014|Sunyi & Chemistry

4.3K 317 28
                                    

Yg berhasil berdiri setelah di terjang badai, tak akan takut di gertak petir.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

   "Masih punya malu lo dateng ke sini?" Cibiran hangat keluar dari mulut Fano. Orang orang yg ada di ruangan itu menghela nafas nya, pertengkaran keduanya setelah 3 tahun berlalu sudah tak terkendali lagi. Sama sama tak ada yg mau minta maaf satu sama lain.

   Pria itu hanya menghela nafas nya kasar, berdiri di depan Fano dan berkata "Kapan lo percaya kalau gue di jebak Fan" Lirih pria itu.

   "Heh, mana ada si orang bohong ngaku Gar" Sinis Fano. Ya, pria itu Gara. Pria yg saat ini baru kembali setelah 3 tahun yg lalu pria itu menghilang. "Terus, kalo lo balik ke Indonesia cuma pengen ngejelasin kalo gue salah paham, maaf, gue gk peduli!" Setelah mengucapkan itu, Fano langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut

   Hingga mobil nya sampai di halaman rumah nya, Fano berjalan gontai ke arah kamar nya. Membuka pintu kamar tersebut, mengambil alkohol yg telah di sediakan khusus di kamar nya.

   "Hahaha haha" Tawa itu berubah menjadi tawa pedih, tawa di mana orang tak akan tau betapa pedih nya kisah Fano sekarang. "BANGSAT!"

   Prang

   Fano melempar botol Alkohol itu hingga hancur lebur menjadi rempahan kaca kecil. "Hiks hiks"

   Fano menangis? Ya.

   Fano lemah? Ya

   Fano bukan orang ceria yg orang lain lihat setiap hari.

   Fano adalah manusia terlemah jika dia sendirian.

   Fano manusia yg tak bisa menghentikan tangis nya di saat kesunyian mendukung nya untuk menangis.

   Fano hanya berkedok wajah senyum ceria nya, pria itu tak bisa  menjelas kan mengapa diri nya bisa sesedih sekarang.

   PRANG

   PRANG

   PRANG

   3 botol Alkohol di leparkan nya hingga pecah, bukan yg botol kosong, tapi yg masih ada alkohol nya.
  
   "AYAH"

   Gino yg melihat Ayah nya yg sudah berantakan itu dengan cepat memeluk sang Ayah, memberikan kehangatan juga uluran tangan untuk Ayah nya.

   Gino memang dingin, karna kejadian 3 tahun lalu yg membuat nya menjadi pria dingin. Melihat Ayah nya yg di tinggal sang Bunda membuat pria itu lebih sering mabuk atau pun bengong saat di rumah.

   "Masih ada Gino Yah di samping Ayah"

***

   "Gue gk bisa maksa anak gue buat nerima perjodohan itu. Kenapa lo malah maksa maksa si Yon" Kekesalan Arkan di ujung tanduk, ketika Dion 1 jam yg lalu memaksa diri nya untuk menerima perjodohan itu.

   Dion memasang wajah memelas nya "Lo gk kasihan sama gue?"

   Sebagai jawabannya, Arkan menggeleng membuat Dion menunduk lesu "Gue udah pernah bilang, jangan adopsi anak gk tau diri itu"

   Dion semakin menunduk, sebenar nya bukan Dion yg mau, tapi Aya yg keukeh untuk mengadopsi anak perempuan.

   Setelah mengetahui jika Aya tak bisa lagi mengandung anak setelah rahim nya di angkat, di situ Aya menginginkan anak perempuan. Dion yg tak bisa menolak permintaan Aya kemudian menyetujui nya untuk mengadopsi anak berusia 14 tahun yg tak lain adalah Alice.

   "Kan, tolong gue. Kalau gue gk bisa buat perjodohan antara Raka sama Alice, Aya bakal gugat cerai gue" Dion yg tak menyerah itu kemudian berlutut di hadapan Arkan, berharap Arkan akan luluh jika diri nya seperti itu. Tak berdaya.

   "Ada gadis yg buat anak gue gk sakit kalau di sentuh, itu adalah takdir Tuhan, benang merah yg di buat Tuhan, dan gadis itu bukan Alice tentu nya"

***

Terima kasih sudah baca cerita saya, jangan lupa...

•VOTE
•COMENT❤

FLLW IG: @HNNII4_
 
•Maaf part ini sedikit

GrizzlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang