AUTHOR POV
Angin menghembus ke seluruh penjuru. Terutama Livia, setelah selesai camping ia terlihat lebih sehat dan segar meskipun ia masih gugup sewaktu mengatakan ia suka sama Daffa. Terlebih lagi, sewaktu Davin bilang dia suka sama Livia. Setengah hati Livia percaya pada omongan Davin dan setengahnya lagi ia pasti tahu maksud Davin menyebut namanya kemarin.
Akan tetapi ia terus tetap menjauhkan pikirannya tentang Davin takut kalau ia akan jatuh cinta padanya cowo si julukan 'cuek'.
Kali ini pikiranya beralih ke Daffa, ia masih bingung tentang Daffa yang terkejut sewaktu mendengar Livia menyukai Daffa. Livia berpikir bahwa Daffa juga menyukainya namun di satu sisi lain ia berpikir bahwa Daffa lebih menyukai Liony dibandingkan dirinya.
Tiba tiba sederai air mata dari pipi mulus Livia turun tanpa ia sadari. Tampak di wajahnya kalau ia takut cintanya bertepuk sebelah tangan. Apalagi ia dan Daffa jarang sekali berbicara. Ia juga berpikir setelah semua ini terjadi, ia menduga kalau Daffa tidak akan pernah menemuinya lagi.
Tetapi, itu hanya halusinasi Livia saja mungkin setelah kejadian ini, Daffa bisa lebih dekat kepadanya.
*
DAVIN POV
Sumpah malas banget gue ke sekolah, apalagi mandangi guru yang mukanya gitu gitu aja gak berubah berubah.
Ditambah lagi anak anak yang sok bergeng di kelas gue, geng cantik lah geng apalah itu namanya pusing gue. Belum lagi gue ngelihat Tarisya, kalau gue ketemu sama si alien itu bisa bisa habis tangan gue di gandeng terus kan gue risih.
"Hei bro".sapa Adam teman gue bisa dibilang sahabat gue yang datang dari kantin.
Lo pasti bingung kenapa cerita disini gue gak punya teman? Sebenarnya sih gue ada 4 orang cuma guenya aja yang suka menyendiri. Gue, Adam, Donny dan Gilbert. Kita berempat dijuluki most wanted sama anak sekolahan. Gue sih biasanya dijuluki cowo cuek, Adam dijuluki si malaikat soalnya dia terlalu ramah sama siapa aja, Donny dijuluki si cowo jaim tapi playboy ada ya orang kaya dia? Hahahaha, dan Gilbert dijuluki cowo cool dan mukanya mirip banget sama artis korea yang dianggota Super Junior gak tahu sih siapa namanya.
Nah udah deh ya gue kenalin sahabat sahabat gue hahahaha.
"Hei, elah udah dari kantin aja lo".sapa gue balik sambil menepuk pundak Adam.
"Yoi laper bro".jawab Adam memegang perutnya.
"Hahaha masih pagi udah laper aja lo".kata gue seraya menjitak kepala Adam yang hanya dibalas dengan tatapan sinis.
"Eh gue mau nanya beneran lo suka yang namanya Livia Livia itu ya?".tanya Adam sambil masang muka sok serius.
"Ck, mau tau aja lo".jawab gue berdecak pinggang.
"Engga soalnya gue heran aja setau gue lo anti cewe kan kenapa lo bilang lo suka sama adik kelas yang namanya Livia itu?".jelas Adam yang lagi kepo hari ini eh emang kepo sih dia.
"Engga, gue bingung mau jawab apa yaudah gue ngelontar asal bilang Livia udah".kata gue.
"Oh gitu, kenapa lo gak bilang aja kalau lo gak suka sama siapa siapa?".tanya Adam yang semakin membuat gue risih.
"Gue lupa, ck lo kepo banget sih".kata gue yang udah risih ditanyain banyak pertanyaan seperti wartawan.
"Apa salahnya sih gue nanya".sahut Adam mendengus kesal.
Gue hanya nyengir dan terus berjalan ke arah koridor kelas 12. Gak sengaja gue ngelewatin koridor kelas 10 yang menghubungkan ke arah kelas gue.
Di kelas 10-3 gue ngelihat Livia sedang melamun sambil menangis. Eh wait... Livia nangis? Kenapa? Apa gara gara gue? Oh jangan sampai, gue kan gak ada nyari masalah sama tuh anak. Samperin ah.

KAMU SEDANG MEMBACA
LIVIA ✔
Ficção AdolescenteDi hari pertama MOS, Livia harus dihadapi dengan berbagai macam peraturan yang mempertemukannya kepada seorang laki laki yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Davin. Laki laki popular yang diidam idamkan para kaum wanita itu berhasil menggemparkan...