18

10.3K 587 4
                                    

AUTHOR POV


"Livia".singkat Livia sambil membalas uluran tangannya.

"Oh.. jadi lo yang namanya Livia".katanya sok kenal.

"Emang kenapa?".

"Gapapa sih. Cuma gue baru tahu kalau yang namanya Livia itu elo".

"Bukannya seharusnya lo udah tau nama gue Livia? Kan lo udah tau soal keluarga gue".

"Iya gue emang udah tau, cuma gue gak tahu Livia itu yang mana".

Livia hanya mengangguk sambil ber-oh ria sebagai jawaban atas omongan Gilbert.

"Kok kemarin lo sinis sih sama gue?".tanya Gilbert.

"Emang kenapa?".

"Ya gak sih. Oh iya lo temen dekatnya Davin?".

"I-iya".jawab Livia gugup seakan mulai terisih atas pertanyaan yang begitu banyak dilontarkan oleh lelaki yang saat ini tepat di depannya.

"Sama, gue juga sahabatnya Davin".katanya.

Livia pun kembali ber-oh ria karena di satu sisi ia tak tahu lagi harus menjawab apa.

Mereka kembali mengobrol dan di setiap obrolan selalu ada candaan dan tawaan yang keluar dari mulut mereka berdua. Hingga malam sudah berlarut lama, mereka berdua kembali meninggalkan mall yang setengah jam lagi akan tutup. Gilbert juga tak segan segan mengantarkan Livia untuk pulan kerumah mbo iyem.

Tanpa ada rasa malu, Livia menunjukkan dimana rumahnya berada. Ketika sampai tepat di depan rumah mbo iyem, Gilbert hanya memandang rumahnya itu dengan rasa iba dan perasaan sedih.

Setelah selesai mengantarkan Livia pulang, Gilbert kembali menggas mobil Audi hitamnya meninggalkan halaman rumah Karin hingga sampai tepat di rumahnya.

*

"Hai vi!".sapa Katya yang baru sampai di kelas setelah melihat Livia tengah melamun di mejanya.

Livia tak membalas sapaan Katya ia masih dengan posisi yang sama yaitu melamun di mejanya dan sepertinya ia juga tak mendengar sapaan yang dilontarkan Katya kepadanya.

"Vi..".sapa Katya sekali lagi.

Livia tetap tak membalas sapaan Katya sehingga membuat wanita blasteran Turki-Belanda ini khawatir. Ia kembali beralih pandangannya kepada kedua temannya yang duduk di belakang.

"Guys, itu Via daritadi gue sapa gak jawab jawab. Malahan ngelamun, gue takut ada apa apa sama dia".kata Katya.

"Hah serius lo? Tadi perasaan tuh anak biasa biasa aja deh. Yaudah yuk ke mejanya aja".kata Claura yang langsung diiyakan oleh kedua sahabatnya ini.

"Vi..".panggil Claura setengah berteriak.

"Livia...".panggil Thalia dengan suara lantang.

"LIVIAA..".teriak mereka bertiga lalu usaha mereka pun berhasil.

Livia terbangun dari lamunannya karena kaget yang gak karuan.

"Ish! Kalian apa apaan sih kan kaget gue..".kata Livia.

"Ya lagian sih lo daritadi kita panggilin gak denger denger. Ngelamunin apaan sih lo?".tanya Thalia.

"Ehm..e-enggak".jawab Livia gugup.

"Alah bohong kan lu? Eh vi gue udah pernah bilang, kalau lo punya masalah cerita dong ke kita..".kata Katya mulai kesal.

"I-iya.. tapi beneran gue gapapa. Lamunan gue tadi itu gak ada yang gue pikirin".jawab Livia sekenanya.

LIVIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang