[ 33 ]

4.4K 406 64
                                    

Benar-benar sibuk. Misha juga Anvar, menyiapkan acara makan malam di rumah sakit. Oh! Tentu saja, dengan ijin pihak rumah sakit yang begitu alot.

Terdapat sebuah ruangan yang memang tak digunakan. Dibersihkan, juga disterilisasi sebelumnya, mereka tak mau mengambil resiko untuk Rion. Dibantu juga yang lain, Vero sampai Nenek. Mumpung Rion masih di kamar bersama Aubee. Sengaja tidak dikasih tahu. Biar menjadi kejutan untuknya.

Misha sudah memasak hampir semua makanan kesukaan Rion. Tentunya, dengan gizi seimbang. Karena Rion bukan tipe selective eater, jadi apa saja mau dia makan.

Dihias seminimalis mungkin, juga dengan tatanan lilin dan bunga hias di meja. Sentuhan apik dari tangan Dian. Sedangkan para pria, mengangkati kursi yang mulai mereka jejer, sejajar dengan piring.

Di waktu yang sama, masih di bangsal.

"Keluar, yuk?"

"Mau ngapain? Tumben."

"Mama bikin acara dinner." Alis Rion menyatu. Acara? "Di sini, udah dibolehin, kok. Dokter Daniel ikut andil dalam minta ijin." Rion manggut-manggut, paham.

"Gue males jalan, dong."

"Pake kursi roda." Rion menggeleng.

"Gendong." Calm down, Aubee. Ikuti saja maunya Rion. Mumpung masih bisa diminta sama dijengkelin, sama Adiknya. Kadang, kalau sedang di kampus, Aubee suka tidak fokus, keinget Rion.

Digendonglah Rion ala bridal, astaga. Karena kalau piggyback tidak mungkin. Ada alat dibagian dada juga perut, nanti malah menekannya. Rion mengunci kedua tangannya di leher Abangnya itu, juga kepalanya dia sandarkan di dada Aubee. "Besok, kalau lo nikah. Pasti lo bakal lebih sering gendong istri lo, kayak gini, Bang."

"Apaan, sih. Kayak yang lo ngerti aja."

"Tahu, lah. Kan sering baca manga dengan genre marriage life." Aubee mengernyit, gagal paham.

"Sejak kapan, lo baca begituan?"

"Sejak gabut melanda."

"Gue bayangin, karakternya itu lo, Bang." Aubee semakin geleng-geleng kepala dengan apa yang Rion lakukan. "Selain gue pengin lihat lo pake jas dokter. Gue pengin lihat lo duduk di pelaminan sama istri lo, kelak."

"Yaelah, masih lama kali. Makanya lo harus sehat."

"Gue ngantuk."

"Ntar, ih, makan dulu."

Berjalan dari pintu lift, menuju ke area dinner. Di depan sebuah pintu Rion diturunkan. Aubee segera membukanya, perlahan menampilkan apa yang tersaji di dalamnya. Rion di sambut senyum cerah semua orang.

Menarik lengan Rion, Aubee membawa masuk, dan mendudukkannya di kursi. Masih merasa terharu, dengan semua ini.  "Ada acara spesial?"

Misha menggeleng, "Nggak, Mama, Papa, Abang emang sengaja. Biar kita bisa kumpul makan malem. Udah lama, kita nggak kayak gini, kan?"

"Biar kamu nggak stress disini." Sahut Anvar.

"Makasih." Mata Rion menyapu ke seluruh meja. Melihat satu-persatu manusia, yang nampak bahagia, mulai menyantap makanan di piringnya. Rion, tak ingin ini berakhir. Dirinya menjadi lebih egois dalam hal bersenang-senang.

"A'," Menurut, Vero menyuapkan salad ayam ke mulut Rion.

"Gue bisa makan sendiri." Rion merebut garpunya dari tangan Vero yang cekikikan. Sekarang, Rion nampak seperti bungsu sungguhan, dengan tampang gemasnya itu.

ORION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang