019|Chemistry

4.3K 306 14
                                    

Sekarang dia tidak kembali, tolong bantu untuk tidak mengingat nya lagi.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"KA KA, IZI KA!" Heboh Tomi, ketika mata nya menatap Grizzly di sebrang jalan. "Dia ngapain?" Tanya Tomi lagi, aneh ketika melihat Grizzly celingak celinguk.

"Lagi nyari pelanggan nya kali" Celetuk Justin namun di tatap heram oleh Romi dan Tomi. "Ini inik minti di limpir" Gumam Romi kesal, mata nya melirik Justin tajam.

Raka dan teman temannya yg berada di dalam mobil itu pun terus menatap ke arah Grizzly, tingkat kepenasaran mereka itu bagai tak dapat di bendung lagi.

Hingga ketika melihat Grizzly yg akan menyebrang namun tak melihat kanan kiri nya, gadis itu melangkah, dan tanpa sadar sebuah mobil tiba tiba...

BRUK

***

"Bukan nya itu Grizzly Kan"

Nara menunjuk seorang gadis yg tengah duduk di sofa mansion Arkan, di temani Raka yg tengah mengusap punggung gadis itu. "A-Arkan" Panggil Nara dengan nada tak percaya.m membiat Arkan menoleh ke arah sang istri dengan alis yg di angkat sebelah.

"Ra-Raka gk takut di sentuh!!" Heboh Nara tepat di telinga Arkan, membiat Arkan seketika menutup mata terkejut dengan suara menggelegar itu.

Nara menghampiri ke dua sejoli, tidak, sebenar nya ada Tomi, Romi, Justin dan Gino, tapi mereka cuma ngontrak aja.

Grizzly menatap ngeri Nara yg seperti anak kecil, di belakang nya Arkan menatap takut takut Nara jatuh jika berlari seperti itu.

"Sudah dapat pekerjaannya?" Arkan membuka suara nya, membuat Grizzly terdiam. Gadis itu tak berani untuk menatap Arkan, karna saat ini ia belum sama sekali mengganti uang Arkan, bahkan sepeser pun.

Arkan terkekeh sinis "Gk boleh gitu!" Omel Nara, membuat Arkan kembali ke wajah datar nya lagi.

"4 hari lagi. 50 juta"

Arkan kemudian duduk di samping sang istri, mata nya menatap ke arah Romi yg sangat serius menonton Tv, dengan tangan yg memegang wadah Popcorn juga diisi Popcorn nya juga.

"Rom, di liatin Papi Arkan tuh" bisik Tomi tepat di telinga Romi, membuat pria itu tersadar dan kemudian menatap tepat ke arah mata Arkan.

GLEK

"Mampus, cemilan yg ada di kulkas papi Arkan gue abisin" Romi mengumpat dalam hati nya. Mata nya menatap ke arah sepatu nya yg mahal itu, kemudian tawa tawa sendiri, percayalah, Romi saat ini tengah salah tingkah.

"Ngeri gue sama nih anak, tiba tiba diem, tiba tiba tawa. Kaya tawa nya cakep gitu, nyeremin begini. Liat nih bulu mata gue ke atas" Justin menunjukan bulu mata nya membuat Tomi menatap Justin kesal. "Bulu kuduk lu Tin, bulu mata lo kalo ngangkat lebih ngerian lo dari pada Romi!" Cibir Tomi membiat Justin tertawa.

"Kan, udah dibilang kan, nyeremin banget"

***

2 jam yg lalu, Grizzly sudah pulang dari Mansion Arkan dengan di antar oleh Reno. Beberapa pertanyaan banyak menyangkut di otak Nara yg sedari tadi ingin di keluar kan, seperti sekarang.

"Raka" Panggil Nara lembut, membuat Raka mentapa Mami nya bertanya. "Coba lihat tangan kamu" Perintah Nara, tanpa berkata lagi, Raka memberikan tangan itu dengan mengulurkan nya ke Nara.

Nara kemudian menyalami Raka, membuat pria itu seketika menarik tangannya lagi. "Shh.... Panas" Lirih Raka sambil mengibas kan tangannya itu, mencari udara untuk tangannya yg terasa panas.

Nara yg panik ingin memegang dan meniup tangan Raka kemudian berdalih karna pasti Raka akan semakin kesakitan.

Lalu kaki nya melangkah ke arah kamar Nara, mengambil kapsul yg di stok untuk Raka, jika tiba tiba pria itu tersentuh orang lain. "Makan ini" Nara memberikan sebuah kapsul, yg kapsul itu berisi sebuah darah.

2 menit hingga tangan Raka sudah tak merasa panas lagi. "Kenapa kamu begini lagi Ka" Tanya Nara lirih. Menatap sang anak penuh kasihan, Raka bukan anak seperti pada umum nya. Memang jarang melakukan pembunuhan seperti Papi nya, atau mungkin tidak. Karna suatu alasan Raka tak bisa membunuh. Lagi pula kan lebih baik seperti itu.

Arkan yg baru datang merasa bingung, melihat 2 orang yg di sayangi nya terlihat sangat panik itu. "Kenapa?" Tanya Arkan heran. Lalu langsung saja duduk di samping Nara.

"Tadi Raka baik baik aja kan kalau di sentuh? Kok sekarang dia sakit lagi si Kan?"

Arkan berdehem, kemudian menatap sang anak yg tengah merendam tangannya di air dingin.

"Menurut ku, Raka memiliki obat penawar nya"

***

Terima kasih sudha baca cerita saya, jangan lupa...

•VOTE
•COMENT❤

FLLW IG: @HNNII4_

•Maaf part ini sedikit, nanti malam aku bakal up lagi. Di tuggu ya:)

GrizzlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang