16

11.1K 622 14
                                    

AUTHOR POV


Hari ini adalah hari pertama Livia masuk sekolah. Eitss.. maksudnya hari dimana Livia harus bersekolah dengan rasa yang teramat sedih karena ia harus kesekolah menggunakan kendaraan umum kecuali busway.

Biasanya hari seperti ini, ia sedang dikamar memperhatikan wajanya lalu pergi ke dapur untuk sarapan bersama keluarganya. Namun, hal itu lagi tidak akan pernah terjadi karena sekarang kehidupannya sudah beda.

Dimana ia harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan karena ia terlalu kasihan melihat mbo Iyem jika ada dirinya dirumahnya saat ini pasti akan selalu merepotkan dirinya. Dan ia tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Beruntung Livia pandai memasak karena ia sangat suka dengan kehidupan dapur. Sebelum berangkat, ia memasak spaghetty untuk dirinya dan ikan bakar untuk mbo Iyem. Selesai memasak, ia pergi membersihkan diri lalu berangat ke sekolah dengan menggunakan angkutan umum.

Ia pun menaiki sebuah ojek yang berada di persimpangan jalan rumah mbo iyem. Jarak antara sekolah dengan rumah mbo iyem tidak terlalu jauh hingga membuatnya cepat sampai di sekolah.

Livia pun masuk ke dalam sekolah. Akan tetapi, dugaannya benar benar salah. Karena kemarin ia menduga jika teman temannya tau akan hidupnya sekarang ini, pasti salah satu dari mereka akan membullynya. Namun pada saat ini senua murid murid yang berada di sekolah itu sedang sibuk dengan urusannya masing masing masing.

"Eh ada anak korupsi".teriak seseorang dari arah belakang Livia sehingga seluruh anak anak sekolah dapat mendengarnya.

Ia pun berbalik dan menemukan sumber suara itu yang tak lain adalah Tarisya kakak kelasnya bersama para sidekicknya itu.

Livia hanya terdiam tanpa membalas perkataan apapun untuk Tarisya.

Biasanya jika Tarisya selalu menyindirnya, maka Livia akan melawannya. Akan tetapi beda dengan saat ini karena Livia hanya diam dengan kepala menunduk.

"Ih biasanya kalau gue nyindir pasti balik disindir. Tapi sekarang kok gak ya? Oh iya gue baru inget, kan udah jadi anak miskin jadinya gak bisa ngelawan ya kan guys?".kata Tarisya dengan senyumnya yang licik.

Livia hanya bisa terdiam tanpa ada kata kata lagi.

"Iya dong hahahaha...".jawab para sidekicknya yang langsung membuat semua murid murid di sekolah itu ikut tertawa mengejek ke arah Livia.

Kini ia tidak bisa melawan seperti dulu, ia berlari meninggalkan Tarisya dan sidekicknya untuk menghindar atas ejekan mereka. Namun, hal itu sia sia karena tindakan Livia semakin membuat semua anak anak semakin menghina dirinya.

Di sepanjang jalan menuju koridor anak kelas 10 ia terus mendapatkan caci dan makian dari anak anak kelas serta kakak kakak kelasnya. Namun, hal itu tidak dihiraukannya ia hanya bisa berharap bahwa mereka hanya meledeknya hanya sementara. Karena ia yakin hidupnya pasti bisa seperti dulu lagi.

Sesampainya di kelas, ia menyapa ketiga teman temannya yang tak lain adalah Katya chairmatenya, Claura dan Thalia.

"Hai guys".sapa Livia lalu tersenyum parau.

"Hai juga Vi, Vi sini deh kita mau ngomong sama lo".kata Katya. Livia pun mengangguk lalu duduk di meja sebelah Katya.

"Ada apaan sih? Kalian mau ngomong apa?".

"Hm..maaf Vi bukannya kita ikut campur. Cuma kita mau nanya, bener keluarga lo bangkrut Vi?".tanya Claura membuka pembicaraan.

Livia terdiam dan hanya bisa memandang lantai dengan perasaan sedih. Mengapa ada orang yang menanyakan masalah kebangkrutan dirinya dan itu membuat ia semakin mengingat kejadian kemarin.

LIVIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang