AUTHOR POV
"Gue gak mau tau pokoknya lo harus mau didandanin titik!".perintah Claura begitu mereka Katya, Thalia dan Livia kini berada di kamarnya.
"Ahhh gue gak mau... Claura lo tau kan gue itu gak suka sama yang namanya dandan. Ih gak mau deh..".pinta Livia merasa teresoktis.
Ya hari ini hari senin. Hari dimana perlombaan selfie or ootd dilaksanakan. Setiap foto harus merupakan foto yang benar benar layaknya model karena berkat itulah mereka bakalan memenangkan kontes ini.
"Vi lo bisa gak sih kecewean dikit? Gak malu lo jadi tomboy terus?".ledek Thalia.
"Eh thal nyadar dong lo juga tomboy kali..".gerutu Livia semakin kesal. Thalia yang disindirnya hanya bisa mendengus melihat sahabatnya yang satu ini.
"Oke stop it guys! Sekarang misi kita adalah mendadani Livia sebagai cewe feminim. Gue gak mau waktu foto nanti hasil fotonya jelek. Btw ini baju baju yang udah gue beliin buat lo semuanya gratis kok tenang aja".kata Claura seraya memberikan kantong plastik bermerk 'forever 21' itu.
Livia hanya bisa terkesima melihat sahabatnya yang satu ini. Bisa membelikan beberapa baju yang memang harganya gak setara sama kehidupan Livia saat ini. Bahkan Livia hanya bisa berterimakasih kepada Claura tanpa bisa membalas kebaikan sahabatnya itu.
"Lo baik banget sih.. ini tuh mahal banget. Gue beruntung punya sahabat kaya lo bertiga guys. Eh tapi tunggu!".omongan Livia langsung membuat senyuman yang telah dibuat oleh Katya, Thalia, dan Claura pun memudar.
"Apaan lagi?".desah Katya kali ini.
"Kenapa bajunya feminim semua..?!".kata Livia terkejut begitu melihat baju bajunya yang dibeli oleh Claura.
"Aduh lo tuh bawel banget sih. Nah sekarang mending lo duduk diem deh, guys let's go".Claura segera memberikan kode kepada Thalia dan Katya. Seakan mengerti, keduanya pun langsung mengikuti gerak gerik Claura.
Ya mereka mulai mendadani Livia. Mereka mendadani dimulai dari bedak, eye shadow sampai eye liner. Kini hanya beberapa menit saja wajah Livia sudah dipenuhi oleh make-up.
Sejak tadi Livia sering sekali menjauhi alat alat itu dari tangan ketiga sahabatnya itu. Namun usahanya sia sia karena tiga lawan satu tetap saja dia yang bakal kalah. Dan akhirnya Livia pun terpaksa mengalah untuk dipoles wajahnya oleh sahabat sahabatnya.
Setelah selesai memakai make-up, Claura Katya dan Thalia menyuruh Livia mencoba semua pakaian yang dibeli Claura untuk dipilih mana yang bagus untuk ootd.
Setelah penelitian selesai, (cieelahh bahasa nya hahaha) mereka bersepakat untuk memilih baju yang akan dipakai Livia. Ya baju terusan lutut tanpa lengan bewarna merah itu. Saat dipakai oleh Livia, mereka bertiga sempat cengo melihat penampilannya. Bagaimana tidak, Livia begitu cantik dan feminim memakai dress ini.
Alhasil mereka semua pun segera bersiap siap begitu pemilihan baju selesai. Claura yang tahu menahu tentang sesi foto yang bagus buat ootd langsung memilih ke tempat pelabuhan tanjung periok. Dimana disitu juga terdapat gudang truk yang sangat bagus jika dipakai untuk foto.
Claura juga memanggil seorang photographer handalan untuk memotret mereka. Setelah sampai di pelabuhan, keempatnya langsung mengambil tempat untuk berfoto karena seorang photographernya telah duluan sampai di lokasi.
Hanya beberapa jam saja mereka berfoto. Setelah sesi foto selesai, Katya tiba tiba mengajak mereka semua untuk pergi ke sekolah. Karena saat ini di sekolah sedang ada perbaikan panggung untuk vocal solo, band dan dance.
"Ih ngapain deh kesana? Tiap hari juga kita ngelihaat sekolah terus tau".ucap Thalia.
"Iya deh. Besok kan kita masih bisa sekolah, seharusnya hari ini kita sekolah tapi lo ngajakkin kita semua bolos. Gile emang".tunjuk Livia ke arah Claura. Yang ditunjuk malah nyengir.
"Yaelah bolosnya kan sehari doang. Ini juga demi foto".gerutu Claura.
"Udah udah gausah pada berantem. Jadi gimana ke sekolah atau enggak?".seru Katya menenangi mereka semua.
"Gak!".jawab Thalia dan Claura serentak tanpa Livia.
"Lo vi?".pandangan Katya beralih ke Livia.
"Ehehe bukannya gue pilih kasih, tapi gue juga gak mau sih. Lagian wajah gue belum bersih dari noda menjijikan itu".kata Livia seraya membayangkan make-up yang dipakainya.
"Huh.. yaudah kita pulang. Yuk guys cabs".kata Katya mengajak mereka semua.
*
DAVIN POV
Jelek deh hasil foto gue. Gimana enggak gue sendiri aja gak pinter pinter amat makai gaya. Lo bayangin coba hasil foto gue, kepala gue gak ngelihat ke kamera. Pakaian gue kemeja kotak kotak merah dan jas di punggung gue.
Oke mungkin bagi lo gue masih terlihat keren pakai pakaian seperti itu dengan wajah sama sekali gak ngelihat ke kamera. Emang ye foto jaman sekarang tuh pada gak nganggap ke kamera. Ah tapi bodo amat emang gue pikirin. Gak kan? Okey.
"Ka Davinn..".panggil adik gue Neisya.
"Iya sya".sahut gue lalu pergi ke kamar Neisya.
Gila ya kamar Neisya tuh diujung kamar gue, bisa juga suara Neisya nyampe di kamar gue. Oke mungkin gue gausah ragu karena Neisya hobi teriak teriak.
"Ada apaan sya?".kata gue begitu sampai di kamarnya. Gue langsung duduk di atas tempat tidur Neisya yang imut banget. Cocok buat umurnya yang baru menginjak 7th.
"Neisya mau jalan jalan ka".pinta Neisya. Kini aktivitasnya yang tadi sedang melukis terhenti dan melihat ke arah gue.
Neisya itu cantik banget deh. Gimana ya kalau misalkan waktu besar nanti Neisya gimana wajahnya. Kecil aja udah cantik apalagi pas gedenya. Gue sebagai kakanya aja gak nyangka bisa punya adik secantik Neisya.
"Kakak capek sya, kan kamu tau kakak baru aja pulang".
"Tapi Neisya mau jalan jalan..".rintih Neisya. Kali ini tangannya telah menarik narik tangan gue.
"Mck besok aja deh ya sya. Kakak janji bakal bawa kamu jalan jalan seharian. Mau gak?".gue.
"Mau mau!!!".Neisya langsung loncat loncat kesenangan dengar omongan gue. Beruntung banget bisa punya adik kaya Neisya.
Pengen deh punya cewe kaya Neisya. Lucu, ada lesung pipitnya, putih, mungil dan baik hatinya.
Eh?
*
Hahaha hayoo gimana karakter Davin bagi kalian? Ganteng? Baik? Atau gimana? Hahahaha.. bisa bayangin kan gimana wujud Davin?
Silahkan vote dan comments ya karena sangat berarti bagiku thankyou!
^^

KAMU SEDANG MEMBACA
LIVIA ✔
Roman pour AdolescentsDi hari pertama MOS, Livia harus dihadapi dengan berbagai macam peraturan yang mempertemukannya kepada seorang laki laki yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Davin. Laki laki popular yang diidam idamkan para kaum wanita itu berhasil menggemparkan...