Prinsip cewek : Kalo ada yg ribet, kenapa harus yg mudah. Contoh nya?
***
***
Grizzly berjalan di koridor, di temani gadis dengan rambut sebahu itu. Sedari tadi Grizzly tertawa mendengar gurauan yg di berikan teman baru nya itu. Bagaimana tidak, teman baru Grizzly bernama Alice, gadis yg sangat hyperaktif juga. Sebenar nya beda satu tahun, Alice adalah adik kelas Grizzly.
"Benarkah? Sejorok itukah kakak mu?" Tanya Grizzly sambil terkekeh ketika mendengar Alice yg bercerita tentang kakak nya dengan panuh nafsu menceritakan kejelekan sikap kakak nya.
"Iya, sampe sampe saking pinternya dia pernah nanya ke aku. Alice, kalo sabun jatuh di tai, tai nya yg bersih apa sabun nya yg kotor"
"Hahah" tawa Grizzly pecah, tak kencang sih tawa nya. Lucu saja ketika mendengar kakak Alice bertanya sesuatu yg sangat sangat DUARRR pertanyaannya.
BRUK
Grizzly menabrak bahu seseorang, karna tertawa hingga dia tak melihat jalan. Saat melihat siapa yg di tabrak, Grizzly mematung. Pria itu.....
Pria yg di tabrak langsung pergi meninggal kan mereka, sambil memegang bahunya.
Grizzly yg bingung ingin bertanya pada Alice, namun lebih dulu Alice berkata "Aku ada urusan ya kak" Ijin Alice membuat Grizzly memandang bingung Alice yg berlari ke arah dimana pria itu pergi.
"Apa mereka pacaran?"
***
"RAKA"
Semua menghampiri Raka yg datang dan langsung pingsan tepat setelah memasuki warung Babeh.
"Ini anak kenapa? Ya Allah alamat tangan ilang satu kalo Papi Arkan tau" Panik Justin, dengan cepat menggotong Raka ke tempat yg lebih luas.
"Dia pasti abis kesentuh" Gumam Tomi, namun dapat di dengar ke tiga teman nya. "Siapa lagi yg nyentuh ni anak" Justin serasa frustasi seperti nya. Masalah nya, jika menelpon Papi Arkan, tubuh mereka salah satu akan hilang, jika tidak pun, mereka tak tahu bagaimana mengobati Raka.
"TELPON MAMI NARA!"
"GOOD QUESTION"
Langsung saja Romi menelpon Mami Nara, Mami nya Raka. Hanya Romi yg memiliki Nomor telpon nya Mami Nara, karna Papi Arkan mengijinkan mereka hanya salah satu yg memiliki nomor telpon Mami Nara, itu jika ada hal gawat tentang Raka. Seperti sekarang.
"Halo Mami Nara"
"....."
"Arkan pingsan Mi, kaya nya abis kesentuh"
"....."
"Iya Mi, kita bawa ke rumah sakit"
TUT
Sambungan terputus, Romi dengan segera memberitahukan apa yg di perintahkan oleh Mami Nara.
"Kata Mami Nara, bawa Raka ke rumah sakit. Nanti Mami Nara nyusul"
Semua nya mengangguk, kemudian menggotong Raka ke mobil milik Tomi. Semua pun ikut, hanya Romi dan Justin yg menggunakan motor milik mereka.
At Hospital....
"Dimana Raka?" Wanita yg kira kira berusia hampir 40 tahunan itu menghampiri beberapa laki laki yg ada di luar ruangan rumah sakit. Wajah panik nampak ketara di wajah mereka.
Sempat terdengar helaan nafas dari mereka, terdengar lega. Lega karna Papi Arkan tak datang menjenguk anak emas nya itu. Bisa bisa, nanti orang tua mereka bertanya dimana anggota tubuh mereka ketika sudah pulang dari rumah sakit.
"Maaf Mi, kita gk bisa jaga Raka lagi" Cicit Romi menunduk, tak enak dengan Mami Nara yg sudah memberi amanat untuk menjaga Raka, dari sentuhan orang lain.
Mami Nara tersenyum maklum, kemudian berkata "Gk usah merasa bersalah, kalian juga pasti punya urusan masing masing"
Romi, Tomi, Justin, dan Gino tersenyum, merasa lega ternyata Mami Ketua nya ini baik hati seperti Ibu peri, tidak seperti Papi ketua nya itu.
"Jangan senyum dengan istri saya!"
DEG
Semua menelan saliva mereka kasar, menutup mata dan berkata dalam hati 'Ini adalah akhir dari hidup mereka'.
"Nara, jangan dekat dengan jantan itu" Nara langsung menjauh dari teman teman anak nya, dan memilih untuk duduk di kursi yg di sediakan.
Langkah kaki Arkan melewati mereka membuat semua nya menahan nafas. Aura nya itu menggetarkan jiwa dan raga bagi masing masing manusia yg merasakannya.
"Mata kalian jaminan jika anak saya tidak bangun"
Nafas ke empat pria itu tercekat mendengar ancaman Papi Arkan. Namun belum juga bernafas, Papi Arkan melanjutkan ucapannya "Kaki kalian jaminannya jika tersenyum dengan istri saya!"
Semua nya mengangguk cepat, rasa atmosfer bumi begitu panas dan menakutkan. Itulah aura Arkan.
"Mamiii"
Semua menoleh ke arah gadis yg baru datang dan menghampiri mereka. Nafas tersengal sengal sehabis lari dari lantai 1 ke 3, sepertinya lari seperti itu akan membuat berat badannya berkurang.
"BERISIK" Desis Papi Arkan. Ya ampun, Arkan tak memandang dia perempuan atau laki laki, gadis atau pria, single atau jomblo, normal atau belok, rawa rawa atau tongkat.
"Kenapa Dek?" Tanya Justin pada adik nya yg tiba tiba datang itu. "Ka Raka mana? Dia pingsan? Tadi temen Alice gk sengaja nabrak ka Raka saat di koridor" Ucap Alice membuat semua nya mengangguk paham.
'Mati dah tuh cewek' batin semua nya takut. Takut karna ada papi Arkan,papi Arkan akan merespon seperti.....
"Siapa gadis itu?"
***
Terima kasih sudah baca cerita saya, jangan lupa....
•VOTE
•COMENT❤FLLW IG: @HNNII4_
•Sudah tau apa yg terjadi dengan Raka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Grizzly
Jugendliteratur"Gue udah punya anak Rak!" -Andreagrizzly Aurora. Ucapan itu di balas dengan sikap.. Dingin Sangat Dingin Namun, bukan tanpa hal pria itu dingin. Hingga tak tersentuh. Pria itu takut di sentuh. Dan sentuhan itu, akan menjadi malapeta...