan mereka. walaupun pernikahan mereka terbilang masih muda tapi perlu diakui bahwa Zhafira telah mumpuni melakukan semuanya sendiri. ya, walaupun di awal-awal memang masih canggung tetapi alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu pasangan muda itu sudah mampu menyesuaikan diri. 

Zayn juga masih terus belajar agar bisa menjadi imam yang baik bagi Zhafira. ia juga selalu menanyakan keperluan Zhafira dan memantau perkuliahan Zhafira pula. ia tak mau karena pernikahan ini kuliah Zhafira jadi berantakan. Zayn selalu mengatakan pada Zhafira bahwa ia akan membantu pekerjaan rumah kalau Zhafira sedang banyak tugas. suaminya itu juga tak sungkan-sungkan untuk membantu mengerjakan tugas istrinya yang sudah tentu Zayn bisa mengerjakannya. 

"Rayyan jadi ikut mas?" tanya Zhafira pada suaminya lagi.

"entahlah. terakhir aku bertanya padanya tapi tak ada jawaban. mungkin dia masih bimbang." ujar Zayn yang dijawab anggukan mengerti oleh Zhafira.

"yaudah, kamu mandi terlebih dahulu, aku akan persiapkan surat-suratnya." perintah Zayn yang langsung dijawab anggukan setuju oleh Zhafira. 

30 Menit berlalu akhirnya mereka pun selesai bersiap-siap. Zayn pun sudah rapi menggunakan kemeja abu-abu berlengan pendek dipadukan dengan celana jeans panjang. sedangkan Zhafira sudah cantik menggunakan gamis berwarna hitam dengan kerudung berwarna mocca. 

"Abi,Umi, Zayn sama Zhafira berangkat dulu ya. doakan kami sampai tujuan dengan selamat." pamit Zayn pada abi dan uminya sambil mencium tangan mereka.

"iya, kalian hati-hati ya, semoga Allah senantiasa melindungi kalian." ucap Abi pada mereka berdua. Mereka pun mengaminkannya bersamaan.

setelah berpamitan merekapun berjalan menuju mobil yang sudah siap mengantarkan mereka. Zayn terlebih dahulu membuka bagasi mobil dan menaruh kopernya disana. tetapi betapa herannya ia ketika melihat satu koper yang sudah ada di bagasi mobil itu.

"Sayang, ini koper siapa? bukannya koper kita cuma dua?" tanya Zayn penasaran pada istrinya. 

"loh, emang koper kita cuma dua ini mas, aku belum masukin koper apa-apa." ucap Zhafira ikut bingung.

"itu koper aku. udah deh ayo berangkat. lama deh kalian." tiba-tiba suara itu muncul dari arah depan. Zayn dan Zhafira pun sontak terkejut melihat Rayyan sudah duduk manis di kursi paling depan. kedua pasangan suami istri itupun saling tatap kemudian tertawa bersama.

"jadinya berubah pikiran nih?" sindir Zayn pada adiknya yang sedang berusaha memejamkan matanya di kursi depan.

"jangan berisik deh bang." ucap Rayyan sewot. Zayn dan Zhafira pun terkikik mendengarnya. 

Rayyan kembali berusaha memejamkan matanya tetapi tak bisa. ia pun akhirnya membenarkan posisi duduknya dan hanya memfokuskan pandangannya ke jalanan. 

"Aduh sayang aku ngantuk nih, aku mau senderan nih kamu elus-elus kepala aku ya." ucap suara di belakang Rayyan, membuat fokusnya terganggu. 

Rayyan tau abangnya itu sengaja menggodanya dengan bermanja-manja dengan istrinya itu. tetapi sepertinya Rayyan sudah kebal akan hal  itu, karena selama beberapa bulan ini ia sudah terlalu sering dipameri pemandangan romantis oleh abang tersayangnya itu. 

"makasih sayang, sini gantian tidur di bahuku. enak kan Yang kalau ada sandaran tuh, jadi gak sandaran sama pintu mobil doang." sindir Zayn lagi pada adiknya. Rayyan yang sudah geram akhirnya menoleh ke belakang lalu menatap tajam pada abangnya.

Zayn pun tertawa puas melihat ekspresi Rayyan seperti itu. ia memang sengaja selalu menggoda Rayyan agar adiknya itu cepat bertindak untuk mengkhitbah dan menikah dengan Shabira. baginya adiknya bermain terlalu lambat. jika Bira diambil orang baru tau rasa ia. 

***

akhirnya setelah perjalanan yang melelahkan itu, merekapun sampai di tempat tujuan. Mereka pun segera turun dari pesawat dan mengambil koper mereka masing-masing. Rayyan begitu jengah melihat abangnya yang selalu menggandeng tangan Zhafira begitu erat seakan Zhafira akan hilang jika ia lepaskan. 

"Ray, tangan kamu yang satunya nganggur kan?" tanya Zayn tiba-tiba. lalu dengan polosnya Rayyan pun mengangguk.

"Bawain koper satunya dong." perintah Zayn membuat Rayyan mengerutkan dahinya heran.

"lah emang tangan abang kemana? bukannya nganggur juga." ucap Rayyan kesal.

"siapa bilang nganggur. nih tangan abang tuh yang satu buat pegang koper nah yang satunya buat gandeng istri abang." ucap Zayn sembari menautkan tangannya pada Zhafira. melihat hal itu Rayyan semakin kesal dengan abangnya. ia pun tak memperdulikan abangnya dan meninggalkannya berjalan duluan. ia sudah sangat kesal jika terus digoda seperti itu.

"Hei, Ray, emang kamu tau dimana jemputnya?" teriakan Zayn berhasil membuat langkah Rayyan terhenti. Rayyan pun juga tak mau ambil resiko tersesat di negeri orang. tidak lucu jika dirinya diberitakan di pengumuman jika ia hilang. akan seperti apa jadinya nanti.

tawa puas pun renyah terdengar dari orang yang ada di belakangnya. Rayyan hanya bisa menghela napasnya kasar. ia hanya butuh sedikit bersabar. untuk bertemu jodohnya memang butuh perjuangan ekstra. 

"Zhaf, mana jemputannya? masih lama ya?" tanya Rayyan pada Zhafira yang juga masih mencari-cari penjemputnya. mereka sudah menunggu hampir satu jam dan belum ada tanda-tanda orang yang menjemput datang.

"belum nih. aku coba hubungi juga belum bisa." ucap Zhafira dengan nada cemas. 

"sabar dulu, mungkin mereka ada urusan dulu." ucap Zayn berusah menenangkan mereka.

"Nah Itu dia, Shabira." teriak Zayn yang berhasil membuat wajah Rayyan menegang. Rayyan pun salah tingkah dibuatnya. hal itu sontak membuat Zayn tertawa puas.

"yaelah, tegang amat tuh muka bos." ucap Zayn mengejek adiknya. 

Rayyan yang sadar dibohongi oleh abangnya pun menatap kesal padanya. abangnya emang mengesalkan dimanapun mereka berada.

"Assalamualaikum. maaf maaf kami telat." ucap seorang perempuan yang datang kepada mereka dengan wajah khawatirnya. 

"iya kak gak papa kok. yang penting sekarang kita udah ketemu kan ya." ucap Zhafira lalu memeluk perempuan itu erat. 

"yaudah yuk kita pulang dulu. kalian pasti sedang lelah." ucapnya lalu mengajak mereka pulang ke rumahnya. 

***

Shabira ( Cinta, Asa dan Luka) - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang