024|Kecewa

4.3K 299 43
                                    

Kalian sudah di beri 2 mata untuk melihat, tapi kenapa masih menilai orang melalui pendengaran?

***


***

   "Gino"

   Panggilan lirih itu membuat pria dengan tubuh tinggi itu langsung menoleh ke pria yg berusia hampir 40 tahunan itu. Gino, menatap snag ayah dengan pandnagan datar nya, hingga akhir nya kaki nya melangkah melanjutkan perjalanannya tanpa mau berhenti dan menghampiri sang Ayah. "Gino, dengar Ayah dulu!" Panggil Fano dengan suara bariton nya. Lalu mata pria itu menatap ke arah seorang gadis kecil yg tengah tertidur di pangkuannya.

   Hingga gadis kecil itu seperti merasa terganggu, dan hampir membuka matanya, namun dengan cepat Fano menepuk pelan pantat gadis kecil itu hingga mata gadis itu terpejam lagi.

   "Anak itu memang, sifat nya sama seperti ibu nya" Umpat Fano, pria itu mengusap rambut tipis Kila, membuat Kila semakin nyenyak dalam tidur nya.

   Sekitar 10 menit Fano duduk, hingga akhir nya suara langkah kaki menyadarkan Fano dan melihat milik siapa langkah kaki itu.

   "Mau kemana kamu?" Tanya Fano menatap Gino yg sudah rapih, dengan jaket denim nya, seperti nya Gini malam ini tak akan ada di rumah. "Urus saja anakmu itu, jangan urusi urusan orang lain!" Setelah mengucapkan itu, Gino langsung keluar dari Mansion, dan pergi dnegan hilangnya suara motor milik Gino.

   "Sial" umpat Fano, mata nya menelisik setiap ruangan Mansionnya, kemudian menatap Foto yg terpajang di dinding. Fano, Fani, dan Gino kecil. Namun mata Fano mengarah ke satu titik, seornag wanita yg berdiri di sampingnya saat dirinya foto. "Bitch"

***

   "Udah No, gue juga sempat kaget pas liat kejadiannya, tapi kita butuh penjelasan yg nyata bukan?"

   "Itu udah nyata banget Mi, emang dasar nya tuh cewek nya aja yg Bitch" Ucapan pedas Justin keluar, ketika Tomi yg sibuk untuk meredamkan kemarahan Gino, malah Justin semakin memanaskan suasana saja.

   Tomi menepuk pundak Justin, kemudian menatap Justin nyalang lalu berkata "Urusin aja orang tua lo yg mau cerai" Cibir Tomi membuat Justin menatap Tomi sinis. "Ngapa pada gini si, lo diem aja Tin, lo juga Mi, gk usah bales ucapan itu curut. Sekarang kita selesain masalah ini aja...."

   "....Kalau masih terpaku sama kejadian sebelum nya, tolonglah fikir dewasa dulu. Kalian ini udah langsung nyimpulin aja kejadian. Kenapa gk nanya langsung ke Ayah Fano? Atau ke Izi? Sahabat Ayah Fano? Merek atau bukan masalalu nya Ayah Fano?" Romi berucap panjang lebar, ntah kenapa, jiwa jiwa ustadz nya keluar. Pria itu tau kapan serius, dan yg mana  di seriusin.

   "Males" 1 kata keluar dari mulut Gino, mungkin pria itu sudah terlalu malas mebgurusi kejadian hari ini.

   Romi menghela nafas nya, di ikuti Raka yg juga mengetukan jari nya ke meja "Gk ada gerak nya banget sih" Kesal Romi, langsung saja pria itu pergi meninggalkan ke 4 sahabatnya.

   "Lah, tadi dia sok dewasa, ngapa jadi ngambek gk jelas?"

***

   Suasana yg awal nya malam kini berubah menjadi pagi, sinar ultraviolet yg menembus gorden kamar milik pria yg tengah memeluk gadis kecil, kini pria itu terbangun.

   Mata nya menatap gadis kecil yg tidur dengan polos nya, menyentuh setiap inci wajah gadis kecil itu "Mungkin hanya perasaan ku, tapi wajah nya seperti Fani" Gumam Fano. Namun tak lama, pria itu langsung pergi ke kamar mandi, melakukan ritual pagi nya membersihkan diri.

   Setelah beberapa menit mandi, Gini keluar dengan menggunakan boxer nya, namun saat matanya menelisik ke arah kasur kingsize, tak ada makhluk hidup yg sedang tidur tadi. "Dimana Kila?" Tanya Fano mulai panik, dengan cepat Fano mencari di mana keberadaan Kila. Mansion Fano bukan termasuk hanya ada 5 ruangan saja. Sultan, bebas!

   "KILAAA" Panggil Fano mencaru keberadaan Kila, langkah nya berjalan ke arah ruang tamu, namun nihil, tak ada gadis kecil itu. Hingga suara teriakan anak kecil, membuat spontan Fano mencari asal suara nya.

    "AAAAAAA"

    Langsung saja Fani berlari keluar Mansion, di jalanan sana, Kila tergeletak dengan darah banyak yg mengalir di kening gadis kecil itu. Dan terlihat sebuah motor hitam yg Fano kenali, motor milik Gino yg terparkir tepat di samping tubuh gadis kecil itu.

   Fano pun dapat melihat ada Gino yg tengah mencoba membangunkan Kila, namun nihil, gadis itu tetap juga tak bangun.

   Berbagai spekulasi hinggap di otak Fano, hingga Fano berfikir jika Gino telah menabrak Kila.

   BUGH

   BUGH

   Gino terjengkal ke belakang ketika sebuah pukulan mendarat ke pipinya, membuat Gino spontan menajdi oleng dan terjatuh.

   Gink menatap sang Ayah bingung, kenapa Ayah nya memukul dirinya?

   "AYAH TAU KAMU MARAH SAMA AYAH! TAPI JANGAN MELAMPIASKANNYA PADA ANAK INI GINO!"

   Gino menatap tak percaya Ayah nya, kenapa dengan dirinya, mengapa Gino di salahkan. "A-Ayah kenapa?!" Tanya Gino tak mengerti, pria itu bangun dari jatuh nya tadi.

   "KAMU MENABRAK ANAK INI GINO?!"

   "GINO GK NABRAK DIA AYAH!" Gino pun mengeluarkan suara baritone nya juga.

   "Ayah kecewa, Ayah tak mengajarkan kamu untuk membunuh orang No"

***

Terima kasih sudah baca  cerita saya, jangan lupa.....

•VOTE
•COMENT❤

FLLW IG: @HNNII4_

•Maaf ya aku kemarin malam gk jadi up, ada kendala. Hehe.

  
  

GrizzlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang