AUTHOR'S POV
Bus pun mulai berjalan melalui halaman depan sekolah berbasis Internasional itu. Murid murid yang berada di dalam bus bersorak ria menyaksikan mereka telah berjalan menuju tempat yang dinanti nanti... Bandung. Tempat wisata yang paling tepat untuk dikunjungi.
Begitu juga Livia, Katya, Claura dan Thalia yang memang duduk bersebalahan meskipun tempat duduk diposisi hanya ada untuk 2 orang saja. Meskipun begitu, mereka tetap senang dan tak henti hentinya saling mengobrol hingga mereka tak sadar sehingga akhirnya mereka semua tertidur pulas.
Bus pun hening sejenak.
Bu Feren wali kelas mereka, beranjak dari kursinya yang duduk di paling depan berdiri dan berjalan ke belakang untuk melihat anak anak murid kelasnya dalam keadaan baik baik saja. Ya Bu Feren memang sangat sayang kepada mereka semua hingga dalam keadaan baik baik saja, ia tetap mengkhawatirkan mereka semua begitu juga sebaliknya.
Yap, bibir Bu Feren pun melengkung keatas setelah melihat semua murid muridnya tengah tertidur pulas. Ia pun berjalan menuju kursi tempat duduknya dan membiarkan anak anaknya untuk tertidur hingga sampai di tempat perkemahan.
Akhirnya waktu yang menyita 3 jam, mereka semua sampai ditempat yang dituju. Bu Feren beranjak dari kursinya dan segera meneriaki mereka menyuruhnya untuk segera bangun dari tidur yang lumayan cukup pulas.
Hingga suara Bu Feren terdengar oleh mereka, mereka pun bangun dan betapa terkejut mereka semua saat mereka melihat pemandangan di lokasi campingnya begitu menakjubkan.
Ada sebuah villa yang lumayan besar di tempat mereka berhenti sekarang serta sungai yang mengalir deras diujung sana dan kebun teh yang sangat luas dibawah mereka karena saat ini mereka diatas bukit.
Ya memang seperti inilah pemandangan yang dicari oleh mereka. Pemandangan yang bisa melunakkan hati seseorang yang mempunyai sebuah masalah.
"Wah gila guys indah banget. Asri lagi".kata Livia ketika ia sudah bangun dan mendapati dirinya sudah berada di tempat perkemahan yang begitu luas dan sejuk dipandang.
"Iyaaa.. wahhh!! Beda banget sama Jakarta. Kalau disini mah pemandangannya asri masih hijau terus gak ada polusi lagi. Bener bener kaya surga".ucap Claura mendeksripsikan apa yang sedang ia lihat sekarang.
Suara aba aba dari Pak Kepsek yang memang menggunakan sebuah mic serta speaker yang dibawanya, kini menyuruh anak anak sekolahan untuk turun dan mengambil koper mereka dari dalam bagasi bus.
Setelah selesai mengambil koper, semua murid murid dikumpulkan di halaman villa untuk diberitahukan aba aba selama camping berlangsung.
Mata Livia pun tak sengaja melihat ke sebuah mobil Lambhorgini yang ia heran kan pemiliknya siapa. Menurutnya, sedari tadi tidak ada yang membawa mobil semewah itu ke tempat perkemahan ini karena memang mereka semua disuruh untuk menggunakan bus yang sudah disiapkan.
"Eh itu ada mobil lambhorgini deh. Punya siapa ya? Perasaan gue daritadi pas kita pergi gak ada tuh mobil semewah itu. Apa mungkin punya OSIS? Ah gak mungkin juga, kan Pak Kepsek sudah ngelarang gak boleh ada yang bawa mobil sendiri".kata Livia sambil menunjukkan ke sebuah mobil yang kini sedang ditatapnya ke ketiga temennya.
"Iya juga ya gue juga bingung. Ah tapi biarin deh toh bukan urusan kita juga".kata Thalia menegaskan.
Setelah mendengarkan apa kata Thalia barusan, ia pun segera memalingkan wajahnya untuk melihat Daffa yang memang sedari tadi lupa untuk ditatapnya.
Ganteng banget ya dia. Gumam Livia dalam hati.
*
Setelah aba aba selesai, mereka semua langsung membenarkan tenda untuk bisa diberdirikankan. Ya untuk tenda hanya bisa memuat 4 orang tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.

KAMU SEDANG MEMBACA
LIVIA ✔
Ficção AdolescenteDi hari pertama MOS, Livia harus dihadapi dengan berbagai macam peraturan yang mempertemukannya kepada seorang laki laki yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Davin. Laki laki popular yang diidam idamkan para kaum wanita itu berhasil menggemparkan...