10

12.6K 746 7
                                    

DAVIN'S POV


Seminggu kemudian...

Ini hari terakhir gue camping. Hari terakhir biasanya bakal diadakan games truth or dare about first love, game ini tidak memandang siapa kelas 10 dan siapa kelas 12 atau bisa dibilang game untuk semua angkatan.

Gue dan teman teman lainnya disuruh Kepsek untuk bergabung di lapangan villa hanya untuk memulai game tersebut.

Ya game paling menjijikkan.

Siapa coba kalau misalkan gue disuruh dare, terus gue ditanya first love gue? Elah gue aja ogah buat suka sama cewe hft ngapain sih pake acara game beginian.

"Oke anak anak kalian sudah mengerti kan tentang game ini? Bagi anak kelas 10, pasti kalian juga sudah mengetahuinya dari ketua OSIS kan?".lantang pak Kepsek.

"Sudah pak!".jawab anak kelas 10 secara serentak.

"Baiklah kalau begitu, tidak usah berpikir panjang lagi jadi permainan kita mulai".sahut pak Kepsek lagi sambil mengocok ngocok isi kotak merah yang sudah terisi nama nama peserta camping.

"Oke. Karena sudah selesai bapak kocok, sekarang bapak ambil undian namanya".kata Pak Kepsek lalu mengambil selembar kertas yang digulungkan dari dalam kotak tersebut.

Semoga deh itu nama bukan gue..

"Oke yang pertama sepertinya anak kelas 10 dulu ya. Namanya Amanda Liviardi, mana yang namanya Amanda Liviardi?".kata Pak Kepsek mencari keberadaan nama yang telah disebutnya.

Amanda Liviardi? Anak kelas 10? Livia dong kalau begitu. Yes! Akhirnya dia duluan, gue pengen tahu siapa first love dia, ya gue udah tau sih first love dia itu 'Daffa' tapi ya begitu deh. Ah vin sadar lo cowo cuek yang gak mau untuk ngurusi orang oke?!.

"Saya pak".kata Livia menunjukkan tangannya lalu berdiri.

"Kamu mau pilih Truth or Dare?".kata Melati selaku panitia OSIS yang sendirinya tidak mengikuti program games ini.

"Ehh...dare deh ka".jawab Livia gugup.

"Oke, karena kamu pilih dare, jadi gue akan ngasih kamu pertanyaan tentang love. Siapa first love kamu?".tanya Melati tidak sadar dengan panggilan kamu-gue ke Livia.

Sempat gue lihat kalau Livia agak terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Melati. Dih padahal baru juga pertanyaan sebegitunya.

"Ka ada yang lain gak pertanyaannya?".tanya Livia berusaha menutupi kegugupannya.

Elah ngapain sih ni anak, lama banget tinggal jawab aja udah ngapain juga harus pake pertanyaan yang lain. Gue juga udah tau kali kalau Daffa first love lo.

"Tidak! Lo harus jawab dan jangan mikir panjang. Di camping ini harus saling terbuka jadi lo tinggal jawab aja siapa first love lo siapa tahu nanti doi bisa peka sama lo".kata Melati tegas.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

....

Sudah beberapa menit Livia sama sekali belum memberitahukan siapa first lovenya. Yang lain hanya menatap Livia sinis agar ia bisa memberi tahukan sekarang juga. Dan ada juga yang memberikan tatapan iba karena Livia pada saat ini harus jujur tentang perasaannya.

"Lama banget sih!".teriak Tarisya si cewe sok jutek.

"Livia, lo bisa gak sih sportif dikit huh? Lo mau makan waktu gitu? Lo kira lo aja yang bisa kita minta pertanyaannya, gue bilang jawab sekarang juga!".bentak Rere paling keras sehingga membuat semua anak anak terkaget sekaligus ketakutan.

Gila ni cewe ngebentak adik kelas sebegitunya banget.

"Ck, lo berdua diam aja deh mendingan. Kaya lo gak aja ditanyakin pertanyaan begitu pasti lo diam juga kaya dia. Gak usah sok jutek deh kalau gak bisa jutek".lontar gue yang hanya dibalas dengan wajah malu mereka berdua.

"Da-daffa ka".ucap Livia tiba tiba dan mengejutkan kami semua kecuali gue.

Semua anak OSIS serta anak anak yang ikut dalam perkemahan itu ngelihat ke arah Livia dan juga Daffa. Livia hanya bisa menundukkan kepalanya malu.

Ya iyalah jelas malu. Gue aja malu, eh emangnya urat malu gue belum putus? HAHAHA

.

Balik ke acara selanjutnya, games truth or dare kembali dimainkan. Gue hanya bisa uring uringan melihat anak anak yang ikut games gak penting itu.

"Baik lah. Kita ke peserta berikutnya. Selanjutnya, Davin! Dan pilihannya lo dapat truth. Oke pertanyaannya adalah siapa yang lo suka di angkatan kelas 10?".tanya Melati sesudah dia ngocokkin kertas yang digulungkan itu.

Damn!

Kenapa harus gue sih yang ngena? Udah tau juga gue gak punya nama perempuan yang gue suka. Harus jawab apa coba elah..

Gue menggarukkan kepala gue yang memang sama sekali gak gatal. Bingung jawab siapa. Ya kalau hanya sekedar dekat sih ya ke Livia doang. Tapi masa gue harus sebutin nama gadis tomboy itu sih.

AH OKE GUE LABIL SEKARANG!

Yaudahlah gue jawab Livia aja, daripada gak ada yang lain. Toh gue cuma tau nama Livia dan ketiga temannya di angkatan anak kelas 10 yang perempuan.

"Livia".jawab gue sok santai padahal ini juga paksaan.

Dan sekarang, gue sadar kali ini semua perempuan ngelihat ke arah gue dengan tatapan bingung sekaligus kaget. Mereka juga ngelihatin Livia yang juga mengaga lebar dengan tatapan sinis.

Duh segitu tampannya ya gue sampai sampai mereka semua pada natap sinis gitu ke Livia. Dih

*** END ***

LIVIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang