039|Benci

5.5K 360 168
                                    

Aku benci situasi dimana aku harus mengumbar tawa hanya untuk menutupi luka.

***

***

   "RAGA?"

***

   "A-Apa benar jika -apa aku bermimpi?"

   Nara nampak terkejut hingga dia bingung ingin mengucapkan apa. Ingin percaya tapi segala hal yang dia lihat tak dapat masuk di akal nya.

   Ini di luar ekspetasi.

   Alur nya membuat mereka pusing, merasa di putar putar dan akhir nya pelaku nya adalah orang yang tak mereka duga sebelum nya.

   "Semoga yang aku fikirkan tak akan sama dengan realita" batin Fano. Pria itu terdiam di belakang teman temannya yang melihat ke arah Gara bingung.

   Bruk

   Bruk

   Karna mereka terlarut dalam keheningan dan keterkejutan, mereka teradar ketika Gara berlari hingga menabrak orang yang menghalngi jarak pria itu.

   Fano pun ikut berlari mengejar Gara, bagai rumah sakit sendiri hingga mereka tak sadar jika kejadian itu dapat mengganggu kegiatan pasien lainnya. Tapi mana ada pasien memiliki kegiatan dini hari seperti ini?

   Saat di belokan lorong,  Fano jauh tertinggal dari Gara, dan juga Fano tak dapat menyeimbangkana larian hingga dia hampir menabrak tembok belokan koridor rumah sakit.

   Namun Fano harus memberhentikan lari nya ketika 4 orang pria berbaju hitam ada di depannya dengan menyodorkan pistol ke arah Fano.

   GLEK

   Lari mati, gak lari gak bakal tenang nanti malam kalau belum mengetahui keaslian nya.

   "Berhenti di sana!" Suara berat milik pria yang berhadapan langsung dengan Fano, wajah datar pria itu mengingatkan Fano dengan Arkan, tapi aura nya masih Arkan yang paling mencekam.

   Tanpa di duga dan di fikirkan pria berbaju hitam, ternyata Fano berbalik arah. Dia berlari ke tempat nya, yaitu di mana teman teman nya berkumpul saat ini.

   Saat sudah sampai, mereka menatap bingung Fano yang terlihat ngos ngosan seperti habis di kejar setan. "Kenapa lo?" Tanya Dion menatap heran Fano. "Gara mana?" Lagi lagi Dion tak cukup menanyakan 1 kali pertanyaan untuk Fano.

   Fano di buat kesal, harus nya kedatangannya ini di berikan minum, karna terlihat Fano lari terbirit birit seperti itu. Ini malah memberikan pertanyaan. Memang laknat.

   "Minum" Lirih Fano, langsung saja Gino memberikan Fano minuman milik nya.

   GLEK

   GLEK

   GLEK

   "Atlet lari kalah si sama babeh Fano"

   TUK

   "Bukan waktunya bercanda" Omel Reno pada anak nya karna tak mengenal situasi ketika akan bercanda.

   "Terus sekarang di mana Gara?"

***


   "Yang menantang dikit dong tantangannya, kaya mandang foto mantan 4 jam gitu" Tomi yang heboh ketika dia selalu menang dari tantangan yang di berukan oleh Justin dan juga Romi, membuat Tomi menjadi sombong seperti itu.

   "Jangan berisik ih" Grizzly di buat kesal. 1 kali peringatan dari Grizzly tak juga di dengar ileh 3 setan yang dari tadi berisik, sekarang karna geram akhir nya Grizzly mengomel pada mereka dengan luapan ucapan panas.

   "Tuh kan nyonya Raka nya marah, lo sih!" Bisik Tomi dengan menyikut pinggang Romi membuat Romi kesal dan menatap tajam Tomi. "Parah si Tom, Romi kan saudara kembar lo, kenapa kejam bang-

   "KOMPORRR" Cibir Tomi dengan memanyunkan bibir nya sambil berkata 'kompor'

   "Kejadian apa yang sebener nya? Apa maksud om Gara?" Gino bergumam namun gumaman nya dapat di dengar jelas oleh teman temannya.

   "Hm.... Menurut gue om Gara tuh gak mau di salahin? Makanya dia ngekambing hitamin om Alex"

   " bener juga sih" Tomi menganggukan kepala nya ketika mendengar alasan dari Justin.

   Cukup masuk akal juga sih.

   "Tapi kenapa Om Gara mengkambing hitam kan om Alex? Alasannya?"

   "Mungkin dia malu punya anak hasil di luar nikah, atau gak dia gak mau punya anak. Jadi tuh dia mau nya 'anu' doangan"

   Romi menyipitkan matanya dengan menatap ke arah Justin " Kata kata lo terlalu ambigu banget"

   "Emm... Emang bener yah, kalau ibu kandung Kila itu... Bunda Fani?"

   Gino terdiam ketiak Tomi berkata seperti itu, ada ratusan tusukan pisau yang menusuknya tepat di arah jantung. Sakit. Rasanya antara kecewa, marah, sedih? Semuanya sudah campur aduk rasanya.

   Romi menyikut Tomi, memandnag Tomi kesal "Jangan tanya kaya gitu, kasihan Gino" bisik Romi mengomeli saudara kembar nya itu.

   Tomi meringis tak enak pada Gino, pria itu menggaruk rambut nya yang tidak gatal dan berkata "Ma-maaf Gin. Gu-gue gak-

   "Gak apa apa" Jawab Gino cepat sebelum Tomi menyelesaikan kalimat nya terlebih dahulu.

   "Tapi kalau bukan om Gara Ayah nya Kila, apakah kita harus di  pudingkan kembali dengan alur nya?"

***

   "Sudah ketemu?"

   Hanya jawaban gelengan yang di terima Fano, jawaban yang dia inginkan tak tercapai juga membuat Fano merasa putis asa.

   Reno duduk di hadapan Fano, mereka hanya terhalang dengan meja kerja milik Fano. "Gara menghilang setelah kejadian kemarin, data nya gak terdaftar di Indonesia"

   Sebener nya apa yang terjadi si Ren? Kenapa otak gue gak nyerna semuanya?" Tanya Fano lirih. Tepukan pelan Fano dapat ketika Reno menepuk nya dengan pelan dan penuh akan penyemangat untuk Fano.

   "Bukan lo yang gak bisa nyerna, tapi lo gak terima apa yang lo tau kejadiannya"

   Fano mengangguk membenar kan, Fano terlalu munafik untuk tak ingin mencerna semua kejadiannya, pria itu terlalu tak menerima apa yang sudah terjadi.

   "Tapi....Kenapa sekarang gue benci dengan Kila, setelah tau kalau Ayah nya Gara?"

***

Terima kasih sudah baca cerita saya, jangan lupa...

•VOTE
•COMENT

  
  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GrizzlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang