Semoga kita bisa bercanda dengan repotnya urusan kita.
***
***
"Mau kemana?"
Grizzly berhenti di tangga ke 2 ruang tamu, gadis itu mencari siapa yang memanggilnya, takut takut jika yg memanggilnya itu tak berwujud seperti udara.
"Belakang"
Grizzly langsung berbalik ke belakang, tersenyum tak berdosa menatap Raka yang ternyata menatap Grizzly datar. Dengan langkah nya, Grizzly menghampiri Raka yang ada di tangga paling atas. "Mau ke Om Fano" Jawab Grizzly dengan suara pelannya.
Untuk informasi, Grizzly sudah memberitahukan kejadian yang sebenarnya. Siapa Kila, siapa Fano, apa hubungan Grizzly dengan Fano, semua Grizzly jelaskan dengan sedetail detailnya. Entah apa yang merasuki Grizzly, hingga gadis itu merasa jika Raka salah paham, dan marah padanya seperti ada yang sakit?
"Ngapain?" Tanya Raka lagi. Pria itu seperti nya menjadi Justin ke dua, karna nanti jika Raka menjadi biang kepo, Tomi dan Romi akan tergantikan.
Grizzly berdehem, menatap kakinya yg di alaskan oleh sendal swallow miliknya dan tanpa menatap mata Raka "Ada urusan?"
"Penting?"
Lagi lagi Raka seperti sangat kepo, dia menjadi lebih suka mengurusi hidup orang, tidak, hanya Grizzly saja.
"Mm.... Ya iya si" Jawab Grizzly, jijur gadis itu gugup di tatap seperti itu oleh pria yg ada di hadapannya, apalagi dengan aura yang sama seperti Arkan.
Raka menghela nafasnya, pria itu memasukan telapak tangannya ke saku celana nya "Gk usah macem macem"
Gk usah macem macem? Memang Grizzly akan macem macem gimana sih? Macem macem bahasa mana sih?
Grizzly mengernyit bingung, hingga akbirnya Raka meninggalkan gadis itu sendiri di anak tangga paling pertama.
"Yahh kan harus turun lagi, tadi kan tinggal 2 tangga lagi"
***
"Kami akan memeriksa DNA Kila, benar atau tidak kalau dia anak Gara"
Grizzly mengangguk paham, setelah tiga tahun ini, Grizzly tak pernah untuk mencari tahu Kila anak siapa.
"Emm Om, Gara siapa?" Tanya Grizzly membuat Fano terkekeh melihatnya, Fano baru ingt jika Grizzly sama sekali belum pernah bertemu dengan Gara. Atau pernah? Entah lah.
Fano berjalan ke arah brankar Kila, mengusap rambut Kila sayang, namun ada rasa benci juga. Benci? Kenapa? Ia sayang dengan Kila karna mungkin Kila anak Fani, tapi Fano tak menyukai karna bukan darah daging Fano sendiri.
"Kembaran Nara" Jawab Fano kemudian. Grizzly mengangguk mengerti, ini berita heboh, Grizzly baru mengetahui jika Mami Nara memiliki saudara kembar.
Hingga suara pintu terbuka, menampilkan pria dengan wajah dinginnya, nampak di tangannya membawa sebuah surat yg pria itu pegang. "Gino" Gumam Grizzly menatap Gino.
Gino menghampiri Grizzly tanpa mengatakan sepatah kata pun, kemudian memberikan kertas itu pada Grizzly membuat Grizzly bingung apa maksud nya.
"Apa ini?" Tnaya Grizzly menatap Gino penasaran dengan isi kertas itu.
"Buka" perintah Gino, Grizzly mengangguk kemudian membuka kertas itu. Awalnya raut wajahnya biasa saja, namun selanjutnya adalah raut wajah sedih lebih mendominasi.
"Aku di D.O dari sekolah?"
***
Justin menutup telinganya sambil bersandar di pojok kamar milik nya, pria itu menelungkupkan wajahnya di antar dua tangannya.
Suara rusuh dari lantai bawah membuatnya hanya bisa diam sambil menunduk, lalu tersenyum. Senyum penuh kesakitan, senyum penuh kepaksaan, senyum penuh kekecewaan, senyum penuh keputus asaan.
"ARGH" Teriak Justin.
Sedari tadi telinganya tak berhentinya mendengar suara pertengkaran orang tuanya, masalah nya amsih sama. Aice yg ingin di jodohkan dengan Raka.
Mama nya sangat menyayangi Alice, hingga lupa jika Mama nya dapat melepaskan keluarga yang sangat mencintainya itu.
Bahkan Justin mengutuk Alice yang dengan tidak tahu dirinya malah membuat keluarga nya sekarang hancur.
Percayalah, meski Justin anak kandung Mama nya, namun Mama nya lebih menyukai Alice di banding dirinya. Kenapa? Karna Mama nya lebih menyukai anak perempuan, sebab katanya anak perempuan itu lebih mengerti gaya wanita, dan nyambung di ajak bicara jika menyangkut perihal shoping.
Hingga akhirnya Justin keluar kamarnya, menghampiri kedua orang tuanya yang tengah bertengkar adu mulut itu.
"Talak Mama" Ucapan singkat itu membuat kedua orang tuanya menoleh ke arah Justin seketika.
"Berani kamu bilang seperti itu?!"
"Mama kan yang ancam Papa, kalau gak berhasil jodohin Alice sama Raka Mama bakal Cerain Mama?!" Tanya Justin lirih. Tak salah kan dengan ucapannya itu?
"Apaan sih lo kak? Ikut campur aja. Gue tau lo cemburu karna gue lebih suka sama Raka kan?!"
Ingin rasanya Justin menampar mulut penuh dusta itu, rasa suka yg dulunya Justin banggakan, kini menajdi jijim yang paling mendominasi.
"Kamu suka sama Alice Justin?" Tanya Aya menatap Justin tajam, Justin hanya memutar bola matanya malas.
"Justin juga malas buat suka sama cewek berbisa kaya dia!"
PLAK
"JAGA UCAPAN KAMU!"
Apa yang lebih sakit dari berdarah? Terluka tanpa air mata juga lebih sakit.
"AYA!" Dion menatap Aya tajam, dirinya yang masih bisa mengontrol emosinya kini tak dapat di kendalikannya, sekarang dia harus melepaskan seseorang. Memang pada dasarnya, sebuah hubungan akan berakhir ketika ego mereka saling menguasai. Bagaimanapun kata Berpisah lebih baik dari apapun.
"Aku tahu jika Alice anak kandungmu karna hasil Alex bukan?"
***
Terima kasih sudah baca cerita saya, jangan lupa...
•VOTE
•COMENT❤•PUSING GK? SAMA AUTHOR JUGA😂
•BUAT YG LUPA ATAU GK TAU SIAPA ALEX, BISA BACA TERLEBIH DAHULU THE TRUTH (ARKAN) , BIAR KALIAN BISA KENALAN SAMA ALEX.
•Spam next buat lanjut😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Grizzly
Teen Fiction"Gue udah punya anak Rak!" -Andreagrizzly Aurora. Ucapan itu di balas dengan sikap.. Dingin Sangat Dingin Namun, bukan tanpa hal pria itu dingin. Hingga tak tersentuh. Pria itu takut di sentuh. Dan sentuhan itu, akan menjadi malapeta...